16

1.4K 39 0
                                    

                                  *********
Senin yang menyebalkan, raisa mempercepat langkahnya ketika menyadari bahwa ia belum mengerjakan pr matematikanya.

Raisa masuk kedalam kelas dengan tergesa gesa.

"Tan, Tan lo udah siap pr MM belum?" tanya raisa seraya meletakkan tas nya diatas meja.

"Udah" jawab tania yang sedang asik memainkan handphonenya.

"Nyontek dong gue"

"Tumben banget lo belum siap pr MM" tanya seorang gadis yang tak lain tak bukan adalah seorang ichel.

"Ga fokus belajar gue" jawab raisa seraya mengambil buku tania dan bergegas menyalin kebukunya.

Gebrak!
Seseorang memukul meja raisa. Raisa menaikkan wajahnya, memastikan siapa orang yang telah memukul meja nya, buat terkejut aja! 

"Ah monyet, gue retakkin juga gigi lo" kata raisa, siapa coba yang ga emosi, pagi pagi udah telat, belum siap pr lagi, eh malah dipancing emosinya sama si atha ular berbisa.

"Cabut deh lo!  Bikin rusuh aja" kata ichel yang mencoba membela raisa.

Raisa tidak perduli dengan atha, ia terus melanjutkan pekerjaannya.

"Denger yah, waktu lo buat dapetin eza cuma tiga hari. gue tekanin, tiga hari! Kalo dalam tiga hari lo ga bisa dapetin eza, berarti terbukti kalo lo cuma cewe murahan yang ga punya harga diri yang ga dianggap keberadaan nya sama eza, itu sama aja artinya dengan pelacur, pelacur!"

"Udah lo tenang aja ditempat duduk lo, gausah terlalu goyang, ntar jatuh! Dan inget sama janji lo, kalo gue bisa dapetin eza, lo bayarin uang sekolah gue!"

"Oke! Gue ga takut"

                                  *******

Pukul 14.00

Kriinggg...

Jam dimana waktunya untuk pulang yeay!

Nico datang dengan motor besarnya bersama teman temannya.
Ia sudah memberi kode kepada temannya untuk membantu nya masuk ke dalam sekolah gadis itu.
Meski sudah jam pulang, namun tak bisa sembarang orang memasuki sekolah itu.
Sekolah itu memang bisa terbilang Elit.

"Eh pak satpam"

"Eh iya, mau ngapain nak? Kamu bukan anak sekolahan ini kan?" Jawab pak satpam yang asing melihat wajah lelaki yang ada didepannya.

"saya mau masuk"

"Tapi mau ngapain nak?"

"Yaaah, bapak udah lupa sama saya? Saya yang kemarin ikut olimpiade bareng murid sini, raisa"

"Oh iya iya bapak ingat"

"Nah, jadi saya boleh masuk kan?"

"Tapi kamu harus lapor guru piket dulu"

Nico hanya terdiam, dia memberi kode kepada teman temannya agar mencegat satpam Yang menghalangi langkahnya masuk kedalam sekolah itu.

Nampaknya nico sudah tidak sabar untuk mengutarakan perasaannya, ia yakin sekali jika raisa akan menerima cintanya, semalam dengan jelasnya nico mendengar kalimat "i love u too" terlontar dari bibir seorang raisa.

Nico masuk sekolah sembari membawa gitar dengan pd nya, ia mencari cari keberadaan gadis yang ia sebut biji ketumbar.

Mata nya tertuju pada gadis yang sedang berjalan di koridor.

"Raisa" nico teriak dengan kencang sehingga menjadi pusat perhatian.

Gadis itu melihatnya dengan rasa bingung. Nico, sedang apa dia disini pikir gadis itu.

Banyak sudah ku lewati 
Kisah Cinta lain,
Tapi tak seindah kamu

Kau telah sandarkan hati ku
Hingga ku memilih dirimu dihatiku
Takkan pernah lagi ku temukan
Cinta yang sama seperti kamu

Kau berikan aku Cinta
Berikan aku rasa
Hingga tak bisa berpaling

Kau terindah dihidupku
Terbaik tuk diriku
Jangan pernah terpisahkaaaann

Oooohh
Takkan bisa ku pergi
meninggalkanmu
Walaupun sesaat.. 

Nico terus bernyanyi sambil memetik gitar yang ada ditangannya. Semua orang melihat ke arah Nico dan Raisa.

"Cihuy si homo jatuh cinta" terdengar suara teriakan dari belakang, pastilah itu suara si gulai ikan, teman lelaki Yang saat ini sedang bernyanyi.

Nico sudah gila, ia datang bersama teman-teman nya hanya untuk memberikan satu lagu untuk gadis itu, bahkan ia tak memperdulikan guru guru sekolah itu, dan sekarang kepala sekolah pun ikut memperhatikan nya.

Nico terus mengeluarkan suaranya, ia tak sabar mengutarakan perasaannya kepada gadis yang sangat di kagumi oleh nya.

"Sa, lo jadi penyebab rasa semangat gue.lo menjelma jadi senyum yang gak bisa gue jelaskan dengan kata-kata.Iya, mungkin, gue jatuh cinta sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Raisa tak menyangka, lelaki Gila itu sungguh membuatnya tak berkutik.

Orang orang yang berada dilapangan sekolah pun ikut berteriak, semua berseru sambil berkata TERIMA, TERIMA, TERIMA.

Kini kaki raisa gemetar, jantung nya berdetak tak  karuan. Keringat jagung membanjiri baju nya.

"Sory nic, gue ga bisa" akhirnya raisa mengeluarkan suara setelah mati matian menahan rasa gugup.

Nico melangkahkan kakinya kearah gadis yang ada didepannya, ia melihat gadis itu dengan keadaan yang pucat. Ahh dia telah mempermalukan gadis itu pikirnya.

"Kok lo pucat? Gue bikin lo malu yah? Maafin gue yah. Oh ya, lo mau pulang?" Dan sekarang nico menghampiri gadis yang ada didepannya.

"Iya"

"Ayok gue antar" tangan nico menarik tangan gadis itu. Gadis itu hanya bisa mengikuti langkah lelaki yang ada didepannya. Gadis itu merasa bodoh, dia tau dia suka lelaki itu, tapi dia tak mau mengakuinya.

Selama perjalanan pulang, hanya keheningan Yang menghiasi mereka.

Mereka sampai, raisa turun dari motor milik lelaki itu. Raisa beranjak pergi, namun langkah nya terhenti ketika lelaki itu mengikutinya turun dari motor.
Lelaki bernama nico itu berteriak, untung lah tak banyak orang pada saat itu.

"Sa, gue sayang sama lo. bahkan sejak pertama kita ketemu, gue udah suka sama lo. Lo beda, mungkin lo ga cantik cantik banget, lo juga pemalas, cengeng, dan ketek lo juga bau banget kalo udah siang.  Mungkin lo juga sering banget lupa pake Hibka atau rexona. Tapi gue suka lo apa adanya. Gue suka lo yang ketawa ngakak tanpa jaim, gue suka lo ga sungkan sungkan pake lipstik didepan gue. Bahkan gue tetep suka sama lo walaupun lo hapus ukiran alis lo didepan gue. Gue tau alis lo palsu, walaupun keliatan asli. Hahahaha" kata nico sambil mengusap alis gadis yang sekarang tampak sangat malu.

"Awas ah, nanti alis gue luntur!" raisa menepis tangan lelaki yang bernama nico itu.

Nico menarik panjang nafasnya,ia meletakkan tangan nya diantara bahu gadis itu. Ia mencoba meyakinkan hati gadis nya bahwa rasa yang ia miliki tulus adanya.

"Sa, lo harus tau gue suka lo apa adanya! Dan gue akan nunggu lo sampe lo sadar sama perasaan lo sendiri" Nico menarik tangan raisa, ia mencium punggung tangan gadisnya itu. Ciuman tulus, tulus tanpa ada modus.

Nico segera menaiki motor dan melajukannya, pergi dan perlahan menghilang dari pandangan raisa yang sekarang air mata sudah mengalir dipipinya. Raisa melangkah masuk, fikiran nya sangat kacau saat ini. Ntah mengapa hari ini raisa cukup terbawa perasaan.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang