Break

1.5K 213 26
                                    

"Eh hay Gre," sapa Viny tersenyum lebar ketika melihat Gracia duduk di kursi

Gracia mengangkat kepalanya menatap Viny, "Eh kak Viny, sini sini duduk," ucapnya menepuk-nepuk kursi sebelah

Viny mengangguk kemudian duduk disamping Gracia. Ia menopangkan dagu ditangan kanan yang bertumpu dilututnya, pandangannya terfokus pada ponsel milik Gracia, "Suka game?"

"Suka banget," jawab Gracia, "aku kan jomblo jadi gak chattingan sama siapapun. Daripada diem mending main game kan?"

Viny mengernyitkan dahinya lalu mengalihkan pandangan pada wajah Gracia yang entah sejak kapan sudah menatap kearahnya, "Masa sih cantik-cantik gini jomblo?"

"Aku serius."

"Terus?"

"Sini deh aku bisikin sesuatu." Gracia mendekatkan wajahnya tepat didepan telinga Viny lalu membisikan sesuatu yang menurutnya sangat rahasia

Tawa Viny langsung pecah setelah mendengar apa yang Gracia ucapkan, "Masa sih? Kamu serius?"

Gracia mengangguk mantap, "Aku serius kak. Aku suk---"

"Kakak."

Viny menoleh kearah suara, mendapati Shani yang tengah berdiri dengan tatapan kesal, "Eh aku kesana dulu ya, Gre."

"Yaah, baru juga." Gracia mengerucutkan bibir bawahnya kesal

"Tar dilanjut, oke?" Viny mencubit gemas hidung Gracia lalu berjalan menghampiri Shani. "Sayang, kamu udah nyampe?"

"Udah," jawab Shani datar

"Kamu kenapa deh?" Viny memicingkan matanya menatap Shani bingung

"Gapapa, yu ah cepet. Kita duluan." Shani menarik tangan Viny untuk berjalan menjauhi Gracia dan beberapa member lain.

***

"Aku mau ngomong sesuatu." Shani menepikan langkahnya kesamping

"Ngomong aja."

"Kak, aku mau break," ucap Shani pelan bersandar lemas di dinding

Viny yang sedang merapikan rambut jadi menoleh menatap Shani, "Kenapa?"

"Aku udah capek sama kamu kak." Shani mengalihkan pandangannya pada Viny.

"Sama aku? Tapi aku gak capek." Viny meremas kasar wajahnya kemudian berjalan mendekati Shani. Satu tangannya terjulur menggenggam tangan Shani, "Shan, kita baru aj---"

"Iya aku tau," sela Shani dengan cepat

Viny menggeleng pelan, "Aku gak bisa."

"Kamu gak ngerasain banget sih." Shani menepis tangan Viny kemudian melipat kedua tangannya didepan dada

Viny mengembuskan napas berat lalu ikut bersandar disamping Shani, "Kamu aneh banget. Gak biasanya gini."

"Aku udah lelah kak, lelah manusiawikan?" tanya Shani menatap Viny dengan tatapan yang sulit diartikan, "aku udah gak bisa."

"Plis." Viny mengubah posisinya menghadap Shani dan menggenggam kedua tangannya, "aku juga gak bisa break."

"Aku gak peduli! Kakak, aku capek." Shani menghentak-hentakan kedua kakinya.

"Ya udah iyaa, kita break."

Shani mengangguk kemudian berjalan mendekati tasnya yang tersimpan diatas lantai. Sementara Viny melayangkan pandangannya menatap beberapa member yang sedang latihan masing-masing.

"Kak Naomi," seru Viny

"Iya, Vin?" tanya Naomi setengah berteriak karena jaraknya dengan Viny lumayan jauh

"Aku mau ngomong sesuatu."

Gracia yang kebetulan berdiri tak jauh dari Viny jadi menoleh, menunggu apa yang akan Viny ucapkan. Viny menjulurkan lidahnya pada Gracia sambil menunggu Naomi datang menghampirinya.

"Iya, Vin?"

"Aku sama Shani break."

"Loh?" Gracia berjalan menghampiri Viny dan Naomi, "kok?"

"Bisa, Gre."

"Aneh banget, ya gak Gre?"

"Eh?" Gracia sedikit gugup ditanya oleh Naomi, "i-iya kak."

Viny tertawa kecil menggelengkan kepalanya, "Bentar kok. Paling cuma lima belas menitan. Kasian nih bini gue kayanya gak enak badan."

"Baru latihan bentar udah minta break," gerutu Naomi

"Bentar kok ya? Sepuluh menit deh. Ke Resto depan makan doang."

"Ya udah gih jangan lama."

"Kakak, ayo." Shani merangkul lengan Viny lalu berjalan kearah luar, "Kamu gapapakan break?"

"Iya udah minta izin, sepuluh menit Shan," jawab Viny tersenyum menatap Shani, "kamu kenapa? Tumben banget."

Shani menguap lebar lalu bergelayut manja dibahu Viny, "Aku tidur jam tiga pagi jadi agak pusing."

"Loh, kok bisa sih?" Viny menghentikan langkahnya menatap Shani lekat-lekat, "kita pulang aja ya? Aku gak mau kamu sakit."

Shani tersenyum mendengar ucapan Viny serta tatapan Viny yang memancarkan kekhawatiran, 

"Gapapa, aku cuma butuh makan. Abis itu ditempelin koyo juga ilang lagi pusingnya."

"Gitu ya? Ya udah kita makan terus beli koyo." Viny meneruskan langkahnya begitupun dengan Shani.

"Gre kenapa deh tadi?" tanya Shani, "aneh banget."

"Dia suka sama kak Naomi, Shan. Makanya tadi gugup banget." Viny terkekeh pelan membayangkan bagaimana lucunya muka Gracia saat berhadapan dengan Naomi tadi

"Oh pantes aja." Shani jadi ikut terkekeh tidak menyangka Gracia yang terlihat menggemaskan seperti anak kecil bisa menyukai Naomi, gadis yang mempunyai wajah terkesan judes dan cuek pada sekeliling.

"Tar aku bantu deh biar mereka bisa jadian."

"Harus dong, Gre kan sahabat aku jadi kamu harus bikin dia jadian sama kak Naomi."

"Ada syaratnya."

"Apa?" Shani memiringkan wajahnya menatap Viny

Viny mengerlingkan matanya kemudian menyimpan telunjuk dipipinya, "Cium dulu."

"Uuumm," Shani mengedarkan pandangan kesekeliling memastikan tidak akan ada yang melihat. Setelah yakin, ia maju satu langkah dan langsung mengecup singkat bibir merah jambu milik Viny.

Mata Viny terbelalak lebar, jantungnya berdetak cepat, tubuhnya seakan membeku di tempat. Ia meneguk ludahnya dengan susah payah masih tidak bisa menemukan suaranya.

"Kamu kenapa kak?" tanya Shani

"Eh?" Viny mengerjap dan menggelengkan kepala gugup, "ng-ngga. Ya udah yu keburu selesai breaknya, aku cuma minta waktu sepuluh menit."

Shani tersenyum lebar seraya mengacungkan ibu jarinya, "Oke sayang."

Flash Fiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang