"Gila si Eunbitch itu. Maunya apa sih. Sok polos lagi iwh." gerutu Joy kesal. Ia duduk di kursi di sebelah kasur. Yerin sendiri berbaring setelah berganti seragam dan mengobati luka bakarnya."Mending lo nyegat dia terus langsung lo smack down tuh anak. Sebel gue. Oh ya, sekalian sama si temen-temennya."
Yerin terdiam tidak menanggapi perkataan Joy. Gadis itu menatap langit-langit dengan kosong. Ia menghela nafas pelan.
"Tuh Wonwoo kenapa percaya aja sih sama tuh anak. Love is blind kali ya? Apa sama Eunha dijampi-jampi? Masa dia gak tau kalo si pacar tersayangnya tuh yang mulai duluan?" cerocos Joy kesal.
"Nyebelin banget njing ah males gue. Pengen gue keluarin tuh anak dari sekolah ini, biar tau rasa." Joy mengepalkan tangannya kesal. "Sok polos, sok gak bersalah cih. Dasar muka dua."
Joy melirik sebentar ke arah Yerin yang dari tadi tidak menggubris protesan dari Joy. "Heh, kok lo diem aja? Tanggepin gitu dong. Lo kesel kan sama dia?"
Yerin mengangguk, "Gak kesel, benci."
"Duh, awas ae tuh Eunha macem-macem. Bukannya dia dibawa ke bk ya? Pasti dia ntar ngasi penjelasan yang salah."
.
"Yerin yang mulai duluan bu!" ucap Wonwoo. "Dia mukul Eunha sampe jatuh dan nendang dia! Saya liat pake mata kepala saya sendiri!"
Wonwoo, Eunha dan teman-temannya kini ada di ruang bk. Mereka dipanggil untuk dimintai penjelasan. Wonwoo sendiri dari tadi sudah ngotot Yerin yang memulai pertengkaran itu. Sana, Chaeyeon dan Jiho pun juga ikut menyalahkan Yerin. Eunha masih diam, tidak menjawab sama sekali.
"Terus emang kenapa Yerin mukul dia? Pasti ada alasannya kan?"
"Ck, Yerin mah selalu mukul Eunha buat seneng-seneng aja. Selama ini dia nindas Eunha seenaknya sendiri." Wonwoo mendengus kasar. "Kenapa sih gak dikeluarin aja tuh cewek? Bikin ribut aja kerjaannya. Cewek gak guna."
"Jeon Wonwoo!" tegur guru bk itu tajam. "Yerin anak yang berprestasi apalagi keluarganya penyumbang sponsor terbesar ke sekolah ini! Gak usah ngomong macem-macem kamu!"
"Ck." Wonwoo berdecak kesal. Lelaki itu benci fakta bahwa Yerin lebih berkuasa disini dan diluar karena latar belakang keluarganya yang hebat.
"Eunha, emang bener Yerin yang duluan mukul kamu?"
Wonwoo mendesah kasar, "Memang Yerin yang mukul. Mana mungkin Eunha yang mukul duluan."
Guru bk itu menatap Eunha meminta penjelasan dari gadis yang sedari tadi diam di sofa. Eunha mendongak, melihat wajah temannya, Wonwoo dan guru bk itu. Ia mengerjapkan matanya pelan, "Iya. Yerin yang mukul saya duluan."
"Tuh kan bener? Yerin sialan, cewek kampret sialan." umpat Wonwoo.
"Emang apa alasannya Yerin mukul kamu? Apa kamu berbuat hal yang salah? Kamu memprovokasi dia dulu?"
"Sudah saya bilang Yerin tuh—"
"WONWOO DIAM!" Bentak guru bk itu. Wonwoo langsung terdiam. Jarang-jarang guru bk yang hangat itu marah hingga membentak orang.
"Tadi Yerin ke uks buat ngobatin luka bakar karena kuah mie panas itu. Apa kamu yang nuangin kuah itu ke Yerin?"
Wonwoo melotot lebar, dia hendak protes namun ia urungkan karena yakin ia pasti akan dibentak lagi.
Eunha masih terdiam, gadis itu menatap langit-langit sejenak. Pikirannya melayang kemana-mana. Lalu kemudian ia memandang guru bk itu, "Tadi dia gak sengaja menyenggol semangkuk mie panas akhirnya kuahnya kena bajunya. Terus Yerin langsung mukul saya."
Guru bk itu mengangguk mengerti. Wonwoo sendiri tersenyum puas sambil mengelus puncak kepala Eunha. Eunha tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangannya ke pintu yang terbuka lebar itu.
.
"Eunha kampret." desis Joy kesal. Yerin dan Joy kini berada di ruang bk siap-siap diinterogasi oleh guru bk itu.
"Jadi kenapa kamu mukul Eunha?"
"Dia diprovokasi bu. Saya juga." ucap Joy kesal. "Kalo mereka gak mulai kita gak bakal ngedamprat mereka kayak gini."
"Oh ya? Tapi tadi Eunha bilang kamu mukul dia tanpa alasan."
"HAH?!" Teriak Joy keras. Gadis itu tertawa sinis, "Ckckck, duh bu, ngapain percaya sama cewek sok polos kayak gitu. Mending tanya aja orang-orang sekitar siapa yang mulai duluan."
Yerin menatap lantai dengan kosong, tidak berniat menjawab pertanyaan dari guru bknya. Toh Joy dengan senang hati menjawabnya karena ia sedang dilanda emosi.
"Yerin, kamu mukul dia tanpa alasan? Buat seneng-seneng aja? Katanya kan kamu juga ngebully dia dulu. Itu cuman buat main-main aja?"
Yerin tertawa sinis dan menatap tajam guru bknya, "Ngapain ngebully cewek lemah kayak dia buat main-main? Habisin tenaga. Mending bully yang lain yang lebih menantang kali."
"Terus apa alasannya? Kamu pasti punya alasan ngebully dia dan mukul dia di kantin tadi."
"Ck. Soal di kantin tadi tuh gara-gara meja kantin. Joy yang duduk duluan tapi si Sanake temennya cewek itu bilang dia duluan yang dateng. Joy sama Sana tengkar dan Sana memprovokasi saya. Tiba-tiba si cewek sok polos itu mulai ngomong ngelantur jauh dari topik pembicaraan dan dia nyiram kuah mie panas ke saya."
"Huh? Eunha bilang mienya gak sengaja kesenggol kamu."
"Ck, kalo ibu gak percaya saya yaudah. Percaya aja sama serigala berbulu domba itu." Yerin memutar bola matanya kesal.
"Saya boleh aja tukang nindasin anak, tapi setidaknya saya nggak fake dan muka dua."

KAMU SEDANG MEMBACA
antagonist; [KH + JY]
Fanfiction❝Orang-orang selalu benci sama tokoh antagonis apapun yang terjadi.❞ Jung Yerin to Kim Hanbin