Perayaan Satu Bulanan

2.3K 224 16
                                    

"Kamu masih dimana?" Viny tengah berdiri di Parkiran dengan satu tangan menggenggam ponsel yang diletakan disamping telinganya. "Anak-anak udah nunggu."

"Iya sayang, aku udah masuk parkiran nih tunggu ya."

Viny mengangguk meskipun tau lawan bicaranya tidak akan melihatnya. Ia memutuskan panggilan itu lalu menyimpan ponselnya disaku jaket. Sepasang tangannya ia lipat didepan dada.

Hari ini tepat satu bulan Viny dan Shani resmi menjadi sepasang kekasih. Sebelumnya Shani memintanya untuk mengumpulkan semua member di tempat latihan agar bisa merayakan satu bulanannya. Sebenarnya ia tidak setuju jika harus mengumpulkan semua member tetapi mau bagaimana lagi? Shani sudah memaksa dan itu artinya ia tidak bisa berpaling dari permintaan Shani. Akhirnya ia bisa mengumpulkan semua member meski tidak semua datang karena kesibukannya masing-masih.

Tak lama, sebuah taksi datang dari kejauhan. Viny yang sepertinya mengetahui itu Shani langsung berjalan mendekati taksi itu. Ia tersenyum manis saat melihat Shani keluar dari balik pintu, Shani tampak cantik dengan rambutnya yang digerai. Namun selang beberapa detik, senyuman Viny tertahan ketika melihat Shani membawa nasi tumpeng berukuran lumayan besar ditangannya.

"Apalagi ini," gumam Viny pelan menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya menyipit melihat mobil truk kecil dengan bergambar rumah makan berhenti tepat dibelakang taksi.

"Kak bantuin dong," keluh Shani menghentakan kedua kakinya kesal.

Viny segera tersadar dari lamunannya kemudian berjalan cepat menghampiri Shani. Ia mengambil alih boboko yang berisi tumpeng dari genggaman Shani.

"Ini buat apa?"

"Ngerayain satu bulanan kita kak," jawab Shani tanpa menatap Viny. Pandangannya masih fokus memperhatikan puluhan nasi kotak yang mulai diturunkan. "Bawa masuk semuanya ya Pak."

"Kok ribet gini sih? Kenapa gak nyewa cafe terus pesen kue?"

"Diem deh, kak. Tugas kamu cuma bayar katering."

Viny menghela napas kasar lalu memilih untuk diam tidak ingin protes lebih jauh lagi.

"Gapapakan kak? Itu nasi kotak juga isinya nasi kuning."

Viny mengangguk tersenyum, "Gapapa kok."

***

"Potong tumpengnya potong tumpengnya potong tumpengnya sekarang juga sekarang juga."

Semua member bertepuk tangan sambil menyanyikan potongan lagu itu. Shani terlihat bahagia ikut bertepuk tangan tanpa melepaskan senyumannya, seperti anak kecil yang sedang merayakan acara ulang tahun. Sementara Viny yang sebelumnya tidak nyaman jadi ikut bahagia melihat kebahagiaan Shani.

"Wish dulu wish dulu," teriak Melody.

"Ah iya." Shani yang hendak mengambil pisau jadi berhenti lalu menatap Viny.

"Aku gak berharap yang muluk-muluk. Shani slalu ada disamping aku, itu udah cukup. Terlepas dari sebuah harapan, aku bakal berusaha buat ngebahagiain Shani."

Viny menatap Shani kemudian tersenyum manis. Ia mengusap lembut pipi Shani lalu mencondongkan sedikit wajahnya untuk mencium lembut dahi Shani. "Aku cinta kamu."

"Aku juga." Shani tersenyum bahagia dan langsung menubrukan tubuhnya pada Viny. "Aku bahagia kak, makasih banget."

Semua member bersorak melihat itu. Ada sebagian yang tersenyum sendiri ada juga yang iri melihat kebahagiaan Shani dan Viny. Namun apapun itu, mereka ikut bahagia melihat Shani dan Viny.

"Udah potong dulu tumpengnya." Viny melepaskan pelukan Shani kemudian menggapai pisau dan piring kecil. Ia memberikan isyarat pada Shani untuk ikut memotongnya.

Perlahan Shani dan Viny memotong ujung tumpeng itu kemudian menyimpannya dipiring kecil. Suara tepuk tangan disusul sorakan langsung menggema.

"Aku dulu ya suapin kamu," ucap Viny tanpa melunturkan senyumannya.

Shani hanya mengangguk sambil membuka mulutnya ketika melihat Viny menyodorkan satu sendok nasi kepadanya. Dengan cepat ia melahap nasi itu.

"Enak ya?"

"Sekarang kamu." Shani mengambil satu sendok nasi kuning dipiring yang berada dalam genggaman Viny kemudian dimasukan kedalam mulut Viny yang terbuka.

Viny mengunyah nasi itu sampai habis kemudian menyimpan piring itu dimeja. Ia berdehem, melayangkan pandangan kesekeliling yang tampak ramai oleh puluhan member.

"Makasih ya buat temen-temen yang udah nyempatin dateng ke acara sederhana aku sama Shani."

"Iya sama-sama," jawab semua member bersamaan.

"Buat yang pengen nasi kuningnya itu udah disedian di kotak nasi, ambil aja." Viny tersenyum manis sebelum akhirnya mengalihkan pandangan pada Shani yang sedang menatapnya lembut.

"Kamu bahagia?" tanya Viny

"Iya aku bahagia. Makasih kak." Shani kembali memeluk Viny lalu menghentak-hentakan kedua kaki saking bahagianya.

"Aku juga bahagia, Shan."

Flash Fiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang