23

1.3K 36 5
                                    

                        *****

Raisa melangkahkan kakinya masuk kedalam pagar sekolahnya, pagi ini ia mengawali hari dengan senyuman.

Bagaimana tidak? Semalaman ia menghambiskan waktu bersama pujaan hati yang sesungguhnya.

"Woiiiiii" kata ichel seraya memukul bahu raisa.

"Eh lo, sakit nih" jawab raisa dengan nada tinggi.

"Bused semangat banget lo hari ini? Ada apaan?"

"Ga ada apa apaan" jawab raisa, tak tau mengapa, pertanyaan ichel membuat pipinya memerah.

"Yaudah gua kekelas duluan yah. Jalan lo lama, ntar lagi bell"

Raisa hanya mengangguk dan tersenyum.

Ia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

Riang, riang, riang begitulah aura yang sedang dikeluarkan raisa.

Hari ini ntah mengapa, raisa ingin banyak berjalan dan merasakan segarnya angin pagi.

Ia sengaja memutari koridor sebelum akhirnya ia masuk kedalam kelasnya.

Belum sempat gadis itu sampai ke kelas, adis itu menghentikan langkahnya.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat pemandangan yang ada didepan matanya.

Ia melihat kekasihnya eza sedang bercium dengan wanita lain didalam gudang. Ya, wanita itu adalah atha.

Ia memundurkan kakinya beberapa langkah. Sial, tikus melewati kakinya.

"Aww aww" teriak gadis itu karna sangat terkejut dengan adanya tikus yang melintas dikakinya.

Lelaki bernama eza dan gadis bernama atha itu mendengar teriakannya. Mereka menghentikan ciuman mereka, betapa terkejutnya mereka ketika melihat raisa memergoki apa yang sedang mereka perbuat.

"Raisa?" kata lelaki itu.

Raisa cukup kecewa, ia membalikkan badannya dan berlari pergi.

Lelaki itu mengejar raisa, langkah lelaki itu terus mengikuti langkah gadis bernama raisa itu.

Benar saja, lelaki itu berhasil menghalangi langkah gadis bernama raisa itu.

"Sa, sa sory. Maafin gue" kata lelaki itu sambil menuntun gadis yang ada didepannya untuk duduk disalah satu bangku yang tersedia di koridor.

"Za, kalau gini terus, lebih baik kita sampai disini" kata gadis itu dengan nada yang sangat hati hati, takut lelaki itu merasakan sakit hati.

Lelaki yang berada disamping gadis itu hanya mengerutkan kening nya, ia menatap gadis itu tak percaya.

Sial, kenapa hatinya terasa sakit. Bukankah selama ini ia selalu mengabaikan gadis itu.

"Tapi, kenapa?"

"Kamu masih tanya kenapa? Setelah apa yang kamu lakuin sama atha, kamu masih tanya kenapa? Aku ga mau jalanin suatu hubungan tanpa perasaan. Aku tau kamu ga suka aku, dan aku pun begitu sekarang. Bukan nya aku nyerah, aku cuma ga mau jalani suatu hubungan berdasarkan pura pura"

"Terus maksud lo, lo baik? Lo gak jahat? Lo fikir gue gak tau kalau selama ini lo cuma jadikan gue barang taruhan. Dan lo fikir gue gak tau, lo tengah malam berduaan sama nico?"

"Oke kalau itu mau lo, KITA PUTUS!" lelaki itu bangkit dari tempat duduk nya, perlahan melangkah pergi dan menghilang dari pandangan gadis itu.

Gadis itu tetap terduduk ditempat duduknya. Ia mencoba menetralkan perasaannya. Perasaan nya sangat tercampur aduk saat ini. Ia sedih, tapi disisi lain ia juga merasa senang karna saat ini ia telah terlepas dari sebuah hubungan yang mengikatnya. Sebuah hubungan yang dibuat buat tanpa perasaan, dan kini ia bisa kembali dekat dengan lelaki yang benar ia sukai, Nico.

Ia mencoba berdiri, ia melangkahkan kakinya menuju kelas.

Ia memasuki kelas, hati nya sangat gelisah saat ini.

"Eh sa, kok muka lo kusut?" tanya ichel, teman gadis itu.

"Gue putus sama eza" jawab gadis itu ketus.

"Ah seriusan lo? Kenapa?" tanya gadis bernama ichel itu tak percaya.

"Gue mergoki dia ciuman sama atha"

"Apa? Sa lo serius?" tanya gadis itu terkejut, ia menatap raisa tak percaya.

"Serius"

Ichel, sahabat gadis itu mengusap pundak gadis itu. Ia mencoba menenangkan gadis itu.

Gadis itu tak tahan dengan semua ini, air matanya tak terbendung. Buliran air mata membanjiri pipinya.

Kedua tangan gadis itu menopang wajah nya, wajahnya telah sangat memerah saat ini.

"Chel, gue tau hati gue ga sepenuhnya buat eza. Tapi gue pacar dia chel, dia ga ngerhagai gue. Dia ciuman sama Cewe lain didepan mata gue. Gue aja ga pernah ciuman ama dia" gadis itu terus terisak.

Sahabat gadis itu memeluk tubuh gadis itu dengan erat, ia mencoba menguat kan sahabatnya.

"Lo sabar yah sa, kan gue udah ingetin lo dari awal"

"Maafin gue yah, gue terlalu ngikutin ego gue" kata gadis itu.

Pukul 14.00 wib
Waktunya untuk pulang

Kriiinggg...

"Sa, lo pulang bareng eza kan? Tolong kasiin yah, tadi gue pinjem headset dia" terdengar suara lelaki, ya lelaki itu adalah panji.

"Kasih sendiri aja" kata gadis itu dengan wajah yang kusut seraya meninggalkan lelaki bernama panji itu.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar kelas, ia sangat kusut saat ini. Seperti biasa, ia akan pergi menuju halte untuk mencari angkot.

Perasaanya sangat tidak karuan saat ini.

Namanya juga baru putus. Siapa sih orang yang tidak sedih baru putus sama pacarnya?

Raisa sedih bukan karna tidak bisa bersama sama eza lagi. Tapi ia sedih, ia merasa sudah menyakiti hati orang lain.

Raisa paling tidak suka melihat orang merasa tersakiti. Apalagi rasa sakit itu berasal dari dirinya.

Tapi, yasudahlah. Semua sudah terjadi. Mau bilang apalagi? Raisa menjadikan ini menjadi sebuah pelajaran.

Mulai hari ini, ia mengerti. Bahwa hubungan yang didasari oleh keterpaksaan itu tidak baik. Apalagi hubungan yang tidak dilandasi rasa cinta dan sayang satu sama lain, hubungan itu pasti tidak akan bertahan lama.

Ia juga belajar, ketulusan itu diatas segala galanya. Tidak baik membohongi hati sendiri, apalagi hanya karna gengsi. Terkadang, harga diri memang perlu dijatuhkan demi cinta.

Raisa menghelakan nafasnya. Ia mengambil telpon genggam miliknya yang berada disaku bajunya.

Ia mencoba menghubungi nico. Ia yakin jika nico masih memiliki rasa yang sama dengan nya.

Raisa ingin memulai segalanya dari awal. Ia ingin bersama sama dengan orang yang mencintai dan ia cintai.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau sedang diluar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi"

Begitu yang disampaikan oleh operator. Raisa menaikkan bahunya dan kembali meletakkan telpon genggamnya kedalam bahu bajunya.

"Eh angkot" kata raisa seraya melambai lambaikan tangannya.

Raisa masuk kedalam angkot dan bergegas pulang kerumahnya.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang