Waktu sudah menunjukkan jam 2 siang, waktu dimana murid murid dipersilahkan untuk pulang.
Namun sial, lelaki itu tak kunjung bangun. Gadis itu berusaha keras untuk membangunkannya.
"Za?" kata gadis itu mencoba membangunkan lelaki yang ada disebelahnya.
"Za" gadis itu menepuk pipi lelaki itu.
"Za" lelaki itu tak juga terbangun.
"Woi anjaayy" kata gadis itu sambil berteriak dikuping lelaki yang ada disampingnya
"Eh eh iya, gue dimana?" lelaki itu terbangun dengan gamang karna terkejut dengan lengkingan suara gadis yang ada disebelahnya, huh menyebalkan.
"DI JEPANG!"
"uhh kimochi" kata lelaki itu, dasar mesum.
"APAAN SIH KIMOCHI, IKEH IKEH NYA MANA?" kata gadis itu yang tampak sangat kesal saat ini.
"Hahaha bisa aja lo" kata lelaki itu yang tampak malu, sambil mengelap iler yang ada dipipinya, iuh.
"Udah yuk pulang" gadis itu bangkit dari duduknya
"Bentar" lelaki itu menarik gadis yang ada didepannya.
"Lo cantik kalo marah"
Pipi gadis itu memerah, ahh sial. Gadis itu mencoba memalingkan wajahnya.
"Udah ayok pulang"
Lagi lagi lelaki itu menarik gadis yang ada didepannya.
"Kok Buru Buru, kita kan belum ena ena?"
Gadis itu mengerutkan kening nya, apa maksudnya ena ena?
"Kita belum makan" sambung lelaki itu.
"Tadi lo bilang ena ena itu tidur, sekarang makan. Yang bener apaan?"
"Yang bener, semua terasa ena kalo bareng lo"
Gadis itu hanya terdiam, shitt kenapa ia merasa tak nyaman, padahal biasanya ia yang akan menggoda lelaki itu.
"Kok lo diam aja? Peluk dong. Biasa lo meluk meluk gue"
"Kan lo yang nyuruh gue jangan lebay!"
"Nyesel gue bilang gitu" kata lelaki itu sambil menarik tangan gadis yang sekarang mengikuti langkahnya dari belakang.
Mereka berdua menuruni anak tangga, lelaki itu tetap memegangi tangan gadis itu.
"Lo tau gak bedanya sekarang sama masa yang akan datang?" kata lelaki itu, pastilah ia akan menggombal
"Apaan?"
"Kalo sekarang kita sedang turun dari anak tangga, kalo masa yang akan datang kita akan membangun rumah tangga"
Langkah gadis itu terhenti, tanganya pun mencoba menghentikan langkah lelaki itu.
"Kenapa?" tanya lelaki itu dengan bingung karna gadis itu mencoba menghentikan langkahnya.
"Kok lo berubah 180 derajat gini sih?"
Lelaki itu membalikkan badannya, sekarang badan nya tepat berhadapan dengan badan gadis itu. Lelaki itu menarik panjang nafasnya, ia mencoba mengatakan sesuatu.
"Lo tau lukisan nya leonardo da vinci?"
"Yang ngelukis lukisan monalisa? Apa hubungannya?"
"Lo sama kaya lukisan monalisa. Nyeremin, bikin takut. Ga ada alisnya, tapi sebernarnya lo antik dan diincer sama banyak orang. Awalnya gue fikir lo itu serem, tapi gue baru sadar kalo lu itu unik"
Cewe itu meringis. Sial, apakah lelaki yang ada didepannya itu tau kalau alisnya palsu, apakah ia seseram itu? Pikirnya.
Lelaki itu kembali menarik tangan gadis itu, main narik narik aja, dia fikir gadis itu jula - jula.
"Eh mau kemana sih?" kata gadis itu.
"Makan"
"Emang kantin masih buka?"
"Buka tuh" kata lelaki itu sambil menunjuk kantin, syukurlah fikir gadis itu.
Mereka berdua melangkahkan kaki menuju kantin.
"Buk, beli mie ayam yang paling mahal 8ribu, banyakin mie sama ayam nya yah. Dua porsi" kata gadis itu.
"Tapi mie ayam harganya 10rb neng" kata ibuk kantin, sebut saja buk Awmartinah.
"Bikin malu aja lo" kata lelaki itu.
"Haha biarin, eh gue makan lo yang bayarin kan?"
"Tenaaangg" kata lelaki itu.
Mereka berdua makan, gadis itu makan dengan terburu-buru seperti kesetanan. Maklum, belum makan dari pagi.
Lelaki itu melihat sesuatu menempel tepat dibawah garis bibir tebal gadis yang ada disampingnya.
Lelaki itu mengusapnya, uuuhh sweet.
Wanita itu tersedak, ahh sejak kapan lelaki itu menjadi sangat perduli dengannya.
"Minum minum" kata lelaki itu seraya memberikan air bekas cuci piring bu awmartinah.
"Kok air nya jorok?" kata gadis itu curiga
"Eh iya kok jorok yah?" kata lelaki itu seperti tak berdosa
"Lo ambil dari mana?"
"Dari ember itu" kata lelaki itu seraya menunjuk ember hitam yang berada didekat ibu awmartinah.
"Ih ezaaaaa, itu kan air bekas cuci piring" kata gadis itu dengan nada sebal.
"Eh maaf maaf" kata lelaki itu sambil menggaru garuk kepalanya yang ntah sejak kapan kutu-an.
"Yaudah yuk pulang" kata gadis itu seraya berdiri dari tempat duduknya.
Kini lelaki itu juga sudah berdiri dari tempat duduknya, ia berjalan kearah bu awmartinah.
"Buk, utang dulu yah" kata lelaki itu berbisik bisik.
"Ahh utang lo udah banyak" jawab ibu itu.
"Ih buk martinah hari ini cantik banget sih, kaya awkarin" kata lelaki itu.
"Yaudah, besok bayar yah"
"Sipp, makasih buk" kata lelaki itu.
Lelaki itu elok melangkah menuju gadis bernama raisa itu.
"Yuk" kata lelaki itu, kini tangannya menggenggam jari jemari milik gadis itu.
Gadis itu terkejut, jantungnya nyaris copot. Ia melihat jari jemarinya digenggam erat oleh lelaki yang menjadi Cinta pertamanya.
Lelaki itu menarik gadis itu untuk melangkah, mereka melangkah bersama. Gadis itu terus menatap genggaman mereka.
Mereka melangkah menuju parkiran."Nih, pake" lelaki itu menyodorkan helmnya kepada gadis itu.
Gadis itu memakai helm yang diberikan oleh lelaki itu, ia naik keatas motor dengan hati hati, motor itu melaju.
Sepanjang perjalanan, gadis itu menyadari tak ada lagi rasa deg degan dihatinya seperti dulu, ia merasa sangat senang dapat sedekat ini dengan lelaki itu, namun tak lagi jantungnya berdegup kencang seperti yang ia rasakan kepada nico.
Mereka sampai, gadis itu turun dari motor lelaki itu, ia membuka helmnya dan mengembalikan kepada lelaki itu. Tadinya sih mau dibawa pulang, lumayan dijual 150rb bisa dapet lipstick merk make over.
"Makasih yah za" kata gadis itu.
"Sama sama" jawab lelaki itu seraya mengusap kepala gadis itu, aww.
Lelaki itu melajukan motornya, pergi dan menghilang dari pandangan gadis itu.
Gadis itu segera masuk kedalam pagar, namun belum sempat ia melangkahkan kaki, seseorang menghentikan langkahnya.
"Raisa"
Seseorang memanggil namanya, gadis itu membalikkan tubuhnya. Nico, orang yang memanggilnya adalah Nico.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja
RomanceSeorang gadis SMA yang menyukai teman sekolahnya, namun lelaki itu tak pernah meresponnya. Ketika ia membuka hati untuk lelaki lain, lelaki itu datang memberi harapan. Siapa yang harus dia pilih, Cinta pertama kah atau lelaki yang baru saja memasuki...