Semesta Hilang

1.5K 215 27
                                    

"Yah, di toko ini gak boleh bawa binatang." Shani mengerucutkan bibirnya kesal melihat tulisan yang tertera di toko itu. Sementara ia tengah membawa Tata bersamanya

Viny mengangguk kemudian menggendong Tata, "Jadi gimana?"

"Kita titipin di POS Satpam aja. Tunggu dulu, aku mau cari sesuatu soalnya gak bawa kandang." 

Shani memutar tubuhnya dan langsung berjalan cepat mencari sesuatu

"Aku duluan ke pos satpam ya," teriak Viny keras. Shani hanya melambaikan tangannya sebagai jawaban.

Setelah tiga menit Viny menunggu, akhirnya Shani kembali dengan membawa sebuah dus berukuran lumayan besar ditangannya.

"Buat apa?" tanya Viny menaikan kedua alisnya bingung

"Tata kita masukin." Shani berjongkok dihadapan Tata dan memasukan kucing kesayangannya itu dengan hati-hati kedalam dus. "Nanti kita simpen disini."

"Kamu yakin gak bakal ada yang ngambil kalo dimasukin dus gitu? Simpen di mobil aja gimana?"

Shani berdiri menyeimbangkan posisinya dengan Viny, "Kita cuma bentarkan? Ngambil kue pesanan doang. Paling cuma tiga menit. Kamu tenang aja, ini dus mie yang udah kadaluarsa. Gak ada orang yang mau buka dus mie yang udah kadaluarsa."

Viny mengangguk-anggukan kepalanya paham, "Oh iya deh. Aku tenang."

"Lagian ini Mie Sarimi, orang-orang biasanya lebih suka Indomie."

"Ya udah yu." Viny menggenggam tangan Shani dan segera berjalan dengan langkah cepat masuk.

Setelah mengambil kue pesanan, Viny dan Shani kembali berjalan menuju pos satpam.

"Nah kan, masih ada dus nya tuh." Shani tersenyum lebar dan berjongkok untuk membuka dus itu.

Senyuman Shani perlahan menghilang saat melihat dus itu kosong. Seluruh tubuhnya menegang seketika, jantungnya berdetak sangat cepat. "Kok ga-gaada," gumamnya bergetar karena panik

Dus kue yang berada dalam genggaman Viny terjatuh begitu saja. "Kok gak ada sih? Kamu bilang gak akan ada yang buka dus mie kadaluarsa."

"Aku gak tau, kakak! Mungkin orang itu suka mie kadaluarsa."

"Apa sih." Viny mengambil dus mie itu lalu merobeknya kasar hingga hancur. Ia mencengkram dus itu kemudian melemparnya kesembarang arah. Viny benar-benar sangat emosi. "Ini semua gara-gara kamu!"

"Kok aku?" Shani berdiri kemudian mudur satu langkah menjauhi Viny karena merasa sangat takut dengan tatapannya.

"Aku kan udah nawarin masukin ke mobil! Kam---aaggh." Viny meremas wajahnya frustasi seraya menendang dus kue itu hingga kuenya hancur.

"Maafin aku." Shani menggigit bibir bawahnya kemudian menunduk takut. Dadanya naik turun berusaha menahan air mata agar tidak jatuh.

"Dengerin aku!" Viny meletakan sepasang tangannya dibahu Shani, "cari Tata sampe dapet! Kalo ngga, jangan harap bisa kenal lagi sama aku."

"Jangan ngomong gitu." Shani meraih tangan Viny dipundaknya dan digenggam erat-erat, "maafin aku."

"Gak!" Viny menepis kasar tangan Shani, "aku gak mau tau, cari sampe ketemu!"

"Kakak, maafin aku." Shani menangkupkan sepasang tangannya didepan wajah dan mulai terisak. Sementara Viny yang masih emosi langsung pergi meninggalkan Shani begitu saja.

Meong

Langkah Viny terhenti di parkiran ketika mendengar suara kucing itu. Ia mengedarkan pandangan kesembarang arah dan berhenti pada kucing yang berjalan mengikutinya dari belakang.

Flash Fiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang