Bagian 14
"Assalamualaikum Ma," ujar Nathan setelah melepaskan sepatunya di teras luar.
"Waalaikumsalam." Suara yang membalas, tidak terdengar seperti Mamanya yang menjawab salam. Melainkan Ayahnya.
Nathan terlihat canggung terhadap Ayahnya, namun akhirnya Ia mencium tangan Ayahnya, dan bergegas masuk kedalam rumah. Di ruang belakang, terlihat Mamanya menyusun kembali alat praktek yang biasa Ia gunakan saat bekerja. Nathan mengampiri Mamanya untuk mencium tangannya sepulang sekolah. Ia melihat meja makan penuh dengan masakan Mama, dan berpikir ini bukanlah mimpi.
"Ma, kapan Papa pulang?"
"Tadi pagi, pas kamu sekolah." Jawab Mamanya dengan nada datar, dan tetap menyusun alat prakteknya.
"Mama sama Papa nggak berantem kan?" tanya Nathan.
"Kamu, cepat mandi ganti, terus makan ya, Mama mau masuk kamar dulu habis ini, kalau ada apa-apa, langsung tanya ke Mama aja." Balas Mamanya, sembari menuju kamarnya.
"Iya Ma."
Suasana rumah saat itu tidak semenegangkan seperti sebelumnya ketika hari-hari dimana Ayahnnya pulang. Namun suasana rumah saat itu dingin, canggung, dan sangat tidak baik, meski tidak ada emosi yang meluap-luap. Nathan akhirnya memutuskan mengurung diri didalam kamar, berdoa tidak akan terjadi lagi pertengkaran antara Mamanya dengan Ayahnya. Ia akhirnya menyibukkan diri didalam kamar dengan belajar dan menonton beberapa video game yang baru Ia dapat dari Nuha.
Setelah mandi, teringat janjinya pada Nuha tadi sore, Nathan akhirnya menghubungi Nuha. Memberi tahukan, bahwa Ia tidak jadi menginap dirumahnya Nuha malam ini, karena Ayahnya pulang.
"Yah, aku home alone nih," ujar Nuha dipercakapan mereka saat Nathan meneleponnya.
"Sorry, nggak bisa nemenin, Aku juga nggak mungkin ninggalin Mamaku sendirian sama Ayahku,"
"Iya, santai aja. Tapi, Mama sama Papamu baik-baik aja kan?"
"Canggung banget sih, ini aja, habis mandi Aku nggak keluar-keluar lagi dari kamar."
"Ya udah, lanjut besok lagi ya, pas disekolah. Belajar sono!"
"Iya, sorry banget ya Nuh."
"Nggak papa, santai aja kali, dah"
Dan akhirnya telepon pun diputus. Nathan lanjut pada aktivitas sebelumnya.
---
Esok paginya, Nathan berangkat lebih pagi dari dari hari biasanya. Ia sengaja meninggalkan sarapan dirumah. Ia merasa tak enak untuk meninggalkan Ayahnya padahal mereka jarang bertemu. Juga Ibunya tidak tahu kalau Ia berangkat pagi, hanya penjaga rumah yang tahu Nathan berangkat sangat pagi hari ini.
Terpikir, mungkin Mamanya akan mencarinya untuk mengajak sarapan pagi, namun akhirnya Ibunya tersebut tidak mendapati anaknya didalam kamar. Nathan juga menghindari kalau-kalau Ayahnya menawarkan untuk mengantarnya sekolah. Karena itu, Ia memutuskan untuk berangkat pagi, tanpa memberi tahu Ibunya ataupun Ayahnya.
Sedikit lagi Nathan akan sampai disekolah, namun, akhirnya Ia memutuskan berbelok ke minimarket yang dekat dengan jalan menuju sekolahnya. Minimarket itu memang buka 24 jam. Nathan membeli beberapa makanan cepat saji yang hanya tinggal dihangatkan dan beberapa makanan ringan lainnya untuk menu sarapannya pagi ini. Setelah membayar pada kasir, Ia memilih memakan hidangan paginya dikursi dekat jendela yang tersedia didalam minimarket tersebut. Sedikit melamun, melihat jalanan yang masih belum begitu ramai dengan kendaraan bermotor, sembari menghabiskan snack yang Ia pilih tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Ficção AdolescenteAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.