Bagian 1
"Nathan, pulang yuk" ajak pemuda berwajah segar itu pada temannya yang tengah berkutat pada laptopnya.
"Kamu duluan aja, Nuh, masih banyak nih yang musti di edit."
"Kan di kerjain di rumah juga bisa, kenapa musti selesai di sekolah sih?"
"Kan kamu tahu, Aku paling nggak suka kalo kamarku berantakan."
"Terserah deh, Aku pulang duluan, udah ditelepon terus sama orang rumah."
"Iya iya, hati-hati, salamin sama mama kamu"
"Iya, pulangnya jangan kesorean, nanti diusir sama Pak Kus."
"Ya udah sana, pulang"
Nuha, akhirnya pulang. Meninggalkan Nathandiruang klub komputer sendiri. Bagi Nathan ruang klub itu sudah seperti ruangkerja pribadinya. Ia lebih suka menghabiskan waktu istirahat di dalamnya. Ya, dua pemuda yang tadi tengah bercakap-cakapdi dalam ruang klub itu adalah sahabat karib sejak mereka bersekolah di sekolahmenengah pertama. Sampai saat ini, di kelas dua sekolah menengah atas, merekamasih menjalin hubungan baik.
Nathan bukan anak yang bisa dibilang tinggaldengan suasana keluarga bahagia. Ayah dan Ibunya selalu bertengkar, dan Ibunyakerap kali mendapat perlakuan kasar dari suaminya sendiri. Nathan sering laridari rumah karena masalah orangtuanya tersebut. Setiap kali Nathan kabur dari rumah, Nuha-lah yang membantunya.
Ia selalu melamun dan membayangkan betapa bahagianya jika rumah bisa dibilang selayaknya rumah. Ia selalu iri bila berkunjung kerumah Nuha. Ibu Nuha selalu menawarkan ini itu pada Nathan, Ayahnya yang ramah dan senang bercerita juga Adik perempuan Nuha, Dilla yang manis. Sejenak Ia melupakan sakitnya berada dirumah, melihat Ibunya dipukuli oleh ayahnya sendiri, sedang Ia tak bisa berbuat apa-apa.
---
Suara Pak Kus, satpam sekolah yang berjaga hari itu menyadarkan Nathan pada jam pulang sekolah yang sudah larut, hari telah sore, dan batas maksimal murid berada di sekolah hanya pada jam lima petang.
"Kamu lagi to Nathan, ayo pulang, sudah sore, nanti mamamu nyariin."
"Eh, Pak Kus, iya pak, ini saya siap-siap, tinggal sedikit juga,"
"Lanjutin besok lagi kan juga bisa, ayo, mau saya kunci ruangannya."
"Iya pak," sambil mengemasi buku dan laptopnya.
Beberapa menit kemudian Nathan mengenakan sepatunya di depan ruang klub IT. Tak jauh dari sana, jarak beberapa pintu, Pak Kus kembali meneriaki seseorang yang berada di ruangan tersebut. Ruang klub majalah sekolah, dan tampaknya juga tengah ada murid lain yang mengerjakan tugas klub mereka di sekolah dan pulang larut sampai sehari ini Pak Kus sukses mengusir dua murid bebal yang telat pulang dari sekolah.
"Maaf Pak, keasikan ngerjain deadline majalah buat semester ini." terdengar suaranya seperti murid perempuan.
"Kamu sama dia sama aja, udah pulang, nanti dicariin"sambil menunjuk kearah Nathan yang sekarang tengah menggandeng tas dilengannya, dan bersiap untuk pulang.
Mara, murid yang baru saja diusir oleh Pak Kus, dan bernasib sama dengan Nathan. Mereka sempat saling tersenyum, menyapa satu sama lain, dan dengan gesit Mara mendahului Nathan yang sedikit melamun.
Sore itu, Nathan pulang bersama dinginnya hujan yang sempat turun, juga dengan pikirannya yang sesak untuk pulang kerumah dan sebagian pikirannya yang tersita karena murid perempuan tadi, yang belum Ia tahu namanya.
Buat yang penasaran sama cerita selanjutnya...
Yuk langsung aja klik halaman selanjutnya, Jangan lupa coment ya dibawah!! :) :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.