Arvan Pov..
Aku masih belum percaya Fio sedang masak makan siang untukku?
Kira-kira dia sedang apa?Dari pada aku diam penasaran lebih baik aku ke dapur saja."Rein, aku tidak paham kenapa kamu bisa seperti ini? Ini obsesi Rein bukan cinta." Fiona sedang ngobrol dengan Rein? Apa yang mereka bicarakan? Lalu aku mendekatkan kupingku.
"Ini cinta kak Fio, lagipula aku yakin kak Arvan akan jadi milikku pada akhirnya?" Cinta? Milikku? Apa maksudnya ini? Sungguh aku bingung.
"Lalu apa keluargamu akan setuju? Aku tau Arvan tidak ada hubungan darah denganmu, tapi aunty Dea menyayangi Arvan seperti putranya. Mana mungkin dia bisa terima kalau kamu mencintai Arvan." Rein mencintai aku? Apa benar? Itu sungguh mustahil.
"Aku tidak perduli, aku akan tetap merebut kak Arvan dari kak Fio." kemudian aku mengintip dan melihat ekspresi wajah Rein yang berbeda. Aku baru lihat Rein dengan ekspresi itu? Ekspresi dingin yang membuat orang merasa akan di bekukan.
"Silahkan kalau bisa?" Entahlah aku tidak tau harus merasa apa ketika Fio berjuang seperti itu.
"Sepertinya kakak memulai genderang perang denganku?"
"Maaf Rein, aku tidak mau begitu saja melepaskan Arvan pada orang lain termasuk kamu. Bukannya sombong, hanya Arvan memilihku karena dia mencintaiku."
Aku segera kembali ke ruang tengah ketika Rein akan keluar dari dapur.
Bagaimana bisa Rein mencintai aku? Ini sungguh mustahil. Memang aku tidak ada ikatan darah, tapi aku tidak memiliki perasaan apapun padanya selain seorang kakak pada adiknya.++++++++++++++++++++++++
Aku memeluk Fio yang sedang menangis. Dia seperti sangat tertekan, aku hanya bisa membiarkannya menangis sampai dia merasa tenang.
"Aku akan mencoba bicara sama Rein, kamu tahu kan dia itu masih labil? Dia pasti bercanda Fio." ucapku mencoba menghiburnya.
"Rein tidak bercanda Ar, dia dari dulu mencintaimu. Bagaimana kalau orang tuanya setuju? Kamu taukan kalau keluarga Rein sangat berjasa pada keluargaku?" dia kembali menangis dan langsung kembali memelukku.
"Aku tau, tapi apa kamu tau kenapa aku keukeuh ingin membeli saham sendiri di perusahan Ayah?" lalu dia menggelengkan kepalanya.
"Untuk jaga-jaga kalau ada kondisi dimana akan di ungkit tentang balas budi. Fio, kalau aunty Dea atau uncle Rama sampai melakukan apa yang kamu pikirkan, jangan takut aku ada disamping mu. Kalau perlu kita nikah lari aja, aku punya cukup tabungan untuk menghidupi kita kelak." ucapku, dia langsung melepaskan pelukannya.
"Ar, kenapa di situasi kaya gini kamu malah ngomong hal yang konyol?" dia langsung cemberut.
"Supaya kamu engga cemberut dan sedih lagi." aku langsung mencubit pipi Fiona. Sebisa mungkin aku tidak boleh menunjukan kalau aku kecewa dengan sikap Rein."Jadi kamu benar nolak aku?"
"Nolak yang mana?"
"Ikkkh yang tadi, Arvaaaaan jangan bikin aku tambah sebel."
"Hmmm, aku belum ngasih jawaban Fio."
"Arvaaaaaaaaaan." dia langsung merengek tapi dengan cepat aku memeluknya. Apapun itu, Fiona adalah pilihanku. Walau ada kemungkinan yang buruk, aku akan menghadapinya karena Fiona adalah pilihanku.
"Eheeeeem mau sampai kapan kalian pelukan kaya gini?" tiba-tiba ada suara perusak momen.
Fero plissss bisakah kamu engga nongol kaya Jin?
++++++++++++++++++++++++++++++
Author Pov
Nek Sumi bukannya tidak ingin membantu, tapi dia memilih untuk diam dan biarkan Arvan menangani masalahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Love {Arvan's Story}
De Todo[Life story from Arvan, New Generation] Arvandy Putra Syazwan, anak tiri dari Gibran Al-Malik Syazwan. Setelah menyelesaikan pendidikannya dia memilih tinggal bersama nenek dari ayah kandungnya. Fiona Navarin, dokter cantik adik dari Efelyn yang...