(15) Bad Wife

3.7K 461 36
                                    

    "Kemana Luna? Kenapa tak menjawab telponku?" Tanya Xiumin pada dirinya sendiri sambil menggenggam ponsel dengan cemas.

"Apa dia sakit?" Tanya Xiumin lagi.

Xiumin yang baru saja menyelesaikan kerjaannya di kantor langsung beranjak pergi karena Luna terus menghantui otaknya. Biasanya jam segini Luna akan memberinya pesan dan mengoceh karena kebosanannya. Tapi kali ini tidak ada, ditelponpun ponselnya tak aktif. Saat melewati ruangan Baekhyun, Xiumin bisa melihat kekosongan di dalamnya.

"Kemana Baekhyun jam segini? Tidak seperti biasanya dia menghilang di jam-jam ini?" Gumam Xiumin.

.

Xiumin terkejut saat melihat sepatu lelaki berada di depan pintu apartement Luna. Di tekannya segera pin apartement Luna yang sudah ia hapal mati lalu masuk ke dalam. Sepi. Ia melewati ruang tamu, ruang bersantai, dapur dan sampai di depan kamar Luna.

"Luna kau didalam?" Tanya Xiumin dengan nada cemasnya.

"Akh! Sakit!" Teriakan Luna dari dalam sana membuat Xiumin membulatkan matanya kaget.

"Luna kau sakit apa!? Luna buka pintunya!" Xiumin  menggedor-gedor pintu kamar Luna. Namun tak ada balasan sama sekali.  Di tempelkan telinga Xiumin di pintu dan mendengar decitan kasur.

"Sial!" Mengerti apa yang sedang terjadi, Xiumin langsung mendobrak pintu kamar Luna.

Brak!

Mata Xiumin kembali melebar, jantungnya serasa berhenti dan badannya tiba-tiba membatu. Ia melihat sepasang suami-istri itu di dalam selimut. Tak usah tanyakan apa yang mereka lakukan, kalian pasti tahu itu.

Hatinya bercamuk, sakit. Sakit sekali. Terasa seperti nyawanya ingin melayang.

Tanpa pikir panjang Xiumin keluar dari kamar itu dan pergi dari apartement Luna. Di banting pintu mobilnya dengan kasar setelah itu memijat pelipisnya.

"Apa yang kau harapkan Xiumin! Dia itu milik orang lain!" Teriak Xiumin frustasi, dihantupkan kepalanya ke stir mobil berkali kali.

"Kau bodoh! Kau bodoh Xiumin!" Menangis. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk meluapkan kekesalannya. Marah? Tentu ia sangat marah, tapi siapa yang ingin ia salahkan disini? Posisinya sekarang terlalu rumit.

.

Keesokan harinya, tiba-tiba Luna tak enak badan, perutnya mual dan kepalanya pusing sekali. Sedari pagi ia tak bergerak dari tempat tidurnya. Badannya lemas sekali. Baekhyun tadi menghubunginya dan berkata ia dan Dara akan segera ke sana dan membawa Luna ke rumah sakit. Sekalian mengecek apa Luna hamil.

Sepasang kekasih itu akhirnya datang dan masuk ke kamar Luna. Disana Luna dengan lemasnya hanya tidur di balik selimut.

"Oppa, ayo bawa dia ke rumah sakit. Aku takut terjadi apa-apa padanya". Pinta Dara dengan tatapan cemasnya.

"Baiklah". Baekhyun menggendong Luna sampai di besement.

Sesampainya di rumah sakit, Luna tengah di periksa oleh dokter.

"Oppa, bagaimana kalau ternyata dia hamil?" Tanya Dara.

"Bukankah itu yang kita inginkan?" Tanya Baekhyun berbalik.

"Tapi bukankah berarti kau akan terus menjaganya dan bersamanya".

"Walau begitu, kau juga akan terus berada di sampingku. Ini semua juga karena ayah. Aku tak akan tega melakukan hal yang melukai hatimu jika bukan karena ayah".

"Tapi bukankah itu terlalu jahat untuk Luna? Kita jadi terlihat seperti memanfaatkannya, oppa".

"Tidak, dia telah mengerti".

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang