~~~~~~~~~~
Hari ini Al sama sekali tidak masuk kelas. Ia memilih untuk sendiri di kantin, di meja paling pojok dan paling belakang.
"Woi Al," Sapa Valen dan langsung duduk di depan Al. Al tersenyum dan mengangguk sekilas. "Lo gak ada kelas ?" Tanya Valen sambil mengaduk somaynya. "Ada, tapi gue lagi gak fokus. Dari pada gue dengerin ocehan dosen-dosen nyuruh gue keluar, mending gue gak masuk sekalian." Valen terkekeh mendengar penjelasan Al.
"Len, gue mau nanya boleh ?" Tanya Al dengan santai. "Nanya aja, kayak kesiapa aja lu pake izin izin."
"Kinan balik ke Jakarta dari kapan ?" Pergerakan Valen terhenti seketika. Matanya masih kearah makanannya.
"Dari kapan ? Salah nanya kali lo. Kinan balik ke Jak-"
"Gue tau Kinan udah balik ke sini," sela Al dan membuat Valen terdiam.
"Oh iya ? Kok dia gak bilang ya kalo mau balik ke Jakarta. Harus gue sentil ni anak." Sahut Valen masih dengan candaan. "Gue serius, Len."
"Apa yang sebenernya lo dan keluarga lo sembunyiin dari gue ? Apa Len ? APA ?!" Suara Al mulai meninggi. Terlihat jelas di matanya bahwa dia butuh penjelasan. Mau gak mau Valen harus jujur kali ini. Lagi pula ini yang ditunggu-tunggu Valen dan ibunya selama ini. Mempertemukan mereka kembali.
"Oke, gue bakal jelasin. Tapi setelah somay gue abis." Ujar Valen dan membuat Al sedikit tenang.
Setelah Valen menghabiskan somaynya, ia mulai bercerita dengan Al semuanya. Semuanya sampai hal yang paling detail.
Ekspresi Al sulit di baca sekarang, antara senang, sedih dan kecewa. Al tidak tau harus menunjukkan ekspresi yang mana. Yang di pikirannya saat ini adalah, dirinya ingin sekali bertemu Kinan dan, memeluknya.
"Gue duluan ya. Kalo mau ke rumah, agak maleman aja. Soalnya Kinan check up dari jam 5 sampe abis magrib." Jelas Valen dan kemudian menepuk bahu Al dan berlalu.
~~~~~
"Kin, lo kenapa sih ?" Tanya Fanny dan membuat Kinan sadar dari lamunannya. "Ah ngga," jawab Kinan dan kembali menatap gelasnya yang tinggal sekali sedot.
"Kin, gue ada dosen tiba-tiba. Lo gak apa-apa kalo gue tinggal ?" Kinan menggeleng dan tersenyum.
"Oke, dadah."
Seperginya Fanny ke kelas, Kinan kembali melamun memikirkan apa yang harus dia katakan saat bertemu Al nanti. Bagaimana ekspresi Al nanti. Apa Kinan masih boleh memeluknya."KIN!" Sentak seseorang dan membuat Kinan sedikit terkejut. "Ngagetin aja sih lo," ujarnya pada Devan yang sudah duduk di depannya.
"Ya lagian gue panggilin dari tadi lo gak nyaut. Mikirin apa sih ?"
"Tadi gue ketemu Al," Devan membenarkan posisinya siap mendengar keseluruhannya. Dan Kinan bercerita.
"Kayaknya nanti itu anak kerumah lo deh," Kinan mengangkat kedua bahunya.
"Ini udah saatnya lo jujur Kin. Udah cukup lo tutupin semuanya. Kasih tau semuanya ke Aldric, gue yakin Aldric bakal ngerti." Ujar Devan yang membuat Kinan terpacu untuk berpikiran positif.
"Udah jam segini, lo gak cek up ?"
Kinan melihat jam tangannya dan menepuk jidatnya. "Astogeh, gue udah telat 5 menit. Gue duluan ya Dev," ujar Kinan dan segera berlalu dengan kruknya.
~~~~~
Setelah solat magrib, Al segera menuju rumah Kinan dengan kecepatan sedang. Sesampainya didepan rumah Kinan, Al langsung turun dan mengucapkan salam. Terlihat Valen yang mengintip di jendela dan akhirnya membukakan pintu untuk Al.
"Dia belum balik, tapi udah di jalan sih." Al mengangguk paham.
Tak lama terdengar suara pagar yang di buka. Kinan sempat terkejut saat melihat mobil Al di depan rumahnya. Langkah Kinan sempat terhenti dan ingin rasanya ia memutar balik tubuhnya, tapi lengannya segera di tahan oleh ibunya yang memang menemaninya cek up. Kinan menatap ibunya meminta perhatian, tapi ibunya tegas. Dengan gemetar Kinan masuk kerumah.
"Assalamualaikum," ujar Kinan dengan pandangan menunduk. Al terus memperhatikan gadisnya yang baru saja masuk kerumah. Dan akhirnya mata mereka bertemu.
Tanpa disadari tinggallah mereka berdua di ruang tamu. "H-hai," sapa Kinan dan menghampiri Aldric. Al hanya diam memperhatikan wajah gadisnya yang semakin tirus.
Keduanya sudah duduk di sofa yang sama tapi tak ada kata-kata yang di ucapkan. Kinan memperhatikan sekitar untuk menetralkan tubuhnya. "Valen belum ngasih minum ya, gue, hm, aku bikinin dulu ya." Kinan berdiri tapi kemudian langkahnya terhenti merasa lengannya di tahan.
"Gue gak butuh minum,"
~~~~~~~~~~
Oke gaisss,, malam ini gue lngsung apdet 2 chapter. Hihi sori ya kalo ada yg nungguin dan ternyata late update, dan gue juga minta maaf klo crita ini gak seseru yg kalian bayangin..
KAMU SEDANG MEMBACA
Life To Keep You
RandomCover by @unawrites . Kinandra Citradewi, nama yang anggun tapi tidak seanggung orangnya. Gadis yang lebih memilih untuk tampil apa adanya dimana pun dan kapanpun. Sejak kejadian itu, sifat dirinya yang selama ini jarang dia tunjukan di depan orang...