1

18 1 0
                                    

Prolog

Bandara LondonHeathrow 08.50,waktu setempat

Pagi itu beranjak bersama semangatnya gadis berbaju merah itu. Lepas dari balutan karpet salju putih dingin. Tumbuh bunga beraneka warna, disambut kicau burung gereja yang membangun sarang baru pada dahan pepohonan yang terlepas dari daun menguning lalu gugur atau hempasan kelopak dandelion yang sangat ia suka saat meniupnya.

Semua serba hijau sekarang, musim semi tahun ini terasa cukup hangat lengkap dengan perasaan setiap orang saat itu yang menyambut pekan baru, yang akan mulai. Ia sangat merindukan kampung halamannya. Rindu akan udara tropis yang sehari-hari menemaninya di Indonesia. Sebelum penerbangannya, Ia menyempatkan diri untuk mengambil gambar dibantu oleh orang asing yang sempat melintas didepannya.

Lepas perjumpaan yang singkat itu, dia bergegasmasuk dalam bus bandara, yang membawanya di pesawat tujuannya, Indonesia.Memasuki badan mesin besar itu, mencari tempat duduknya. Dan seorang yangterlihat tak asing, duduk tepat disamping kanannya,

'ya, pria itu yang aku mintai tolong', gumamnya dalam hati.

Mara meletakkan tasnya pada kabin diatas kepala pria tersebut 'Excuse Me'.

Awal pagi yang canggung, namun Mara tahu di balik kaca mata itu, tergambar kelopak mata dari wajah seseorang yang tak asing. Kali ini terbawa suasana yang gembira, bersama alunan lagu yang didengarnya lewat MP3-player.

Mara tersenyum menatap awan bergerak di sampingnya. Ya, 3 tahun silam Ia juga dalam posisi yang sama saat meninggalkan Indonesia untuk Art Study-nya di UAL. Teringat dengan kameranya, Ia keluarkan kembali, untuk melihat hasil potretan pemuda yang berada di sampingnya. 'lumayan bagus' gumamnya dalam hati. 


Eureka! Aku Menemukannya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang