Bagian 15
"Ra, tadi itu kamu berangkat barengan sama Nathan?" tanya Anisa.
"Kebetulan aja ketemu di minimarket tempat biasanya Aku beli sarapan pagi."
"Ngapain?"
"Beli makan pagi juga."
"Wah, tumben. Bukannya dia anak rumahan ya? Kok sarapan di minimarket?"
"Kamu bilang begitu, seolah-olah pengunjung minimarket itu khusus anak-anak kosan kayak Aku."
"Ya, bukan gitu juga. Biasanya-kan kalo Anak rumahan udah ada yang buatin sarapan."
"Kalau Kamu penasaran, kenapa nggak tanya langsung ke Anaknya aja?"
"Kenal aja enggak."
Mara hanya memutar bola matanya, mendengar ucapan Anisa barusan. Tentang Anak rumahan yang tinggal bersama orang tuanya, Mara berpikir lagi tentang kenapa Nathan tidak sarapan sendiri dirumahnya dan juga mendengar respon Nathan tadi pagi ketika membicarakan tentang Ayah Nathan, Nathan sendiri tidak terlalu suka mendengarkannya.
"Masa, Dia nggak akrab sama Ayahnya sih?" pikir Mara dalam hati.
---
Bel istirahat berbunyi, Nuha yang sedari tadi hanya bermain-main dengan pensilnya selama guru mereka menjelaskan langsung menyambut Nathan untuk mengajaknya makan siang dikantin sekolah. Kali ini Sinta-pun ikut bersama mereka berdua, biasanya Ia bergaul dengan teman perempuan lain dikelasnya, namun karena akhir-akhir ini Sinta lebih dekat dengan Nuha dan Nathan, Ia jadi lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya dengan mereka berdua.
"Kalian mau ke kantin kan? Aku ikut ya." Ujar Sinta.
"Terserah."
"Kamu nggak bawa bekal lagi Sin?" tanya Nuha.
"Tasku berat hari ini, jadi tadi Aku nolak buat dibawa-in bekal."
Setelah memesan beberapa makanan mereka memilih duduk didekat pintu luar kantin. Tak berapa lama, Sinta melihat Mara bersama teman-temannya. Spontan Sinta memanggil Mara dengan melambaikan tangannya.
"Mara, sini-sini."
Mara yang merasa terpanggil itu menghampiri mereka bertiga dibangku depan itu.
"Kalian makan bertiga?" tanya Mara.
"Kalo mau gabung, duduk aja Ra." Ujar Nuha.
"Oke. Sebentar ya, Aku mau pesan dulu."
Mara memesan makanannya dan kembali dengan sebotol air mineral, kemudian mengambil tempat duduk disebelah Sinta.
"Hai Nathan." Sapa Mara.
"Ooh! Kalian berdua tadi berangkat bareng kan?" ujar Nuha. Nathan menyenggol sikut Nuha dan menyuruhnya diam.
"Iya kah?" tanya Sinta pada Mara.
"Oh, iya, tadi Kita ketemu di minimarket yang waktu itu Kita pernah makan popmie disitu, itu loh Sin."
"Aku tadi juga berangkat pagi." Tambah Nathan.
"Oh, kirain rumah Mara deket rumah lo Nat." Sekali lagi Nathan menyuruh Nuha untuk diam.
"Eh Nuh, makasih ya, udah dikirimin foto yang waktu itu kita outbond di kebun teh."
"Ha? Kapan Aku pernah ngirimin foto itu? Oh Nathan kan?"
"Ha?" tanya Mara kebingungan.
"Oh, itu Nathan Ra." Jelas Sinta.
"Itu nomor Kamu Nat?" tanya Mara.
"Iya." Jawab Nathan singkat.
Pesanan mereka pun datang dan mereka mulai menghabiskan makanan mereka sebelum waktu istirahat berakhir. Nuha tak henti-hentinya memainkan leluconnya yang tak habis-habisnya membuat Mara dan Sinta tertawa selama mengahbiskan makanan mereka. Sementara Mara sesekali juga melihat kearah Nathan dan melihatnya tersenyum karena kekonyolan sahabatnya itu. Jam istirahat berakhir. Mereka bersama-sama kembali kekelas masing-masing.
"Besok kalo istirahat lagi ketemuan di kantin ya Ra."
"Iya Nuh, dah Sinta, dan Nathan."
"Iya Ra." Sedang Nathan hanya melambaikan tangannya.
Dari belakang, Nuha menyusul Nathan dengan merangkulkan lengannya sedang Sinta telah mendahului mereka berjalan didepan. Mara melihat ketiga temannya itu dari tangga depan kelasnya. 'Kenapa waktu itu Dia nggak bales chat-ku ya? Kalau waktu itu Aku masih nggak tahu kalau itu Dia' kemudian Mara berlalu dan masuk kedalam kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.