******
Raisa begitu bersemangat pagi ini. Bagaimana tidak? Ia akan melepas rindu dengan orang yang selama ini ia rindukan, ia nantikan, dan ia harapkan.
Hari ini ia merasa benar benar beruntung. Ia mendapatkan nilai terbaik, dan bertemu sang pujaan hati. Hari ini benar benar baik!
Malam ini ia memilih dress selutut untuk dipakai nya. Tak lupa ia menyapukan make up ke wajahnya.
Tlinggg....
Nico felix : aku udah didepan rumah kamu.
SEMPURNA!
Raisa segera berlari keluar rumah. Untungnya, hari ini mamak dan bapaknya lagi tidak ada rumah. Bukan honeymoonth, bukan. Mamak dan bapak Raisa hanya kencan biasa.
"Saaa" kata nico
Nico memandangi raisa dengan tatapan aneh.
Bukan karna raisa tak terlihat cantik, bukan. Hanya saja, mengapa raisa memakai baju terusan pendek? Di tambah sepatu ber-hak tinggi. Mereka kan naik motor, ditambah ini sudah malam, tidak baik dilihat orang. Ahh raisa ini, watak cabe cabeannya memang tak pernah berubah. Meski begitu, nico tetap cinta.
"Kenapa nic? Norak yah dandanan gue? Kayak emak emak yah? Menor yah? Iya yah? Jawabbbbb!!!!!" tanya raisa ngeyel.
Nico menepuk kening raisa, lalu menyentil pipinya. Menyebalkan!
"Kamu mau pakai pensil alis dibibir juga tetap cantik" kata nico.
Raisa tersipu malu, pipi nya sudah memerah kini. Sudah seperti kepiting rebus.
Raisa mendaratkan satu pukulan manja tepat di bahu Nico, ahh menggemaskan.
"Tapi, alangkah baiknya kalau kamu pake baju yang lebih tertutup. Apalagi ini udah malam. Gak enak diliatin orang" kata Nico.
Wajah Raisa masih memerah. Ia masih merasa malu, namun kali ini rasa malu nya berbeda. Pastilah Nico menganggap kalau ia norak. Sudah tau naik motor, malah berdandan seperti ini.
Raisa membalikkan tubuhnya. Ia berjalan lemas ke arah pintu. Ia bergegas untuk mengganti pakaian dan sepatunya.
"Sa" kata nico
"Kamu cantik, cantik banget. Kalau mata aku bisa keluar, mata aku keluar nih, kamu cantiknya kebangetan. Aku cuma gak mau ada orang lain yang memandang kamu dengan pandangan buruk."
Pipi raisa kembali memerah. Ahh nico ini, dia begitu perhatian. Dia selalu berhasil membuat hati raisa berbunga bunga.
Raisa mempercepat langkahnya, tak ingin nico mengetahui bahwa kini ia sedang tersipu malu.
****
Raisa dan nico duduk disalah satu bangku di restaurant yang berada didalam mall.
Restaurant disini memang terbilang murah. Nico sengaja mengajak raisa makan malam di tempat yang tak begitu mahal. Maklum, anak remaja masih meminta kepada orang tua.
"Kamu mau lanjut kuliah dimana sa?" tanya nico disela sela makan.
"Belum tau, rencananya sih mau di swasta aja" jawab raisa.
"Loh, kenapa gak di negeri aja? Nilai kamu kan bagus?"
"Ribet ahh, lagian itu cuma beruntung aja. Aku gak ngerti apa apa selain fisika" jawab raisa seraya menyengir. Dasar raisa.
"Kamu lanjut mana?" tanya raisa
"Aku coba ptn di bandung" jawab nico
Raisa terdiam, ia segera menelan makanan yang ada didalam mulutnya. Ia meletakkan sendoknya di atas piring.
Ia menghembus nafas dengan keras.
"Lo mau ninggalin gue lagi?" tanya raisa dengan nada ketus.
Raisa menghempas sendok yang ada ditangannya ke atas piring, ia memutar kedua bole matanya seakan tak senang dengan pernyataan nico.
"Sa, kamu harus ngerti, aku gak mungkin tetap kuliah disini sedang ibu ku disana, ayah aku pasti bakalan jarang dirumah karena kesibukannya. Dan aku juga gak mungkin biarin ibu sendirian" jawab nico mencoba menyakinkan.
Mata raisa berbinar, seakan akan ada sebuliar air mata yang terjatuh ke pipinya.
Benar saja, buliran air itu lolos dari pelupuk matanya. Ia segera menyeka air mata itu, tangannya mengusap kasar pipinya.
"Eh kenapa nangis?" tanya nico keheranan.
"Rindu ke kamu itu gak enak banget. Aku gak mau ngerasain rindu itu lagi" jawab raisa
Nico terdiam, ia menatap raisa tak percaya. Apa ini pertanda, bahwa raisa benar benar mencintainya dan sudah melupakan eza?
"Sa" kata nico, tangannya membelai lembut sehelai rambut raisa yang menghalangi wajahnya.
"Rindu juga bisa di nikmati. Karna rindu bukan tentang jarak. Rindu itu tentang, apakah yang kamu rindukan juga merindukan mu atau tidak. Dan aku, aku juga rindu sama kamu. Jadi kita bisa menikmati rindu berdua, meski ditempat yang berbeda" lanjut nico
"Kamu.. Mau jadi pacar aku?" lagi, nico melanjutkan ucapannya yang sedari tadi terbatah batah, ia tak pernah merasa segugup ini. Raisa memang benar benar sudah mencuri hatinya.
Raisa ikut terkejut. Makanan yang tadi ditelan serasa ingin keluar lagi. Ia tersedak.
"Uhuk uhuk" begitu yang terdengar dari mulut raisa. Ia terbatuk karna tak menyangka
"A.. Aku, aku mau lah jadi pacar kamu" jawab raisa dengan penuh semangat.
"Eh.. Eh maksudnya" kata raisa terbatah batah, bagaimana bisa ia menjawab dengan begitu bersemangat, seharusnya ia berpura untuk menimbang nimbang dahulu, biar terlihat lebih ellegant.
"Maksudnya? Kamu gak mau?" tanya nico dengan hati hati
"Ma, mau" jawab raisa seraya tersenyum.
"Gakpapa kan kita ldr-an?" tanya nico sekali lagi, mencoba memastikan bahwa ia tak salah dengar.
"Gakpapa, gakpapa hehe" jawab raisa yang masih bersemangat.
******
Mereka berdua berjalan menuju pulang sembari mendorong motor milik nico berdua. Iya bener, motor nico mogok. Mengesalkan. Tapi tak apa, karna malam ini, merupakan malam panjang yang begitu istimewa, raisa dan nico resmi berpacaran.
Dduuuaarrrrr....
Suara geledek menyambar. Sialnya, sudah motor mogok, ditambah turun hujan yang deras nya tak kira kira.
Mereka berdua segera menepi dibawah pohon.
"Aduh, sa maaf yah. Maaf banget, kamu jadi capek dan kebasahan gini. Emang gak guna banget aku yah" kata nico memelas, tak tega melihat gadisnya seperti ini.
"Gakpapa, asalkan sama kamu, di samber petir aku juga gakpapa" kata raisa seraya menyengir.
"Sa" kata nico seraya menatap mata kedua manik mata milik raisa.
Sedetik kemudian, nico mengusap lembut wajah raisa. Mata raisa terpejam, bibirnya tertarik membentuk sebuah lengukungan, ia tersipu malu.
"Muka kamu hitam hitam, kayanya kena mascara kamu, alis kamu juga luntur itu" ucap nico
Raisa langsung membuka matanya, ia segera mengusap dengan kasar wajahnya lalu memalingkan tubuhnya.
Sedangkan nico tak kuasa menahan tawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja
RomanceSeorang gadis SMA yang menyukai teman sekolahnya, namun lelaki itu tak pernah meresponnya. Ketika ia membuka hati untuk lelaki lain, lelaki itu datang memberi harapan. Siapa yang harus dia pilih, Cinta pertama kah atau lelaki yang baru saja memasuki...