(46) This is a Fate Desultory

3.3K 403 17
                                    

        Bulan dengan setia menemani Xiumin yang duduk didepan jendela kamarnya sambil membaca novel romantis. Kakinya mengetuk-ngetuk pelan kelantai, ia memang tengah membaca tapi pikirannya melayang-layang entah kemana. Sesekali jam ditangannya dilirik sedikit untuk melihat jam yang terasa lambat. Saat jarum menunjuk pukul sebelas malam, Xiumin tak bisa menahan rasa penasaran yang membuat tubuhnya gelisah dan pikirannya yang terobang-ambing. Ditutup dengan kasar novel tebalnya sebelum ia lembar sembarangan kekasur dan pergi keluar dari kamar.

tok..tok..tok..

"Hayeon?" Xiumin menghela nafas saat tak ada balasan dari dalam kamar yang ia ketuk tersebut. Ia yakin sekali kalau Hayeon belum pulang sejak pagi dan itu membuat dirinya cukup 'khawatir'.

"Ah, mungkin dia sudah datang saat aku membaca novel dan sekarang pasti sedang terlelap tidur.." gumam Xiumin asal pada dirinya sendiri yang mondar-mandir di depan pintu kamar Hayeon.

"Astaga! Kenapa aku repot-repot memikirkan gadis gila itu?!" Seakan sadar apa yang dilakukannya, Xiumin langsung berlari memasuki kamar Jongin. Sejujurnya ia tak mengerti kenapa perasaannya sekalut itu mengenai Hayeon, padahal biasanya dia akan mengabikan gadis itu.

"Hyung, aku akan kerumah sakit, kau mau ikut tidak?" Jongin menyembulkan kepalanya dari balik pintu dengan wajah berpeluh dan panik. Otomatis Xiumin bertanya, "Siapa yang sakit?" Tanpa basa basi Jongin menjawab, "Hayeon noona!" Xiumin terlonjak kaget, matanya melotot dan sekali lompatan ia turun dari kasur dan menyambar coat cokelatnya yang tersampir kursi meja belajar Jongin.

"Aku ikut!" Jongin mengangguk dan saat mereka hendak memasuki lift Jongin berteriak meminta izin untuk pergi pada Luna yang baru keluar dari kamarnya.

"Noona kami akan menjenguk Hayeon noona, kau tetaplah disini dan jangan kemana-mana, aku akan menghubungi Baekhyun hyung untuk kembalu menemanimu disini!" Setelah itu pintu lift tertutup membawa dua pria tak sebaya itu turun ke basement tempat mobil Hayeon-yang dipakai Jongin kuliah- terparkir.

"Hayeon sakit apa?" Tanya Xiumin yang dihiraukan oleh Jongin. Mau tak mau dia terpaksa mengunci mulutnya dengan banyak pertanyaan yang gagal ia dapatkan jawabannya karena jika keadaan mendesak-apalagi tentang Hayeon- Jongin tak akan berbicara banyak padanya-xiumin-

Setelah dua puluh menit membelah kota Seoul menuju rumah sakit, Jongin dan Xiumin sampai dengan langkah terburu-burunya. "Jongin!" Suara Sehun yang keluar dari ruangan Hankyung mendominasi koridor dan membuat Jongin terhenti. "Oh, Sehun hyung!" Jongin memutar tubuhnya lalu berlari pada Sehun.

"Aku ingin melihat Hayeon noona!" Sehun mengangguk lalu berjalan mendahului mereka berdua sebagai penunjuk jalan untuk sampai kekamar Hayeon.

"Masuklah dan jangan ribut, Hayeon belum sadar sejak tadi siang.." Kalimat Sehun bagai menghantam dada Xiumin keras, pria yang mengekori Jongin untuk masuk itu merasa seperti ada beban lima ratus ton yang ditimpakan ke kepalanya, hal itu membuat kepalanya pening dan terasa ingin pecah saat maniknya menangkap objek Hayeon dengan bibir pucat dan jarum infus yang tertancap dikulit tangan kanannya yang mulus tanpa luka sedikitpun. "Tangannya memar, hyung.." gumam Jongin saat mencoba menyentuh bagian memar Hayeon di pergelangan tangannya dengan sangat pelan.

"Dia terluka saat melawan anak buah Baekho di Jeju, aku tak tahu itu sangat serius sampai dokter memberi tahu bahwa tangannya terkilir sebab Hayeon tak mengeluh apapun padaku."

Xiumin mengepal tangannya kuat, perasaan bersalah menempeli dadanya. Matanya menatap sendu gadis terkuat yang pernah ia kenal selama hidupnya, gadis yang biasa mengumpatnya, mengomelinya dan dikatainya gila itu kini terbaring lemas diatas ranjang tak berdaya. Fakta bahwa gadis itu belum sadarkan diri sejak tadi siang membuat Xiumin sesak bukan main.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang