Bagian 17
"Mara!" panggil Sinta didepan gerbang sekolah.
"Kamu berangkat sendiri?"
"Biasanya juga sendiri."
"Tapi, bukannnya biasanya Kamu dianterin ya?"
"Mulai hari ini Aku berangkat sendiri, Papaku sakit jadi Mamaku harus ngerawat Papaku setiap hari dirumah sakit."
"Cepat sembuh ya," jawab Mara.
"Thanks Ra, ayo cepat absen, keburu telat."
Mereka berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Pelajaran hari itu dimulai dengan pagi yang terlihat sangat cerah. Mulai semester ini, murid-murid sangat serius untuk mempersiapkan tahun ajaran baru terutama dengan murid kelas tiga. Selain mempersiapkan untuk ujian, mereka juga memikirkan keputusan untuk melanjutkan study maupun apa yang akan mereka lakukan setelah lulus sekolah menengah.
Tak terkecuali dengan Mara maupun Nathan. Mara sejak lama ingin melanjutkan sekolahnya ke Institut Seni Indonesia. Mara sangat menyukai seni, terlebih seni visual dan desain. Ia sangat berharap tahun ini, Ia bisa masuk ke institut tersebut. ia sudah sangat lama menekuni bidang desain, mulai awal ketika Ia memasuki klub jurnalis disekolah, sejak saat itu, Ia berambisi pada keinginannya tersebut.
Lain dengan Nathan. Ia sangat menyukai bidang IT dan komunikasi. Karena itu, sejak awal Ia mengikuti klub IT disekolahnya. Belum terpikir oleh Nathan, setelah ini Ia akan melanjutkan study-nya kearah mana. Namun, melihat Mara yang sangat berambisi dengan impiannya, Nathan tergerak untuk bisa memiliki ambisi sebesar Mara. Bagi Nathan, Ia sangat beruntung bisa bertemu Mara, dan melihat kepribadian Mara yang sangat cemerlang dan bersemangat, sangat berbeda dengan dirinya.
Semakin hari, mereka berdua semakin dekat hingga suatu ketika Mara mengajak Nathan menemaninya jalan-jalan diakhir pekan. Awalnya Nathan menolak ajakan Mara, dengan alasan, hari itu Ia akan memberi bimbingan bagi para junior klub untuk mengerjakan desain web, namun akhirnya Ia mengalah dan menemani Mara untuk keluar akhir pekan lusa.
"Iya, jangan telat datangnya."
"Oke." Jawab Mara dengan girang. Ini kali pertama bagi Mara keluar hanya berdua dengan teman laki-laki disekolahnya. Biasanya Ia hanya keluar dengan teman dekatnya Shassya, mereka sudah dekat sejak sekolah menengah pertama dan sering keluar bersama ketika hari libur, meski sekarang mereka berada disekolah yang berbeda.
Mara mulai memikirkan pakaian apa yang akan Ia kenakan untuk keluar diakhir pekan nanti, Ia merasa gugup memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.