11

1.6K 47 1
                                    

                                       ***
Pagi ini gadis itu bangun lebih awal, ia seperti mendapatkan semangat baru.

"Morning mama, morning papa" sapa gadis itu dimeja makan.

"Sok mama papa kau, biasa manggil mamak bapak" jawab ketus wanita paruh baya yang bukan lain adalah mama dari gadis itu.

"Halah, gak bisa liat anak nya seneng" jawab gadis itu.

"Kok tumben cepat?" suara berat terdengar ditelinga gadis itu.

"Iyaa dong" jawab gadis itu cepat.

"Bapak gak bisa ngantar yah, bapak mau cepat"

"Yaaaah bapak, jadi raisa naik apa?"

"Naik angkot lah" jawab lelaki tua itu.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, uugghh.

Tlingg.. 

Gadis itu mendapatkan satu pesan dari lelaki yang akhir akhir ini menjadi most wanted di hati dan fikirannya.

Nico Felix Pratama : pergi bareng gue yah?

Ahh, lelaki itu selalu datang disaat yang tepat, pikirnya.

Raisa Putri : boleh

Tliingg..

Nico Felix Pratama : tunggu gue, 15 menit lagi.

Raisa Putri : Oke.

Gadis itu memakan roti yang ada didepannya, ia jarang sekali sarapan pagi. Karna biasanya setiap pagi selera makannya sangat buruk, namun berbeda dengan pagi ini.

"Yaudah, mak pak raisa duluan yah. Assalamualaikum" gadis itu berdiri dari tempat duduknya, ia mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hati hati yah" kata wanita paruh baya itu.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu, belum sempat ia melangkah keluar, deringan handphone menghentikan langkahnya.

Tliingg..

Eza Gelanggang Putra : Sa, pergi bareng gue yuk?

Gadis itu mengerutkan keningnya, ahh lelaki itu memang selalu datang disaat yang tidak tepat. Jika saja lelaki itu lebih awal mengajaknya, ia kan bisa pamer dengan teman temannya jika ia diantar oleh lelaki yang selama ini mereka bilang tidak membalas cintanya.

Raisa Putri : eh, gue dianter za.

Eza Gelanggang Putra : sama siapa?

Matilah dia, jawaban apaa yang harus ia beri.

Raisa Putri  : Sama bapak gue, lain kali aja yah za.

Eza Gelanggang Putra : oke.

Gadis itu melanjutkan langkahnya keluar, ia berjalan keluar pagar. Benar saja, nico sudah berada didepan pagar rumahnya.
Mati lah dia, jika bapaknya melihat abis lah riwayatnya. Gadis itu memang belum diizinkan untuk punya teman dekat lelaki oleh bapaknya.

"Pagi" lelaki itu menyapa dan tersenyum manis kepada gadis yang sekarang ini sudah berada tepat didepannya.

"Pagi"

"Nih" lelaki itu menyodorkan sebuah helm untuk gadis itu.

Gadis itu memakai helm ke kepalanya, ia segera naik ke atas motor gede lelaki itu.

Lelaki itu melajukan motornya dengan kencang, ugh modus sekali. Mau tak mau, yah lebih tepatnya mau, gadis itu melingkarkan tangannya kebadan lelaki itu. Sudah seperti cabe diterongin saja.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang