10

2K 389 29
                                    




Yerin kini duduk dengan Joy di kantin. Gadis itu meminum minumannya sambil sesekali melirik para murid yang berlalu lalang. Ia menatap tajam pada murid yang melihat ke arahnya.

Drrrt.

Yerin mengambil handphone dari sakunya dan membaca salah satu pesan dari pelayannya. Ia hampir saja tersedak minumannya. Yerin berdiri cepat, "Joy, tolong ijinin gue sampe pulang nanti."

"Kenapa?"

"Bokap gue pulang!"

Joy tersedak minumannya dan langsung berdiri, "Gila lo?! Bokap lo yang sadis itu?!"

Joy kenal betul keluarga Yerin. Keluarga berdarah dingin Jung. Sewaktu smp, Joy pernah berkunjung ke rumah Yerin dan percaya atau nggak, Joy merinding disana. Rumah mereka seakan-akan diselimuti aura gelap. Wajah orang tua dan kakaknya, Jung Krystal bener-bener bikin Joy kapok ke rumah Yerin lagi.

Ayah Yerin, Jung Yunho terkenal sangat keras dan tegas ke anaknya. Chanwoo, adik laki-laki Yerin pernah diusir karena ketahuan bermain game bersama di sekolah hingga malam. Tak hanya itu, Yerin dan saudaranya selalu dituntut untuk menjadi nomor satu. Tak hanya itu, Yunho benar-benar disiplin, tepat waktu, bahkan kalau telat 2 detik, dia bakal memarahi entah itu anak atau anak buahnya.

Ayah Yerin benar-benar seorang perfeksionis.

"Gila lo! Udah sampe mana?!"

"Di bandara sampe jam 11 siang."

"GILA LO INI UDAH JAM 10.42! UDAH SANA PERGI BEGO!" Joy mendorong Yerin keluar kantin hingga menabrak beberapa orang.

"MINGGIR MINGGIR DARURAT NYET!" Teriak Joy. Yerin berlari bersama Joy di koridor tanpa memedulikan murid yang lewat.

BRUK!

Yerin terjungkal ke depan dan meringis kesakitan. Ia lalu bangkit berdiri tak memperdulikan yang ia tabrak namun sebuah suara menginterupsinya.

"Lo gak mau minta maaf?"

Suara itu, suara yang bener-bener Yerin kenal.

Yerin menoleh ke belakang melihat Wonwoo yang membantu Eunha. "Heh bitch! Eunha sampe mimisan gara-gara lo!" Damprat Sana.

Yerin memutar bola matanya kesal, ia tak peduli dengan mereka. Karena ayahnya benar-benar lebih penting untuk sekarang.

"Jung Yerin."

Yerin tetap berjalan tak memperdulikan mereka.

"JUNG YERIN!"

Suara teriakan Wonwoo menggema di koridor itu. Yerin berhenti lalu melirik arlojinya. Ia menoleh ke arah Joy, "Joy tolong bereskan alat-alat gue. Terus panggil sopir gue biar masalah ini cepet selesai. Kayaknya ini bakal lama."

Joy mengangguk dan meninggalkan Yerin. Yerin menoleh ke belakang menatap Wonwoo datar. Yerin berjalan mendekat pada kumpulan yang dibencinya itu. "Napa?"

"Minta maaf."

Yerin memutar bola matanya kesal. Ia menunduk sambil menatap Eunha tajam, "Maaf ya, tuan putri yang disayang semua orang. Maafin monster jelek yang udah nabrak sampe hidung putrinya berdarah." ucap Yerin penuh tekanan.

"Udah?" tanya Yerin lalu pergi meninggalkan mereka, namun Wonwoo memegang pergelangan tangannya.

"Minta maaf yang bener."

"Itu udah bener."

"Yang tulus." jawab Chaeyeon.

Yerin menatap Chaeyeon tajam, "Lo gak usah ikut-ikut kampret." damprat Yerin. "Gue harus ikut-ikut kalo menyangkut sahabat gue!"

"Oh."

Yerin menatap Eunha tajam, "Sori." katanya datar lalu melirik arlojinya, 10.50. Sial. Yerin berbalik namun ia menghantam tubuh bidang Mingyu.

"Minggir lo."

"Minta maaf yang bener."

"Itu udah bener! Lo mau gue gimana hah?! Sungkem?!" tanya Yerin lalu langsung sujud ke Eunha, "Minta maaf tuan putri yang mulia." ucap Yerin lalu menatap mereka semuanya tajam, "Puas?"

"Gue gak minta lo sungkem atau gimana yang penting lo minta maaf yang tulus." jawab Wonwoo.

"Denger ya, permintaan maaf gue yang pertama tadi udah tulus cuman kalian maksa gue minta maaf lagi! Lo ngehabisin waktu gue kampret! Cuman mimisan doang dipermasalahin!"

"Mimisan doang?!" Bentak Sana, "Kalo tulang hidungnya patah gimana hah?!"

"Gue bayar." jawab Yerin singkat.

"Lo enteng banget ngomongnya hah? Mentang-mentang lo kaya?!"

"Gue emang kaya." Yerin memutar bola matanya, "Denger, gue males berurusan sama kalian karena gue punya masalah yang lebih penting ketimbang ngurusin cewek gak guna kayak dia!" tunjuk Yerin. "Cewek lemah yang cuman ngandalin kekuatan cowok sama temennya yang hina doang."

PLAK!

Yerin terdiam saat Eunha menampar wajahnya. Yerin melihat Eunha tajam sedangkan yang ditatap pun balik menatapnya tak kalah tajam.

"Gak usah ngehina temen gue! Ngaca kalo lo juga cewek hina!"

Yerin mengepalkan tangannya, "Oh, si polos udah berani ngomong? Udah berani ngelawan? Cuman gara-gara menang temen sama pacar udah berani? Hm?"

"Iya, kenapa? Mending gue punya temen ketimbang lo gak punya temen!"

"Lupa Joy?" tanya Yerin datar.

"Oh, cewek kegatelan itu—"

BUG!

Yerin memukul wajah Eunha hingga gadis itu jatuh ke lantai. Wonwoo memandang Yerin, "LO APA-APAAN SIH?!"

"LO YANG APA-APAAN!" Teriak Yerin tepat di depan wajah Wonwoo. "LO YANG PERTAMANYA BIKIN GUE MINTA MAAF GAK JELAS KE DIA, BIKIN EMOSI GUE MUNCAK! GAK USAH SOK NAIF WON!"

"Lo emang cewek hina yang gak gun—"

"Won stop."

Yerin dan yang lain melihat ke belakang, melihat Hanbin yang kini ada di belakang mereka. "Lo gak usah ngejelekin cewek cuman buat ngebela cewek lo itu ya."

"Yerin pantes marah gara-gara kata-kata cewek lo itu." kata Hanbin lagi.

"Hanbin.." Eunha melihat Hanbin tak percaya. Gadis itu tak tau kenapa ingin Hanbin untuk memihaknya.

"Mbin kok lo ngebela cewek gak jelas itu hah?! Kenapa lo gak ngebantu temen sekelas lo?!"

"Emang harus?" tanya Hanbin dingin. "Emang gue harus ngebela kalian?" tanya Hanbin lagi sambil memandang mereka satu persatu.

Mereka semua terdiam dengan perkataan Hanbin yang dingin itu. "Y..ya, b..bukan gitu tapi.."

"Permisi dimana Jung Yerin?"

Yerin menoleh melihat lelaki yang dikenalnya. "J..Jaehyun?! Ngapain lo disini?!"

Lelaki tampan bernama Jaehyun kini melihat Yerin dan akhirnya berjalan mendekatinya. "Napa ini ada kerumunan? Lo tawuran?" tanya Jaehyun yang dibalas gelengan kepala dari Yerin. "Lo kenapa disini?"

"Lo lama banget kampret, dad udah perjalanan ke rumah."

Yerin langsung pucat pasi. Jaehyun menghembuskan nafas, "Ayo cepet pulang." katanya sambil memegang lengan Yerin. Yerin menoleh melihat Wonwoo dan yang lainnya lalu,

"Tcuh!"

Yerin meludah ke arah Wonwoo, "Serve you right." Yerin lalu pergi meninggalkan Wonwoo yang mematung. Hanbin melihat Wonwoo sinis lalu pergi meninggalkan kerumunan itu.

Wonwoo menghembuskan nafas berkali-kali dan mengucap beberapa umpatan dalam hatinya.

antagonist; [KH + JY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang