Hanbin berjalan menyusuri koridor untuk mencari Yerin. Lelaki itu melihat bagaimana teman-teman sekelasnya menindas Yerin dan ia tidak terima dengan perlakuan mereka. Hanbin berjalan menaiki tangga sambil membawa sebuah susu coklat dingin. Ia berjalan menaiki rooftop sambil berharap Yerin ada disana.
Dan firasat Hanbin tidak pernah salah. Dia menemukan Yerin yang sedang berdiri memandang pemandangan kota dari atas.
Hanbin menempelkan botol susu dingin itu ke pipi mulus gadis itu membuat Yerin kaget. "Ngapain lo disini?"
"Minum dulu." kata Hanbin sambil menyerahkan botol susu dingin itu.
Yerin menerimanya dengan ragu dan akhirnya meminum susu pemberian Hanbin. Hanbin memandang Yerin dalam diam lalu ikut melihat pemandangan kota itu.
Mereka tidak berbicara selama beberapa menit sebelum akhirnya Hanbin memecah keheningan itu, "Sori."
"Buat?"
"Kemarin. Gue.. gue tau gue salah. Gue seakan-akan ngehina lo. Lo pantes marah kemarin. Gue minta maaf." Hanbin memandang Yerin dalam. Yerin terdiam sambil menghembuskan nafas kasar, "Gue udah biasa digituin."
"Tapi gue tetep minta maaf."
"Gak papa." kata Yerin. "Lo gak usah minta maaf toh gue juga udah maafin lo. Kesalahan lo itu bukan kesalahan besar." kata Yerin lagi.
Hanbin terdiam dan tersenyum kecil, "Lo gak papa?"
"Gak papa apanya?" tanya Yerin sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Lo dikerjain tadi. Bukan dikerjain, dibully gitu."
Yerin tertawa pahit sambil menghembuskan nafas kasar, "Karma does exist." ucap Yerin pelan. "Gue udah sering digituin tenang aja. Itu mah gak ngaruh sama sekali ke gue."
"Kalo lo sampe luka, gue bakal marahin mereka."
Yerin melihat Hanbin sebentar, "Kenapa lo gini ke gue?"
"Gini apanya?"
"Lo ngajak ngomong gue, nemenin gue gini, lo mau apa?"
Hanbin tertawa kecil sambil mengacak rambut Yerin, "Gak boleh gue deketin lo?" tanya Hanbin dengan senyum andalannya.
Yerin terdiam dan mengerjapkan matanya sesekali, "Boleh sih, tapi gue ini cewek yang gak disukai sama orang."
"Buktinya gue suka sama lo." Hanbin terdiam sejenak dan sedetik kemudian wajahnya memerah, "m..maksud gue.. bukan suka—"
Yerin tertawa kecil, "Woles aja kali, gue juga tau. Gue gak baperan kok." kata Yerin sambil tersenyum.
Hanbin terdiam melihat Yerin lalu tersenyum, "Besok-besok senyum gini lagi ke gue, boleh gak?"
"Hah?"
Hanbin tersenyum lebar lalu bangkit berdiri, "Gue suka senyum lo."
.
.
"Kim Hanbin."
Hanbin menoleh melihat Wonwoo yang kini berjalan ke arahnya, "Nih, ada titipan adik kelas."
Hanbin mengerutkan alisnya sambil menatap Wonwoo bingung, "Hah? Dari siapa?" tanya Hanbin yang dibalas gelengan dari Wonwoo.
"Entah. Adik kelas kali."
Hanbin terdiam lalu memandang sosok Wonwoo. Hanbin kemudian teringat bahwa lelaki di depannya ini gebetan Yerin. "Won."
"Hm?"
"Eunha tuh, pacar lo?"
Wonwoo memandang Hanbin diam lalu mengangguk, "Kenapa?"
"Oh, gak papa cuman tanya aja." jawab Hanbin lalu tersenyum ke arah Wonwoo. Hanbin lalu membuka bingkisan yang diberi adik kelasnya lalu tertawa pelan. Sebatang coklat. Hanbin menggelengkan kepalanya lalu memakan coklatnya dengan tenang.
Pikirannya membayangkan Yerin yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya.
Kalo Wonwoo udah punya pacar, berarti, gue ada kesempatan dong?
Hanbin tersenyum senang sambil memandang keluar jendela.
.
.
Yerin menghembuskan nafas pelan sambil melirik arlojinya. Ia bersandar di tembok sambil mengetuk-etukkan kakinya. Ini sudah sore namun jemputannya tak kunjung datang. Entah kemana sopirnya karena ini sudah sangat telat dari jam pulangnya.
"Aaa Wonwoo nakal!"
Yerin menoleh melihat Eunha dan Wonwoo yang kini berjalan bersama keluar gerbang. Yerin memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafasnya berkali-kali.
Sabar Yerin, sabar..
Ia menutup matanya dan berusaha menutup telinganya untuk tidak mendengarkan celotehan keduanya yang terdengar cukup menjijikkan di telinganya.
TinTin!
Yerin membuka matanya dan melihat sesosok lelaki yang mengendarai motor sport kini berhenti di depannya. Yerin terdiam lalu mengalihkan pandangannya.
"Oi Jung Yerin! Udah dibel masih aja gak peduli!" teriak sosok yang tak lain adalah Hanbin. Yerin melihat Hanbin jengah, "Apaan? Mau pamer motor?"
Hanbin membuka helmnya, turun dari motornya dan berjalan ke arahnya. "Belum dijemput?"
"Belum."
"Dijemput ortu?"
"Sopir."
"Mau gue anter?"
"G."
"Cuek amat sih."
"Biar."
Hanbin tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Yerin. Yerin membelalakkan matanya lalu menyentil dahi Hanbin, "Napa lo? Gak usah modus ya."
"Gue anter pulang deh. Habis ini sekolah mau tutup. Mau malem nih."
"Gak usah repot-repot."
Hanbin terdiam lalu tanpa sengaja melihat Wonwoo dan Eunha yang saling berbicara. Hanbin melihat Yerin yang menunduk. Ia lalu menarik tangan Yerin membuat gadis itu berjengit kaget.
"Han—"
"Gue anter. Gak ada penolakan."
Hanbin memasangkan helm ke kepala Yerin lalu mengikatkan jaketnya ke pinggang Yerin. "Kuy."
Yerin terdiam lalu ia akhirnya menaiki motor Hanbin. "Pegangan yang kenceng ya."
"Huh, ya."
Hanbin mengegas motornya secara tiba-tiba membuat Yerin sedikit berjengit kaget dan memegang pundak Hanbin erat. "Kaget ya?"
"GAK USAH MODUS!"
"Duh galak."
Hanbin lalu menjalankan motornya meninggalkan sekolah. Tanpa mereka sadari, Wonwoo dan Eunha sedari tadi melihat interaksi keduanya.
"Mereka deket ya." gumam Eunha pelan.
"Iya. Bagus kan kamu gak diganggu lagi sama Yerin." kata Wonwoo lalu mengacak rambut Eunha. Eunha tersenyum kecil dan melihat jalanan dengan tatapan kosong.
maaf lama ya :(((

KAMU SEDANG MEMBACA
antagonist; [KH + JY]
Fanfikce❝Orang-orang selalu benci sama tokoh antagonis apapun yang terjadi.❞ Jung Yerin to Kim Hanbin