(8) Seo Je Seok

3.8K 471 6
                                    

         "Kakak mau kemana pagi-pagi begini?". Tanya Rara saat aku baru saja turun dari tangga dengan pakaian rapi dan langkah yang terburu-buru.

"Ada urusan mendadak, kalian sarapanlah dengan cepat, paman Kim sudah menunggu kalian di luar".
Titahku lalu menghilang dari ruang makan. Aku membuka mobil pribadiku lalu melajukannya ke suatu tempat. Sebelum aku menuju kantor, kubelokkan stirku menuju suatu tempat.

Sesampainya aku di bangunan besar dengan desain simple namun terlihat mewah ini langsung ku tekan belnya. Salah satu pembantu membuka pintunya lalu mempersilahkan aku untuk masuk dan dia mengantarku sampai ke depan pintu kamar berwarna putih bersih, aku memegang ganggang pintu lalu membukanya perlahan, dari sini aku sudah bisa melihat seseorang yang tidur dengan damainya, dia tidur sangat rapi dan tenang. Aku masuk lalu berdiri memperhatikannya.

Tiba-tiba matanya terbuka dan menatapku sendu, dia tak bertenaga sama sekali dan kurasa dia benar sakit.

"Untuk apa kau kemari Luna? Ini hari pertamamu kerja, bukan?" Dia bersuara sangat pelan sampai aku hampir tak mendengarkannya.

"Aku khawatir padamu, tunggu sebentar biar aku ambilkan kompres". Aku menaruh tas selempangku di nakasnya lalu keluar mengambil baskom kecil berisi air hangat dengan handuk kecil yang akan kugunakan untuk mengompres luka di wajah Xiumin.

.

"Akh!" Ringisnya saat aku menyentuh luka pada sudut bibir dan pipinya dengan kompres ini.

"Tahanlah sedikit". Tuturku.

"Jadi kau tinggal sendirian disini?" Tanyaku padanya setelah aku selesai mengompres lukanya.

"Ya, orang tuaku bercerai dan menikah dengan pasangan mereka yang baru, ibuku di Jepang dan ayahku di Australia, karena aku benci perceraian jadi aku memutuskan untuk hidup sendirian di Seoul". Jelasnya padaku.

"Ah maaf, aku tidak bermaksud". Aku berujar tak enak karena telah mengungkit orang tua Xiumin. Ternyata dia juga sama sepertiku tapi bedanya kedua orang tuanya masih hidup.

"Ohya, darimana kau tau rumahku disini?" Tanyanya padaku.

"Ah, itu aku bertanya pada Dara". Jawabku.

"Kukira kau bertanya pada Baekh--

"Luna?" Kalimat Xiumin terpotong dengan panggilan yang menyerukan namaku, aku menoleh lalu berdiri dengan gugup, seseorang itu berjalan perlahan kearahku dan membuat aku takut, kumundurkan langkahku untuk menghindarinya tapi tiba-tiba langkah kakiku terhenti karena Xiumin bersuara, "Baekhyun kau menakutinya".

"Kenapa kau takut?" Setelah yang kukira Seo Je Seok itu menoleh ke Xiumin sumber suara, dia menatapku bingung.

Aku menggeleng pelan lalu mundur dan menabrak lemari pakaian Xiumin. CEO Byun memajukan langkahnya dan membuat aku reflek berteriak, "jangan mendekat!" Dengan nafas terengah aku menutup mataku dengan tangan.

"Hei kau ini aneh sekali sih".

Tunggu sebentar, nada bicara itu.

"Dia Baekhyun". Suara Xiumin membuatku langsung tegak dan menatapnya kaget, aku langsung membungkuk dan berulang kali meminta maaf padanya atas perlakuanku yang tidak sopan.

"Berhenti membungkuk dan meminta maaf seperti itu, jabatanmu itu lebih tinggi daripada aku, jangan seolah kau menganggap aku bosmu".

Aku langsung menegakkan badanku lagi dengan kaku, aku tersenyum kikuk lalu menatap Xiumin dengan tatapan 'aku harus melakukan apa sekarang?' Tapi Xiumin menggidikkan bahunya acuh.

"Jangan-jangan kau tahu sesuatu?" CEO Byun mulai menatapku penuh selidik. Tajam matanya hampir mengalahkan tajamnya mata pisau yang bersiap menusuk mataku. Ritme jantungku mulai tak beraturan. Ah, kenapa Xiumin tak bersuara sih?

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang