"Noona." Suara berat yang sedikit serak dengan khasnya itu menyapa indera pendengaran Hayeon. Tubuh tegap dan aura maskulin milik sepupunya itu terasa di kulitnya. Dengan dongakan sedikit, Hayeon menatap Jongin seakan menyiratkan 'kenapa?'
Untuk sekarang mulutnya seperti malas sekali dibuka. Mungkin ini salah satu pengaruh dari turunnya mood Hayeon beberapa detik yang lalu."Mau sampai kapan kau bersembunyi di balik cangkang kerasmu itu?" Tanya Jongin yang dibalas gelengan pelan oleh Hayeon. Kaki Hayeon menekuk lalu membiarkan bokong yang terlapis celana jeans selutut itu menyentuh lembutnya pasir pantai. Dipeluk lembut lututnya sendiri sambil menatap ombak yang berlomba-lomba mendarat di pesisir pantai dengan indah. Mengacuhkan kedua orang yang bercengkrama manis disana.
"Lihat ini!" Perintah Jongin yang sudah mengambil tempat disebelah Hayeon sambil memegang seekor siput yang entah darimana ia dapatkan.
"Darimana kau mendapatkan siput itu? Disini kan lebih banyak keong." Tutur Hayeon acak mencoba mencairkan suasana hatinya yang kurang baik.
"Lupakan tentang dimana aku mendapatkan hewan ini. Yang jelas kau sama seperti hewan ini!"
"Aku?" Tanya Hayeon sambil menunjuk dirinya heran.
"Iya, lihatlah siput ini. Terus saja bersembunyi di dalam cangkang kerasnya. Berlagak seakan dia kuat dan tahan akan apapun yang menerjang padahal dia sangat lemah dan rapuh." Cerocos Jongin sambil menerawang bentuk siput yang ia pegang.
Hayeon masih setia mendengar sepupunya yang terus menyerocos tanpa berniat menyangkal.
"Jika aku injak cangkaknya siput ini pasti akan--
"Mati." Potong Hayeon dengan tatapan lurus kosongnya.
Hayeon merebut siput ditangan Jongin lalu menatapnya lamat-lamat seakan menjadi objek kesukaannya. "Untuknya, bersembunyi bukan tanpa alasan yang jelas. Cangkang ini tempatnya berlindung dan merasakan kebahagiaan tersendiri. Tanpa adanya cangkang ini, dia akan mati. Dia akan hancur dan otomatis kebahagiaannya akan hilang. Cangkang keras ini memberi dia kekuatan untuk hidup."
Jongin termangu mendengar penjelasan Hayeon yang terdengar seperti menggambarkan dirinya sendiri.
"Bayangkan jika siput ini tak memiliki cangkang. Dia akan kepanasan, dia tidak punya perlindungan diri, dia kehujanan bahkan bisa saja mati." Hayeon menoleh menyodorkan siput itu di tangan Jongin.
"Tapi noona jika kau masih teguh bertahan di balik sisi keras dirimu, Xiumin hyung tak akan pernah mengerti akan perasaanmu." Sangkal Jongin.
Hayeon tersenyum dengan tulus, disaat itulah terlihat betapa lembutnya Hayeon. Tidak seperti Hayeon yang terlihat tangguh dan kuat setiap harinya, "jika aku menunjukkan sisi lemahku, mengakui perasaan itu dan secara mengejutkan Xiumin berkata 'maafkan aku Heyeon, aku mencintai Luna, bukan kau' apa kau pikir aku akan baik-baik saja? Aku diam karena aku sudah tau bagaimana perasaannya. Aku bukan orang bodoh yang dengan mudah mengakui perasaanku didepannya dan membuat hatiku kesakitan sendiri."
"Selama aku masih bisa menahannya aku pasti akan baik-baik saja, Jongin." Sorot wajah Hayeon yang tadinya lembut berubah menjadi Hayeon yang tangguh dalam hitungan detik.
"Kau tak perlu mengkhawatirkan aku padahal tanpa kau sadari bahwa kau lebih tepat disebut mirip dengan siput itu, bukan aku." Setelah menyelesaikan kalimat sarkasmenya, Hayeon melenggang pergi meninggalkan Jongin yang tertegun.
"Dia tau perasaanku?" Gumam Jongin heran.
-xXx-
Je Seok yang dengan tidak tau dirinya meminjam tubuh Baekhyun masuk ke sebuah villa mewah di pelosok pulau Jeju. Pekarangan yang dipenuhi oleh bunga-bunga bermekaran menemani jalannya untuk sampai di pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]
FanficSiapa sangka Byun Baekhyun dengan ketampanan luar biasa yang membuat semua orang menatapnya sempurna memiliki sisi lain dalam dirinya? Menikah dengan Choi Luna karena rencana balas dendam jiwa lainnya yang tak bisa ia atasi. Rahasia masa lalu penyeb...