(47) The Moon and The Sea

3.1K 363 7
                                    

         Disinilah Baekhyun sekarang, berbaring disebelah Luna tepat diatas ranjang saling memunggungi satu sama lain. Gadis bermarga Choi itu sebenarnya tidak benar-benar tidur, ia hanya berpura-pura tidur. Ini semua adalah permintaan Baekhyun yang mengatakan bahwa ini adalah yang pertama dan terakhir untuk tidur satu ranjang dengan Luna sejak pernikahan mereka yang terpaksa.

Luna berkali-kali meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja dalam posisi seperti sekarang, tapi jantungnya yang terus berdegup tak karuan seakan memaksanya untuk jujur bahwa ia sangat gugup sekarang. Ia gugup hanya sekedar tidur bersebelahan dengan lelaki yang akan menjadi 'mantan' suaminya.

"Luna.." Badan Luna menegang ketika suara parau laki-laki dibelakang memanggilnya pelan. Tentu ia tak tuli untuk mendengar suara sepelan itu karena jarak mereka cukup dekat.

"Kau sudah tidur?" Pertanyaan retoris Baekhyun bahkan mampu membuat Luna susah payah mengatur nafasnya agar teratur layaknya orang yang tertidur tenang dalam mimpinya.

"Baiklah kau sudah tidur," Luna merasa kasur yang ditidurinya bergerak dan sekarang jantungnya terasa jatuh keperut ketika bibir hangat Baekhyun menyentuh pelipisnya.

"Maafkan aku selama ini mengabaikan perasaan tulusmu dan terima kasih telah mempercayakan hatimu padaku, aku harap kau cepat melupakan bagianku. Aku tak ingin kau terluka lebih dalam, selamat tidur.." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Baekhyun kembali pada posisi awalnya yang memunggungi punggung Luna.

Hati Luna menghangat, tangannya tergerak meremas ujung piyama tidur bergambar pandanya itu. "aku akan berusaha, Byun. Aku akan melupakanmu dengan cepat jika Tuhan mengizinkannya."

.

Matahari menyapa wajah Luna dengan kehangatan sinar paginya, gadis itu mengerjap dan membalikkan badan cepat. "Dia sudah pulang, ternyata.." Setelahnya Luna menarik ujung selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya yang dingin.

"Noona bangunlah." Jongin menepuk lengan Luna dari balik selimut dengan pelan, berharap gadis itu akan bangun.

"Ayo sarapan, setelah ini aku akan berangkat kuliah." Luna melotot, setelah itu ia terududuk cepat dikasur.

"Sejak kapan kau pulang?" Jongin terdiam sesaat sambil menerka-nerka. "Satu jam yang lalu, tepat saat Baekhyun hyung pulang."

"Kau bertemu dengannya?" Jongin mengangguk.

"Aku yang menyuruhnya untuk menemani noona karena aku dan Xiumin hyung menginap dirumah sakit." Luna seperti teringat sesuatu.

"Eh?! Bagaimana dengan Hayeon? Apa dia baik-baik saja?"

"Dia bahkan terlihat seperti orang sehat yang berpura-pura sakit. Sungguh, aku sampai tak percaya setelah pingsan hampir sembilan jam dia masih bisa berteriak dan melempar guling dengan wajah pucatnya."

"Wah, dia hebat sekali berarti."

"Aku juga berpikir seperti itu."

"Lalu, dimana Xiumin?"

"Dia masih disana menemani Hayeon noona, aku mengintip dan melihat Xiumin hyung tidur bersama Hayeon noona diranjang rawatnya. Berpelukan. Sangat romantis."

Entah apa alasan yang tepat untuk mengekspresikan perasaan Luna sekarang,  intinya dia tengah terasenyum sumringah mendengar kabar dari Jongin. Setidaknya, Xiumin sudah mulai membuka hatinya walau mungkin memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan perasaan itu seutuhnya.

.

Hayeon membuka matanya perlahan dan objek pertama yang ia dapatkan adalah wajah teduh Xiumin yang berada hanya beberapa senti dari wajahnya. Hidung mereka bahkan nyaris bersentuhan dan percayalah, deru nafas teratur Xiumin menerpa wajah bantal Hayeon. Gadis itu tersenyum tipis melihat betapa tenang wajah Xiumin saat tertidur. Tangan pria itu masih setia memeluk pinggang Hayeon dan fakta itu membuat pipi seorang Moon Hayeon yang tak pernah memerah sejak beberapa tahun yang lalu karena lelaki akhirnya kembali. Semburat berwarna merah tomat itu menghiasi pipinya.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang