*****
Gadis bernama raisa itu berjalan menelusuri koridor, dengan tidak semangat ia melangkahkan kaki masuk kekelas. Kelas sangat berisik pagi ini.
"Duh duh pacar eza masuk, cieee" terdengar suara teriakan dari mulut panji dkk.
"Kau tau ku takkan pergi, walau kau pergi ku masih ingin lagi lagi lagi yeah kau bagai canduuu" terdengar suara nyanyian dari mulut panji, pasti lah itu lagu Awkarin.
Seseorang menarik tangan raisa. Ichel, sahabat gadis itu menarik raisa dan mendudukannya diujung kelas.
"Lo gila!" terdengar ichel membentak. Ichel sangat tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu.
"Lo tau eza ga mungkin beneran suka sama lo! Dan lo tau nico tulus suka sama lo! Lo bener bener gila sa! Lo ga ngehargai usaha nico yang nembak lo ditengah tengah lapangan, bahkan dia ga peduliin kepala sekolah demi lo sa! Dan tiba tiba sekarang lo nerima eza yang jelas jelas ngabaikan lo dari dulu!" sambung gadis itu.
"Chel, please. Ini keputusan gue, ini hati gue. Gue ga suka sama nico. Gue suka eza dan lo tau itu"
"Harus berapa kali gue bilang kalo lo ga beneran suka sama dia! Tapi itu terserah lo! Gue bosen ngingetin lo!" ichel meninggalkan gadis itu.
Gadis itu berdiri dari tempat duduk nya, ia mencoba keluar dari kelas yang sungguh membuat kepalanya ingin pecah.
Ia melihat eza dari ujung sana, ia mencoba mendekati lelaki itu.
"Za" kata gadis itu.
"Eh sa?" jawab lelaki itu yang kini tepat berada didepan gadis itu.
"Aku mau ngomong"
"Mau ngomong apa? Ngomong aja"
"Ga disini"
"Udah sini aja, gue lagi nunggu temen gue nih"
"Tapi ini penting"
"Tapi gue lagi nunggu temen gue"
"Emang temen kamu yang mana?"
"Atha"
"Atha?" gadis itu mengerutkan kening nya, ada urusan apa lelaki itu dengan gadis bernama atha.
"Jadi menurut kamu atha lebih penting dari aku?"
"Jangan lebay gitu deh sa"
"Lebay?" gadis itu benar benar tidak mengerti dengan lelaki yang ada didepannya.
"Eh itu atha"
Terlihat dari ujung sana seorang gadis menghampiri gadis dan lelaki itu. Benar saja, gadis itu adalah atha.
"Hay, ganggu ga sih?' kata gadis itu
"Eh engga lah tha, kan memang kita udah janjian"
"Yaudah, gue pergi yah" kata gadis bernama raisa itu. Ia merasa kesal, mengapa eza lebih mementingkan gadis itu daripada dirinya.
Raisa melangkahkan kakinya menuju kelas. Dan masuk kedalam kelas.
Raisa hendak duduk dibangkunya, namun ketika raisa duduk kebangku nya, ichel pindah ke bangku belakang.
"Chel" raisa memanggil ichel dan memutarkan bahunya kebelakang menghadap tubuh ichel.
"Chel lo marah sama gue?" lanjut raisa.
"Rati, lo udah siap pr sejarah belum?" ichel mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Eh hah? Gue udah move on kali" jawab rati, ewh gak nyambung.
"Ahah? Gue nanya pr sejarah kenapa lari ke moveon?"
"Lo nanya sejarah cinta gue sama mantan gue kan?" jawab rati, krik krik.
Ichel memutarkan kedua bola matanya dan berdiri dari bangkunya, ichel segera keluar kelas.
Belum sempat ichel pergi, raisa menahan tangan ichel, uuhh sweet.
"Chel, sorry" kata raisa.
Ichel melepaskan tangan raisa lalu pergi keluar kelas. Tak lama ichel keluar, atha masuk kedalam kelas dengan wajah yang penuh kemenangan.
Raisa menghampiri atha dan mencoba menagih janji atha yang akan membayar uang sekolah raisa karna raisa berhasil menjadi pacar eza.
"Mana janji lo?" kata raisa.
"Apa?" jawab atha, ih pura pura bodoh, ku tampar juga lah.
"Janji lo bayarin uang sekolah gua kalau gua bisa jadian sama eza" jawab raisa tanpa basa basi.
"Emm, jadi gini sa. Gue lupa, hari ini gue mau bayar kreditan botol tupperware sama afifah anak ipa sebelah" jawab atha.
"Hah? Lo ngelawak? Lo buat taruhan bayarin uang sekolah gua sedangkan botol minum aja lo masih kredit?"
"Eh biasa aja dong mulut lo" jawab atha.
"Nih, lo liat aja, jangan panggil gue athaya gisella kalo gue ga bisa rebut eza dari lo!" lanjut atha seraya melemparkan beberapa lembar uang kehadapan raisa lalu pergi meninggalkan raisa.
Sementara raisa kembali duduk dibangku nya.
*****
Kringgggg....
Bell pulang...
"Sa, lo pulang naik apaan?" rati menghampiri raisa yang sedang membereskan buku bukunya.
"Biasa, angkot. Kenapa rat?" tanya raisa.
"Bareng yah. Hari ini budi pacar gua ga bisa nganter gua pulang" jawab rati.
"Budi? Budi mana?" raisa menaikkan satu alisnya.
"Budi adik kelas kita, budi anak kelas satu"
"Ehh busettt, pedofilia lu yak?"
"Gue ratiiii, sejak kapan gue jadi lia?"
"Terserah lu deh yaaah, yuk" jawab raisa seraya melangkahkan kaki nya keluar kelas yang di ikuti oleh rati.
"Sa, sa, sa!!! Itukan ezaa!! Kok dia ngeboncengin atha? Sebenarnya lu pacarnya bukan sih?" kata rati seraya menarik narik tas raisa.
Raisa mengalihkan pandangannya ke arah eza dan atha. Raisa terdiam, apa yang raisa lihat cukup buat hati raisa sakit. Emang sih raisa gak suka lagi sama eza, tapi tetap aja sakit. Baru satu hari jadian, eh udah di khianati aja.
"Sa" rati menepuk nepuk punggung raisa.
"Eh iya, yuk" kata raisa, raisa mencoba untuk tidak menghiraukan eza dan atha.
-------------------------------------------------------------
Waduhhhhh udah 1k reader's aja nih, thank u so muchhhhhhhh buat kamu yang udah mau baca HI NICO yaaaaaaah. Dan sory bangetttt karna aku udah lama gak update, karna aku suka bingung sendiri mau lanjutin gimana, lah aku jomblo 😂 pokonya makasih yaaah buat yang udah baca.Salam manis dari Bintanggggggg~
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja
RomanceSeorang gadis SMA yang menyukai teman sekolahnya, namun lelaki itu tak pernah meresponnya. Ketika ia membuka hati untuk lelaki lain, lelaki itu datang memberi harapan. Siapa yang harus dia pilih, Cinta pertama kah atau lelaki yang baru saja memasuki...