(55) Don't Believe

3.1K 367 6
                                    

       Melihat nama yang sangat familiar itu tertera di ponsel Adelaide membuat rasa penasaran Baekhyun semakin memuncak, logikanya berteriak untuk mengambil dan melihat ponsel itu, namun hatinya berkata jangan, karena itu salah satu hal yang tidak sopan. Bagaimanapun, ponsel itu milik Adel,  ia tak berhak meminjamnya tanpa persetujuan Adel.

Baekhyun menghela nafasnya berat lalu menggigit bibir bawahnya gelisah, batinnya bersuara. "Tenang Baekhyun, siapa tau Hankyung kenalan biasa Adel.."

"Adel bukanlah Luna..kau harus percaya itu Baekhyun.."

Ia sekuat tenaga meyakinkan bahwa pikirannya salah, Adel bahkan tak mengenal Luna. Bagaimana bisa ia berpikir bahwa Adel itu Luna.

"Maaf aku lama." Baekhyun tersentak kaget saat melihat Adel muncul dihadapanya dengan senyum termanis. Baekhyun berani bersumpah, demi Sandy si tupai yang hidup di Bikini Bottom. Adelaide sangat mirip dengan Luna, bahkan senyum dan suaranya persis tak ada beda.

Kali ini, bolehkah Baekhyun berharap bahwa sosok didepannya ini benar-benar Luna?

Baekhyun tak bisa menepis perasaannya, ia sangat merindukan gadis itu.

"Tuan Byun?" Adel melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajah Baekhyun yang tengah melamun dengan bodohnya. "Ah, maaf.."

Adel terkekeh pelan, "segitu miripnya aku dengan nona Luna, ya?" Baekhyun ikut terkekeh lalu menjawab, "ya..sangat mirip."

"Maafkan aku karena melihatku, kau jadi teringat dengan mantan istrimu itu.." Baekhyun tersenyum, "Tidak apa-apa."

"Walau kau bukan Luna sekalipun, setidaknya aku bisa melihat sosoknya.."

"Tuan Byun, makanannya sudah datang."

"Jangan panggil aku Tuan Byun, itu terdengar formal sekali. Sepertinya kita seumur, jadi Panggil Baekhyun saja."

"Apa tidak masalah? Bahkan kita baru kenal.."

Baekhyun mengangguk, "santai saja." mata Baekhyun masih enggan melepas tatapannya pada gerak gerik gadis yang sekarang sibuk dengan makanannya. "Bolehkah aku memanggilmu Luna?" Lirihan pelan Baekhyun membuat Adel yang baru saja menyuapkan makanannya kedalam mulut menonggak, "maaf? tadi Baekhyun berkata apa?" Tanya Adel setelah mengunyah dan menelan makanannya. Sedangkan Baekhyun hanya membalas dengan senyum manisnya.

"Tidak apa-apa, lupakan saja."

Mereka kembali tenggelam oleh gelombang kecanggungan dan keheningan beberapa menit sebelum Baekhyun menonggak dan mendapati setitik saus disudut bibir Adel.

"Oh, Adel, dibibirmu!" Adel melayangkan tatapan bingung. "Ada apa?" Baekhyun mengulurkan tisu kedepan Adel.

"Ini, disudut kanan bibirmu ada saus."

Adel melebarkan matanya lalu mengambil tisu yang Baekhyun beri. Dengan kekehan ia membersihkan saus itu dari bibirnya, "Terima kasih, hehe.."

Setelah menyelesaikan makannya, mereka saling berpamitan untuk pergi karena Baekhyun beralasan ada meeting jam satu nanti sedangkan sekarang sudah jam satu kurang lima belas menit. Adel meng-iya-kan dan terus berterima kasih karena berkat Baekhyun, dompetnya tidak hilang.

"Ohya!" Saat Baekhyun sudah membuka pintu mobilnya, ia sempatkan menoleh kepada Adel yang berdiri tak jauh dari sana untuk menunggu jemputan Kris.

"Sampai jumpa dilain waktu, nona Choi!" Setelah mengucap kalimatnya, Baekhyun buru-buru masuk kedalam mobil karena sejujurnya ia juga cukup canggung dengan kalimat itu. Didalam sana, ia tak langsung menjalankan mobilnya melainkan tersenyum seperti orang bodoh mengingat kekonyolannya barusan. Bahkan ia tak ingin menoleh untuk melihat respon Adel sangking malunya.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang