"Lucuk ya dia." Viny mengayun-ngayunkan tangan kucing barunya. Ia tersenyum bahagia sambil sesekali mengusap lembut kepala kucing itu, tampak sangat menggemaskan dengan bulu halusnya yang lebat.
"Itu kucing kita ya kak," ucap Shani ikut mengusap lembut tubuh kucing itu
Viny terdiam meresapi ucapan Shani yang terdengar sangat janggal. Ia menatap Shani dengan dahi berkerut bingung, "Hak milik kucing ini cuma aku ya."
"Loh tapi kan aku nganter kamu waktu belinya," Shani menarik tangannya kembali, "kamu kok gitu sih?"
"Kamu tadi disuruh patungan, gak mau. Sekarang malah minta kucing ini." Viny menggeleng pelan lalu memeluk kucing itu dan berdiri, mundur satu langkah seolah tidak mengizinkan Shani untuk menyentuh kucingnya. "Ini kucing aku."
"Kucing kita, kakak." Shani merengut kesal kemudian melipat kedua tangannya didepan dada. Kepalanya ia tundukan, memasang ekspresi wajah yang sangat sedih. "Kamu gak sayang lagi sama aku."
Viny mengembuskan napas berat kemudian duduk disamping Shani. Ia menyimpan kucing itu dalam pangkuan Shani, "Ya udah ini kucing kita ya?"
Shani tersenyum lebar dan langsung mengecup singkat pipi Viny, "Makasih ya."
"Iya, sayang." Viny ikut tersenyum dan memusatkan semua perhatian pada kucing barunya itu.
"Namanya siapa?"
"Siapa ya?" Shani menengadahkan kepalanya tampak sedang berpikir. Begitupun juga Viny yang langsung terdiam memikirkan nama yang cocok untuk kucing barunya ini.
"Gimana kalo namanya Semesta?" ucap Shani setelah berpikir selama beberapa menit tadi
"Nama panggilannya?"
"Ratu Semesta Indira."
"Itu nama panjang."
"Oh, Tata aja."
Viny mengangguk seraya tersenyum manis, "Iyaa, kamu pinter ya cari nama."
"Iya nih aku pinter." Shani tersenyum bangga menatap Viny lalu mengusap lembut kucingnya, "dia tinggal dimana?"
"Senin sampe rabu sama kamu, kamis sampe sabtu sama aku, minggu kita ajak main berdua."
"Aku maunya kamis sampe sabtu."
"Yaudah iya."
Shani tersenyum manis lalu mengayunkan tangan Tata menggunakan jarinya. "Tuh Papah Viny. Hay Papah Viny."
"Kok aku Papahnya?"
"Karna aku Mamah nya."
"Oh, hay Mamah Shani."
***
Seminggu berlalu, Viny dan Shani semakin sering bertemu karena kehadiran kucing itu. Dengan alasan rindu, Shani sering mengunjungi Viny jika Tata sedang di rumah Viny, begitupun dengan Viny yang akhir-akhir ini sering ke rumah Shani untuk bertemu Tata. Sementara jadwalnya tetap tidak berubah, Senin sampai Rabu Tata tinggal di rumah Viny dan Kamis sampe Sabtu di rumah Shani. Hari ini, hari minggu pertama mereka berdua menghabiskan waktu bertiga dengan Tata di Taman.
"Aku sama Dewi Perssik cantik mana, kak?" tanya Shani merapikan rambutnya yang digerai panjang. Karena Viny lebih suka rambutnya digerai, akhir-akhir ini ia sering digerai agar terlihat lebih cantik.
Viny yang sedang memperhatikan Tata jadi menoleh menatap Shani, "Coba aku liat," ucapnya menangkupkan sepasang tangan dipipi Shani. Matanya memicing menatap Shani, memperhatikan setiap jengkal wajah Shani dengan serius.