21

2K 385 29
                                    




Hanbin keluar kelas akan menuju kelas Yerin.

"Hanbin."

Hanbin berhenti dan menoleh melihat Eunha. "Apa?"

"Kamu udah beli buku fisika yang direkomendasiin Kim saem belum?"

"Belum kenapa?"

"Oh, aku juga belum. Mau beli bareng gak?"

"Nggak."

Eunha sedikit kaget mendengar ucapan Hanbin yang begitu dingin itu. Ia mengerjapkan matanya, "O..oh, ada acara ya sekarang? Kalo gitu besok?"

"Gak juga. Gue bakal beli sendiri. Kenapa lo gak beli sendiri?"

"Yah, biar sama terus gak repot—"

"Kenapa gak minta beli sama pacar lo aja?" Hanbin memandang Eunha aneh. "Gue gak mau dicap pho." ucapnya lalu pergi meninggalkan Eunha sendiri.

Eunha terdiam dan mengangguk canggung. Ia memandang Hanbin yang berjalan semakin menjauh itu dengan sedih.

"Kenapa?"

Eunha menoleh melihat Wonwoo yang ada di belakangnya. Eunha menggeleng dan tersenyum, "Ng..Nggak."

"Ayo pulang."

"Iya."

.

.

Hanbin memandang Yerin yang berdiri di depan lokernya. Lelaki itu sudah pergi ke kelasnya namun tak menemukan Yerin disana.

"Yer."

"Oh Mbin."

"Nunggu lama?"

Yerin menggeleng dan berjalan meninggalkan Hanbin sambil membawa helmnya. Hanbin mengekor dari belakang dan mereka pergi ke parkiran.

"Lo mau kemana?"

"Maksud?"

"Yah, lo mau pulang langsung atau gimana."

"Gue setiap pulang sekolah langsung ke rumah." ucap Yerin.

"Mau beli es krim?"

Yerin menoleh dan tanpa aba-aba Hanbin mengambil helm dari motornya lalu memasangnya. "Ayo princess."

Yerin menghembuskan nafas pelan dan naik ke motor Hanbin. Ragu-ragu Yerin melingkarkan tangannya di perut Hanbin.

Hanbin tersenyum dari dalam helmnya saat merasakan tangan Yerin di perutnya. Ia lalu mengegas motornya keluar sekolah.


Dari kejauhan Eunha melihat keduanya yang pulang bersama. Gadis itu terdiam memandangnya tanpa peduli Wonwoo yang sedari tadi menunggunya.

"Ha."

Eunha menoleh kaget, "Kenapa Won?"

"Ayo pulang. Lo liat apa?"

"Eng..enggak kok. Ayo deh."

.

.

Yerin memandang sekitarnya datar. Huh, taman.

Ia melihat Hanbin yang ada di sebelahnya. "Katanya beli es krim. Kenapa malah kesini? Lo bohong?"

"Nggak. Ada kok toko es krim disana. Kuy."

Yerin mencibir dan berjalan di samping Hanbin. Ia melihat keadaan taman itu yang ramai. Maklum, anak sekolah sudah pulang.

Mereka masuk ke dalam toko es krim dan memesan es krim masing-masing.

"Makan disini, atau di taman?" tanya Yerin.

"Terserah lo aja."

"Hhh." Yerin menghela nafas dan mengambil es krimnya yang sudah siap. Ia berjalan keluar dari toko es krim dan duduk di salah satu bangku taman.

Hanbin duduk di sebelahnya sambil memakan es krimnya.

Yerin melihat ke depan, melihat beberapa remaja yang sibuk bercanda. Ia mengalihkan pandangannya.

"Kenapa? Es krimnya gak enak?"

Yerin menoleh, melihat Hanbin yang memandangnya sedikit khawatir. Sungguh gadis itu tidak tau kenapa Hanbin harus khawatir menanggapi hal ini.

"Nggak."

"Terus kenapa gak dimakan? Meleleh lho nanti."

Yerin diam saja. Ia melihat Hanbin sejenak, "Lo, kenapa sih kaya gini ke gue?"

"Kayak gini apa?"

"Yah, ngajak pulang bareng, ngebela gue, terus nempe ke gue mulu. Kenapa?"

Hanbin tersenyum kecil, "Gak boleh?"

"Ya, nggak gitu. Cuman.."

"Cuman apa?"

Yerin terdiam, "Ya, gue ini kan.. orangnya.. gak baik.."

"Gak baik apanya? Lo cuman kadang nindasin temen lo kok. Tapi sekarang lo gak pernah kan?"

"Yah.. tapi.."

"Kenapa? Lo gak suka gue deketin?" tanya Hanbin. "Yah, kalo gitu, gue gak bakal deketin lo lagi deh."

Yerin mengerjapkan matanya, "Yah gak gitu—"

"Ciee, lo gak pengen gue ngejauhin lo ya?"

"KAMPRET!"

Hanbin tertawa keras dan membuang tempat es krimnya di tong sampah. Ia kembali duduk di sebelah Yerin. "Gue deketin lo karena gue penasaran kok."

"Penasaran apa? Lo kira gue aneh?!"

"Nggak. Ya gue cuman penasaran aja."

"Terus, lo udah gak penasaran lagi?"

Hanbin menatap Yerin dan tersenyum, "Yah gimana ya, meskipun rasa penasaran gue ilang, gue bakal tetep deketin lo kok. Soalnya rasa penasaran gue keganti jadi perasaan nyaman sih."


"Hmm."

Hanbin menoleh dan tertawa kecil. "Liat sini."

"Hah?" Yerin menoleh.

Hanbin mengusap ujung bibir Yerin yang sedikit belepotan. Ia tertawa kecil, "Konglomerat makannya masih belepotan aja ya."

Yerin mengerjapkan matanya lalu menatap Hanbin kesal, "M..Memangnya gak boleh?!"

"Ya boleh aja. Jangan marah lah. Canda doang." Hanbin mencubit pipi Yerin.

"HEH GAK USAH MODUS."

"Iya, iya." Hanbin menyunggingkan senyumnya.

Lelaki itu berdiri dan mengulurkan tangannya. "Ayo pulang."

Yerin memberinya tempat es krim yang sudah kosong lalu pergi meninggalkannya. "Buang sampahnya."

Hanbin tertawa kecil dan membuangnya ke tong sampah. "Dasar."

.

.

Yerin turun dari motornya dan memberikan helmnya ke Hanbin. "Makasih udah nganterin."

Hanbin mengangguk dan menaruh helmnya di bagasi motornya. Yerin berbalik untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Eh!"

Hanbin memegang tangan Yerin cepat.

Yerin menoleh dan menaikkan alisnya bingung, "Apa? Gak usah pegang-pegang."

"Oh, anu.. emm.." Hanbin berpikir sejenak. "Uh, sabtu, ada acara gak?"

"Hng? emang kenapa?"

"Yah, tanya aja. Kan ntar long weekend."

Yerin terdiam, "Entahlah. Gue gak bisa janjiin."

Hanbin mengangguk mengerti, "Oke. Kalo bisa kabari ya." ucapnya lalu menaiki motornya. "Duluan!"

Hanbin mengegas motornya pergi meninggalkan rumah Yerin.

Yerin mengerjapkan matanya, "Huh,"

antagonist; [KH + JY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang