12

1.6K 42 0
                                    

                                       ****

"Pagiiiiiiiiiiiiiiiiiii" Gadis bernama raisa itu masuk kedalam kelas dan langsung berlari ketempat duduknya.

Namun belum sempat gadis itu duduk, ia melihat ada yang beda pagi ini. Atha? Sejak kapan ia ikut bergabung duduk dengan teman temannya seperti ichel, tania dan ratih.

Atha itu temen sekelasnya gadis itu. Tapi, gadis itu kurang bahkan tidak dekat dengan atha. Denger denger sih, atha juga suka sama eza.

Gadis bernama raisa itu sih sikap nya biasa aja dengan gadis bernama atha itu. Tapi yah, sih atha itu loh suka natap raisa dengan tatapan songong gitu.

Pernah nih suatu ketika, raisa satu kelompok belajar sama atha, eh tapi yah gitu, atha kaya ga nganggep raisa sampai sampai di tugas kelompok, nama raisa ga di tulis. Mulai dari situ, raisa jadi kurang suka gitu sama atha.

"Sa? Sini duduk!" ajak gadis bernama ichel itu.

"Eh iya"

Raisa duduk dibangku nya, gadis bernama atha itu tak henti hentinya menatap raisa.

"Kenapa jidad lo?" tanya ratih.

"Em, ini tadi gue jatuh dari motornya nico"

"Nico?" tanya gadis bernama atha itu, nyambung aja kaya tiang listrik.

Raisa tidak menjawab pertanyaan gadis itu, ia hanya mengangguk tanpa menatap gadis itu.

"Ga dapet eza, nico pun jadi. Gitu?" kata gadis bernama atha itu.

Raisa menatap tajam kedua manik mata gadis bernama atha itu. Apa urusan nya dengan gadis itu, urus saja urusan mu sendiri, begitu pikirnya.

"Kasian yah, gue cuma mau Kasih saran nih. Lo jangan baper deh sama nico, eza aja yang lo kejer kejer sampe tiga tahun kaga suka sama lo, gimana nico"

"Bukan urusan lo" jawab raisa, sebenarnya sih raisa males banget jawab omongan gadis bernama atha itu, soalnya ga berbobot juga.

Ichel, tania dan ratih saling memandang satu sama lain. mereka menatap atha tak percaya.

"Tha lo balik ke bangku lo gih, lo tadi cuma mau pinjem catetan gue kan? Nih" kata tania seraya memberikan sebuah buku catatan fisika miliknya.

"Kok lo sewot, kan gue ngomong bener. Sampe sekarang lo ga bisa dapetin eza kan?" gadis bernama atha itu melanjutkan omongannya, ugh mancing mancing amarah aja. Kalau mau mancing, pancing Ikan aja sana.

"Haha, lo juga ga bisa dapetin dia kan? Kenapa? Lo cemburu karna akhir akhir ini gue makin deket sama eza? Gue tau kali, lo juga suka kan sama eza" jawab raisa.

"Haha, setidak nya gue masih punya harga diri. Gak kaya lo!  Murahan, ngejar cowo sampe segitunya, ga dapet pula"

"Gue ingetin sama lo, itu bukan urusan lo"

"Dasar pelacur" kata gadis bernama atha itu.

Mendengar kalimat itu terlontar dari mulut gadis  bernama atha itu, raisa tidak terima dong. Raisa menjambak rambut gadis itu, ia menatap gadis itu tak senang.

"Lo pernah liat gue ngelacur? Lo pelajar tapi mulut lo kaya ga diajar" kata raisa dengan tegas.

Gadis bernama atha itu tidak tinggal diam, ia membalas jambakan gadis bernama raisa itu.

"Lo emang pelacur, pantes aja eza ga mau sama lo. Selain murahan, lo juga kasar" kata gadis bernama atha itu.

Kelas menjadi riuh gemuruh, mengaduh sampai gaduh. Orang orang dikelas mengelilingi dan menatap mereka berdua satu persatu.

"Sudah sudah jangan berteman" terdengar teriakan seorang cowok, uh pastilah itu si panji, ketua kelas yang kerja nya jadi bandar bokep di kelas.

"Anjay, berantam bukan berteman" terdengar jawaban dari seorang lelaki lain, lelaki itu pastilah sih Jaya. Si pembuat onar yang kencaduan dengan film bokep, untung untung ga over dosis.

"Kalo gue bisa dapetin eza, gimana?" kalimat nantang terlontar dari mulut seorang raisa.

"Gausah mimpi"

"Kalo gue bisa dapetin eza, lo harus cabut kata kata lo"

"Jangankan cabut kata kata gue, kalo lo bisa dapetin eza, uang sekolah lo gue bayarin" kata gadis bernama atha itu.

Ugh, belagu sekali gadis itu. Uang jajan masih dua ribu saja sok mau bayarin uang sekolah orang.

Raisa melepaskan jambakan nya kepada atha, tapi atha tetap menjambak raisa. Ugh menyebalkan.

"Eh eh udah dong" kata panji sang ketua kelas seraya mendorong tubuh raisa ke tubuh atha. Ini panji mau pisahin atau manas manasin sih?

Tubuh raisa jatuh ke tubuh atha, sontak tubuh atha juga jatuh. Tubuh atha terjatuh ke meja, sekarang posisinya telah telentang di atas meja. Melihat posisi itu, panji tak tinggal diam. Ia membungkuk kan badan nya tepat di depan rok atha. Untunglah atha memakai hotpants.

"Wow rejeki" teriak panji

"Mana mana nji" Jaya dkk pun tak ingin melewatkan rejeki nomplok itu. Mereka berdesak desakan untuk mendekati atha.

Atha yang menyadari bahwa panji telah mengambil kesempatan pun langsung bangkit dari kuburnya, eh dari jatuhnya.
Gadis bernama atha itu sangat malu, ia langsung pergi keluar kelas.

"Hahahahaha" semua orang didalam kelas menertawakan atha.
Sebenarnya sih raisa ga tega, tapi enak juga.

Raisa melangkahkan kakinya balik ke bangku nya, mood nya yang tadi sangat bagus berubah menjadi buruk karna gadis bernama atha itu.

                                      *****

10.30 wib.
Waktu nya istirahat.

Kriiiingggg... 

"Sa, kantin yuk" ajak ichel

"Males ah, lo aja"

"Lo masih keinget kejadian sama atha tadi?"

Gadis itu mengangkat wajah nya, ia menatap lekat mata sahabat nya itu.

"Emang gue murahan yah?"

"Sa, kenapa lo fikirin itu sih?"

"Gue cuma mikir aja, mungkin semua orang disekolah ini nganggep gue murahan karna ngejer ngejer eza. Tapi lo tau gue kan chel? Lo tau gue ngelakuin itu semua bukan karna gue murahan. Gue cuma mau buat masa masa sma gue itu seru, ga ngebosenin" gadis itu mencoba menjelaskan semuanya.

"Iya gue tau sa, lo sabar aja sih. Jangan dimasukkin ke hati, lo kan tau sendiri si atha kaya ular. Kalau ngomong, berbisa" kata gadis bernama ichel itu, sambil berdecik ngeri.

"Dah ah, yuk ngantin" sambung gadis bernama ichel itu.

Gadis bernama raisa itu mengangguk seraya mengikuti langkah ichel dari belakang.

Mereka berdua melangkahkan kaki menuju kantin, hari ini kantin sangat ramai. Mungkin murid murid pada punya uang banyak hari ini.

"Sa, gue kesana yah. Mau beli bakso bakar, lo mau nitip ga?" kata ichel.

"Ga deh, gue mau beli gorengan wak udin aja"

"Oh oke" kata gadis bernama ichel itu seraya pergi meninggalkan raisa.

Raisa melangkahkan kakinya menuju gorengan wak udin.

"Aa aww" raisa hampir saja terjatuh.

"Eh eh awas jatuh" eza bergegas menolongnya, untung saja raisa tidak jadi jatuh. Kalau jatuh, kan keenakan itu cowo.

Gadis itu menghelahkan nafas, tangannya mengusap dadanya. Untung saja tidak jatuh, fikirnya.

Tadi seseorang seaakan sengaja menyegal kaki raisa, sudah pasti itu ulah sih ular, atha.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang