Romantic Love 2

2.3K 68 0
                                    

Fiona Pov

Aku masih menatap pantulan diriku di cermin.
"Udah cantik Fiona." ucap Andini.
"Aku hanya tidak percaya diri." ucapku  sambil  membenarkan dress  selutut berwarna  biru  navy.

"Biasanya kamu  engga  seribet ini???" Andini malah  menyenggol  pundakku  sambil  menggoda.
"Apa  sih  emang  biasanya aku kaya  ginikan? kalau  kerumah  nek  Sumi." aku  merasa  pipiku  merah  padam.

"Iya  biasa  tapi  sekarang  luar  biasa. Ada  Cinta monyetmu  itu." aku  langsung  memegang  pipiku  karena  jujur  semakin  panas.
"Sudahlah  aku  akan berangkat aku tidak mau kesana tanpa membantu apapun." aku langsung berjalan keluar kamarku meninggalkan Andini yang terkikik geli.

***
Aku  sudah  sampai  didepan  rumah  nek  Sumi. Biasanya  rumah  ini  sepi, tapi  sekarang  ramai. Aku  jadi  rindu  masa-masa ketika aku kecil, dimana  keluarga  aku  dan  keluarga  Arvan  berkumpul. Kalau  ada  aunty  Dea  pasti  selalu ramai.

Aku  membuka  gerbang rumah yang  biasa  aku  masuki.
Memang  setelah  om  Gibran  sekeluarga pindah  ke  Jepang dan  keluarga  aunty  Dea  menetap  di  Bandung. Semuanya terasa  jarang  berkumpul, terlebih aku  kuliah  di  Universitas Negeri  di  Yogjakarta. Kakakku juga  tinggal  di  Singapura bersama  suaminya kak  Henry.

"Ekh  Fio???" aku  terkejut  karena  Arvan  tiba-tiba keluar  rumah.
"I-iya  Arvan  aku  udah  dateng  dimana  nenek?" aku  merasa  gugup, ini  lebih gugup ketika  aku harus menangani  pasien  kecelakaan  parah.

"Ada  kok  ayo  masuk  lagipula ada keluargaku yang lain." ajak  Arvan  langsung  membawaku  masuk.
"Semuanya liat  ini." Arvan  berteriak  membuat  orang  yang sedang  sibuk dengan kegiatannya menoleh kearahku.

"Tunggu  ini  siapa??? Kok  seperti tidak  asing." Aunty  Dea  sangat  cantik  padahal  dia  sudah  mempunyai 2 anak  yang  sudah  remaja.
"Aunty  kambuh  lagi  deh  pelupanya, coba  ingat-ingat?" Arvan  mencoba menebak-nebak.

Aunty  Dea  sedang  berfikir  kerasa, sedangkan  Arvan  tersenyum manis  padaku.
"Masa  kamu  tidak  kenal  dia  sih  mah, dia  itu  Fiona  adiknya  Eifel." Uncle Rama  langsung  berjalan  mendekatiku.
"Maaf  ya, aunty  Dea  dari  dulu memang  lemah  jika  mengingat  seseorang." ucap  uncle Rama.

"Ish  papah jangan  bilang  gitu, akukan  jadi  malu." Aunty  Dea  langsung malu  dan  aku tersenyum. Keluarga  ini memang selalu  penuh  keceriaan.

***
Author Pov

Disebuah  rumah  yang  cukup  luas, tepatnya  diruang  tv.
Seorang  gadis  cantik  mondar-mandir seperti  sedang  gelisah.
Sedangkan  seorang  anak  laki-laki duduk  di  sofa  sedang  bermain  game  favoritnya dismartphone miliknya. Lalu  dia mendengus kesal karena  melihat  orang yang  mondar-mandir.

"Fiuuh, kak bisa  berhenti mondar-mandir nya??? Kalau diibaratkan kakak itu setrikaan dan lantai ini pakaian, pasti lantai ini licin banget."
Deven  mengeluh  karena  Rein mondar-mandir membuat  dia terganggu.

"Deven, harusnya malam  ini  kita  itu  kumpul  sama  mamah, papah, ayah  Gibran, bunda  Arum, kak  Arvan  sama  si  ribet Giselle. Engga  bete  kaya  gini  Deven." Rein  kini  duduk samping Deven.
"Kakak mamah itu bilang kita bisa kesana kalau udah beres UN." Deven langsung menekan tombol pause di ponselnya.

"Kita bisa nyusul Dev, pulang sekolah kita bisa langsung me Yogyakarta." Rein merasa tidak terima karena mamahnya melarang ikut ke Yogyakarta.

Deven menarik nafas berusaha menghadapi kembarannya yang keukeuh ingin pergi.
"Kakak,  coba bayangkan jika kita ke Yogya pas pulang sekolah yang ada kita sampe disana T-E-P-A-R.  Kita pulang jam 4 sore,  kita otw bandara  sekitar 2 atau 3 jam. Berarti nyampe sana kita jam 6 atau 7 malem. Bayangkan kita capek kak capek." Deven langsung tidur disofa.

Romantic Love {Arvan's Story}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang