24

1.2K 285 17
                                    




hanbin : psssst

hanbin : yerin

hanbin : riIinNnNnNnN

hanbin : :(

hanbin : masih tidur? yee ngebo

hanbin : canda hehe

hanbin : sayangnya hanbin masih tidur

yerin : sana lo

hanbin : hai sayanq

yerin : 🖕

hanbin : :(

yerin : knp

hanbin : lagi ngapain?

yerin : tidur

hanbin : mau ke pantai gak?

yerin : ...cuacanya dingin.

hanbin : gak papa cuman tanya aja.


Yerin terdiam. Gadis itu melihat keluar jendela. Memang hari ini lumayan dingin, sekarang musim gugur dan dia sendiri sudah nyaman di kasur terbalut selimut tebal. Tapi ia juga ingin pergi keluar karena keluarganya tidak ada disini.


yerin : k

hanbin : yeaayy gue jemput 20 menit lagi! :D


Yerin tersenyum kecil lalu beranjak dari kasurnya. Berganti baju sambil membawa barang-barang yang diperlukan nanti. Ia melihat ke cermin, melihat baju yang ia kenakan.

"Bentar, kenapa gue harus repot-repot keliatan cantik?" Yerin mendengus.

Ia keluar kamar sambil membawa tasnya. Ia menunggu di sofa sambil menonton tv.


hanbin : gue udah ada di depan.


Yerin langsung beranjak dengan cepat lalu keluar rumah. Ia melihat Hanbin yang kini berbicara dengan satpamnya. Hanbin menoleh lalu melambaikan tangannya. "Yer."

Yerin sedikit tersenyum dan keluar dari pagar. "Saya duluan ya pak." Hanbin membungkuk lalu berjalan menyusul Yerin.

Mereka berdua masuk ke mobil dan langsung pergi ke pantai.

"Kata pak satpamnya keluarga lo jalan-jalan ke luar negeri ya? Ditinggal Yer?" tanya Hanbin.

"Hm."

"Kok gak ikut? Kan enak, tuh ke Jepang. Bisa jalan-jalan ke luar negeri keren banget. Daripada lo di rumah sendiri. Jangan-jangan lo gak ke Jepang karena gue ngajak lo jalan-jalan. Yah gue jadi ngerasa bersalah nih, ngajak lo jalan. Gak ada bandingannya sama ke Jepang, gue jadi malu. Maaf ya, gue gak modal atau—" ocehan Hanbin terhenti.

"Hanbin, berisik."

Hanbin langsung terdiam.

"Gak usah merasa bersalah. Gue juga ogah ke Jepang. Mending di rumah atau jalan sama lo."

Hanbin menoleh kaget, senyum terbentuk di wajahnya. "Lo lebih suka jalan sama gue?"

"Jangan geer. Gue ogah jalan sama keluarga gue bukannya gue suka jalan sama lo."

"Tapi lo ngakuin kalo lo suka jalan sama gue. Hehehehe."

"Terserah."

Mereka berdua akhirnya sampai ke pantai. Tidak ramai, mengingat hari ini cukup dingin dan agak berangin. Yerin merapatkan mantelnya dan berjalan menuju pantai yang sepi itu.

Suara ombak menderu dan burung-burung yang beterbangan di langit membuat Yerin tersenyum. Dia tidak salah mengiyakan ajakan Hanbin. Suasana disini membuatnya tenang dan rileks.

"Wow, sepi."

"Ya iyalah lo ngajaknya pas cuacanya dingin gini."

"Sori sori." Hanbin nyengir. Ia melihat ke laut. Keduanya terdiam tanpa berbicara. Terlalu sibuk menikmati pemandangan.

"Kenapa juga lo ngajak gue ke pantai?"

"Oh.. pengen aja." ucap Hanbin.

"Hmm.." Yerin mengangguk mengerti. Gadis itu melirik Hanbin yang raut wajahnya sedikit sendu. Mungkin ada masalah, tetapi Yerin tidak ingin ikut campur dengan masalahnya.

"Oi Yerin."

"Hm?"

"Gue, boleh gak ngajak lo jalan-jalan lagi?"

Yerin menoleh bingung. Sedangkan Hanbin tersenyum canggung, "Maksud gue.. ngajak lo pergi kemana aja. Entah ke pantai, atau ke mall atau.. ya.."

"Boleh." ucap Yerin.

Hanbin tersenyum. "Makasih."

"Kenapa lo bilang makasih ke gue?"

"Karena lo mau keluar bareng gue lagi nanti."

"It's no big deal. Gak usah pake makasih. Lagipula, kenapa sih lo pengen keluar bareng gue? Kenapa gak sama temen lo yang lain?"

"Gue pengennya sama lo gimana?"

Yerin menoleh melihat Hanbin. Dalam sepersekian detik, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang dari biasanya. Namun ia hiraukan.

"Oke."

"Cuman oke aja?" Hanbin tertawa kecil dan keduanya berjalan menyusuri pesisir pantai.

"Btw, kenapa lo gak suka sama keluarga lo?" tanya Hanbin.

"Oh.." Yerin agak terkejut dengan pertanyaan Hanbin. Pertanyaan itu agak pribadi.

"Uh, cuman.. ada masalah aja sama mereka." ucap Yerin.

"Oooh." Hanbin melirik Yerin. Lelaki itu tidak akan menanyakan lebih jauh lagi karena tampaknya itu hal yang sangat sensitif.

"Terus, lo masih suka sama si Wonwoo?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Hanbin dapat melihat Yerin yang terlihat lega.

"Yah, lumayan. Agak."

"Hm, semenjak dia ngebela Eunha lo jadi gak suka?"

"Hh, dia terlalu kepincut sama Eunha. Apaan sih, tuh cewek ngejampi-jampi dia? Kok bisa suka sama cewek kayak gitu."

Hanbin terkikik geli melihat Yerin yang kini menggerutu kesal.

Yerin melihat Hanbin yang sedari tadi tertawa. "Apa? Ada yang lucu?"

"Sori, sori. Habis lo keliatan serius banget ngejekin Eunha."

"Tapi emang dia itu NYEBELIN!"

"Iya, tapi lo lucu banget ngomonginnya."

Yerin memutar bola matanya. "Apaan."

Hanbin tersenyum lalu mencubit pipi Yerin tiba-tiba. Yerin memekik kaget dan menatap Hanbin seolah ingin membakarnya hidup-hidup. "APAAN SIH?!"

"Pipi lo halus banget mana keliatan chubby gue pengen—AAAKH!"

Hanbin meringis saat Yerin memukulinya. "ADUH SAKIT! YERIN INI SAKIT! LO INI PEGULAT—AKH!"

"Gue gak bakal keluar bareng lo lagi."

"HAAH?! TAPI KAN UDAH JANJI!"

Yerin menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan Hanbin. Hanbin mengikuti dari belakang sambil berteriak.

"LO UDAH JANJI! JANJI GAK BOLEH DILANGGAR!"

"Promises made to be broken, Hanbin."

"NO!"

Yerin tersenyum dan tertawa kecil melihat Hanbin yang panik. Ya, Yerin mungkin sudah menganggap Hanbin sebagai salah satu orang yang bisa ia percayai sekarang.

antagonist; [KH + JY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang