06

1.9K 366 6
                                    


Hanbin keluar perpustakaan mengejar Yerin yang sudah berjalan menjauh. "Yer! Yer! Tunggu! Maksud gue bukan gitu—" 

"—terus maksud lo apa? Gue gak mau dikasihani. Gue benci itu. Jadi tolong lo gak usah deket-deket lagi." Kata Yerin marah. Dia akhirnya pergi meninggalkan Hanbin yang mengacak rambutnya kesal. 

Yerin berjalan menyusuri koridor dan bisa mendengar bisik-bisik menyebalkan itu. Dibilang caper, ular, cabe, bitch dan lain-lain. Bisa ngaca gak sih? 

BRUK!

"Kalo jalan liat-liat dong! Matanya gak dipake buat liat." Yerin langsung ninggalin orang yang dia tabrak tadi. 

"Won, lo gak papa? Tumben Yerin langsung pergi pas nabrak lo." Mingyu mengulurkan tangan ke Wonwoo yang jatuh akibat dorongan kuat Yerin. Wonwoo mengangguk dan memandang Yerin, "Bagus deh. Dia gak caper lagi. Yakan?" 

Yerin menyandarkan punggungnya di tembok dan merasakan angin semilir yang menerbangkan rambutnya. Ini tempat persembunyiannya. Walaupun agak serem deket gudang, tapi tempat ini paling enak.

Bolos pelajaran saja. 

.

Hanbin menggigit jarinya di kelas. Bukan maksudnya membuat Yerin marah. Yah, mereka baru berkenalan 2 hari tapi entahlah, Hanbin ingin sekali berteman dengan Yerin. Ada yang berbeda dari cewek itu. 

"Hanbin? kamu gak papa?" 

Hanbin menatap cewek berambut pendek itu dan tersenyum kecil. "Gak papa. Lo gak usah peduliin gue." Hanbin menatapnya lagi, Oh ini cewek yang dibully Yerin

Namun ia menghela nafas kecil sambil berpikir ia harus meminta maaf pada Yerin. Harus.

***

Yerin berjalan keluar sekolah sambil memakai jaketnya. Ia merengut kecil.  Yerin memasang headsetnya sambil menunggu ibunya yang menjemputnya. Dari jauh beberapa murid berbisik-bisik sambil memandangnya. Yerin membesarkan volume lagunya tak peduli dengan desas-desus mereka. 

"Jung Yerin sunbaenim?

Yerin menatap seorang lelaki yang lumayan tampan dengan datar. Ia melepas salah satu headsetnya, "Apa?"

Laki-laki itu terdiam sambil memandang teman-temannya yang semakin sorak menggodanya. Yerin memandang sekumpulan teman-temannya tajam, "Cepat katakan." 

"Apa aku boleh meminta nomormu?" 

Sorakan di belakang lelaki itu semakin keras membuat Yerin kesal. Ia memandang lelaki yang kini menunduk malu. Karena merasa kasihan ia lalu mengulurkan tangannya. "Mana hpmu?" 

"Huh? buat apa?"

"Nomorku. Kau mau kan? Sini. Biar teman-temanmu kaget dan speechless lalu tidak menggodamu terus-terusan." 

Lelaki itu mengulurkan hpnya dan Yerin mengetik nomornya lalu memberikan hpnya kembali. "Jangan kira aku menyukaimu." ucapnya datar sambil memasang kembali headsetnya. Lelaki itu menunduk pelan dan kembali ke kerumunan temannya. 

Sekali-sekali baik aja.

.

.

Hanbin mengigit bibirnya sambil menaruh baju seragamnya di meja. Kelasnya kini sedang pelajaran olahraga dan ia masih di dalam kelas. Ia menghela nafas pelan sambil mengacak rambutnya. 

"Hanbin?"

Hanbin menoleh ke belakang dan melihat perempuan rambut pendek itu. "Oh, Eunha. Kenapa?" tanyanya dan Eunha tersenyum kecil, "Gakpapa cuman kamu gak kunjung keluar kelas. Pelajaran olahraga mau mulai." 

"Ya udah gak usah urusi gue." 

Eunha sedikit terkejut dan mengangguk pelan, "Oke. Aku cuma mau memberitahumu." ucapnya lalu pergi. Hanbin mengacak rambutnya sekali lagi dan akhirnya keluar kelas. 

Ia mendekati teman-temannya dan melihat beberapa anak dari kelas lain. "Ada apa ini rame-rame? Mereka salah jam?"

"Nggak, pelajaran kita digabung soalnya pak Siwon nanti ada urusan." 

Hanbin mengangguk kecil dan matanya langsung tertuju pada seorang perempuan yang berdiri menjauh dari kerumunan bersama temannya. 

Bagus.

antagonist; [KH + JY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang