(52) Incident in Zürich International Airport

2.9K 366 25
                                    

        Pagi ini, Adelaide telah siap dengan pakaian casual dan tentu saja koper yang ada disebelahnya. Gadis itu tengah berdiri sambil melipat tangannya di depan dada menunggu seseorang yang akan berangkat bersamanya menuju bandara atau lebih tepatnya sampai ke Swiss. "Hei!" Adelaide mengangkat wajahnya yang tertunduk sebentar lalu menatap jengah pria yang entah sejak kapan menyender di badan mobilnya dengan kacamata hitam yang bertengger sempurna di hidung mancungnya. Tampan. Kata itu yang langsung terbesit ketika manik mata Adelaide menangkap tubuh proposional dengan rahang tegas dan wajah kebarat-baratan.

"Kakiku hampir patah," tuturnya dengan wajah kesal sambil menyeret kopernya menuruni tangga yang menghubungkan teras rumahnya dan pekarangan. "Butuh bantuan, Miss Adelaide?" Pria itu menghampiri Adelaide yang susah payah menyeret kopernya untuk turun dan segera merampas koper itu dengan senyum miringnya sedangkan Adelaide hanya memutar bola matanya jengah.

"Setidaknya bersikap baiklah padaku dua bulan kedepan di Swiss.." Adelaide yang baru saja menempatkan bokongnya di kursi penumpang sebelah kemudi melirik sekilas lalu menghembuskan nafasnya. "Kurang baik apa aku padamu, Kris?" Pria itu terkekeh lalu mengusap pucuk kepala Adelaide yang menekuk bibirnya kebawah.

"Oke, kau memang yang terbaik."

.
.
.

"Ah, rasanya sebentar sekali kau di Korea." Xiumin yang tengah menggendong anaknya memasang wajah seolah-olah memendam sedih begitu dalam sedangkan Hayeon disampingnya hanya menggeleng pelan melihat tingkah konyol suaminya.

Baekhyun menatap Xiumin dengan heran lalu terkekeh pelan, "uruslah perusahaan dengan baik dan jaga istri serta anakmu, hyung." Pria Byun itu tersenyum lembut lalu menepuk lengan Xiumin dua kali sebelum mengalihkan pandangannya pada Baekho dan Jun Won.

"Aku harap kau cepat melupakan Luna dan carilah gantinya disana, siapa tahu ada yang mengena di hatimu, Byun.." Kini Baekhyun memasang wajah muramnya ketika Jun Won menasehati, jujur saja ia tak senang dengan kalimat Jun Won.

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Baekho.

"Aku tidak akan mencari penggantinya sampai aku mati, jadi jangan banyak berharap." Jun Won tersenyum hangat lalu mengangguk paham. Sepertinya Luna benar-benar berharga untuk Baekhyun di waktu yang sangat terlambat ini. Baekho menepuk pundak putranya, "tersenyumlah, jika Luna takdirmu, dia akan kembali suatu saat." Baekhyun mengangguk lalu tersenyum ceriah. Wajahnya berbinar bagai tersinar oleh cahaya matahari.

"Tentu saja dia takdirku!" Kedua pria paruh baya didepannya hanya terkekeh.

"Jangan lupakan kami ya, paman!" Minri kecil melambaikan tangannya sambil berteriak ketika Baekhyun membungkuk lalu berbalik pergi, namun terhenti ketika suara imut itu sampai ketelinganya.

"Minri.." Baekhyun melangkah balik lalu mengambil Minri dari gendongan Xiumin. Gadis kecil itu berkaca-kaca, tangan kecilnya memeluk erat leher Baekhyun. "Minri sangat menyayangi paman.." suaranya bergetar membuat hati Xiumin dan Hayeon bergetar. Anaknya memang sangat dekat dengan Baekhyun, tentu saja ia sedih paman kesayangannya itu akan kembali dan menetap di Swiss tanpa ia ketahui kapan kembalinya.

"Paman juga sangat-sangat menyayangi Minri, Minri jangan nakal, ya? Jangan buat ayah dan bunda marah, Minri harus jadi anak yang cerdas agar ayah dan bunda bangga, kalau Minri sudah besar nanti, paman janji akan membawa Minri ke rumah paman di Swiss, Minri mau, 'kan?" Putri sulung Xiumin itu mengangguk antusias.

"Paman juga harus berjanji jika kembali, bawa bibi Luna juga, Minri sangat ingin bertemu bibi Luna.." Semua orang yang mendengarnya membeku, Baekhyun memang sering menceritakan hal-hal manis Luna kepada Minri dan gadis itu sangat penasaran.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang