Author Pov
Arvan fokus dengan ponselnya karena dia sedang chatting dengan Fiona.
"Kakaaaak, dari tadi fokus ke hape mulu?" Rein menegur Arvan."Akh maaf."
"Lagi WhatsAppan sama siapa?" tanya Rein.
"Rahasia." Arvan tersenyum sambil melirik Fero. Fero tau kalau Arvan sedang chatting dengan Fiona. Entah apa yang ada dalam fikiran Fero. Dia tau kalau Rein sangat mencintai Arvan, tapi dia tau Arvan menyukai Fiona, begitupun sebaliknya."Ikh udah main rahasia-rahasiaan." Rein merasa kesal dan dia tetap cemberut.
"Sepertinya kita harus pulang, mas Arvan mau di antar kerumah siapa??" tanya Fero setelah melirik arlojinya.
"Kerumah orang tuaku saja, oh ya makasih kamu sudah jemput aku. Padahal kamu juga pasti sangat sibuk." ucap Arvan."Engga apa-apa mas, lagipula aku bisa, jadi engga masalah."
"Kak mending jalan-jalan dulu kita udah lama engga ketemu." pinta Rein.
"Duh maaf Rein, aku harus rapat nanti siang tentunya aku butuh istirahat sekarang.""Terus kapan?"
"Besok aja gimana???"
"Aku sore pulang kak."
"Yah gimana dong? Maaf deh, aku kesini juga bukan untuk jalan-jalan."
"Ayo mas." ajak Fero.
"Oh iya, Rein ayo. Jangan cemberut yang penting kita ketemu kan???" Arvan mencubit pipi Rein lalu perlahan senyum terlihat di bibir Rein.
"Fiona sedang apa kira-kira?? Rasanya aku ingin cepat kembali ke jogja." ucap Arvan dalam hati. Dia merasa tidak mau lama-lama jauh dengan Fiona.
°°°°°
Sementara Fiona baru selesai memeriksa pasien terakhirnya sebelum di ganti dengan dokter lain.
Dia langsung melihat ponselnya, karena terlalu sibuk jadi dia tidak sempat mengecek ponsel."Apa Arvan sudah sampai???"
Dia sedikit menghela nafas ketika tidak ada notifikasi dari Arvan.
"Kenapa tiba-tiba Fero bertanya tentang perasaanku pada Arvan??? Padahal dia dulu sangat tidak suka Arvan." Fiona menerawang ucapan Fero."Kenapa bengong????" tanya Andini.
"Aku hanya sedang istirahat. Oh ya nanti aku akan ke rumah nek Sumi jadi""Iya-iya aku tau, aku pulang sendiri saja."
Fiona tersenyum lalu dia membuka komputer didepannya.
"Pasti mau nonton Naruto?? Aduh Fio, kamu itu engga ingat usia apa? Lagipula itu kartun hampir 10 tahun kamu tonton dan engga tamat-tamat." Andini merasa kesal dengan sikap sahabatnya yang menyukai anime.
"Bentar lagi Dini, ini lagi perang." jawab Fiona
"Terserah kamulah Fio, aku sepertinya ingin mandi dulu."
"Iya sana mandi!!!"
Fiona kembali diam, dia merasa tidak ingin Arvan lama-lama di Jakarta.
Apalagi dia ingat dengan ucapan Fero.
"Fio, kamu adalah adikku. Aku tentunya akan memberikan yang terbaik padamu. Jika kira-kira ada orang yang akan membuat menangis lebih baik kita mundur. Fiona bisakah kita mundur dan mengalah???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Love {Arvan's Story}
Aléatoire[Life story from Arvan, New Generation] Arvandy Putra Syazwan, anak tiri dari Gibran Al-Malik Syazwan. Setelah menyelesaikan pendidikannya dia memilih tinggal bersama nenek dari ayah kandungnya. Fiona Navarin, dokter cantik adik dari Efelyn yang...