Bagian 20
"Ra!" Panggil seseorang pada Mara yang tengah berjalan sedikit melamun pagi itu. Mara spontan menoleh kaerah suara itu.
"Nathan." Sambut Mara dengan senyum khasnya.
"Kemana aja?"
"Sedikit nggak enak badan beberapa hari ini, Kamu nggak sarapan lagi di minimarket."
"Kamu juga. Mamaku akhir-akhir ini semangat masak. Jadi Aku nggak boleh berangkat sebelum menghabiskan makanan dirumah."
"Oh, Kamu kelihatan beda banget deh, habis beberapa hari nggak ketemu Aku."
"Enggak masih sama kok." Nathan kembali menurunkan nada bicaranya, seperti Nathan sebelumnya.
Mara tertawa mendengarnya. "Nggak usah dibuat-buat deh, aku lebih suka dengar Kamu yang sekarang. Lebih ramah."
Nathan tersenyum mendengar Mara dan mereka berjalan beriringan menuju sekolah. Sebelum mereka berpisah menuju kelas masing-masing, Nathan menyampaikan undangan makan malam dari Ayahnya pada Mara.
"Kamu mau datangkan nanti?" tanya Nathan.
"Emangnya cuma Aku ya?" tanya Mara memastikan.
"Nuha sama Sinta juga janji buat dateng kok."
"Aah, iya Nuha sama Sinta, ya deh Aku mau." Ujar Mara yang sempat malu dengan pikirannya sendiri.
"Oke, Kamu bareng sama Nuha aja, Kamu pasti belum tahu rumahku kan?"
"Iya." Jawab Mara dengan senyumnya. Mereka berdua-pun berpisah dan menuju kekelas masing-masing untuk memulai pelajaran.
---
"Mara ya?" Sapa Ayah Nathan sesampainya Ia disana dengan Nuha. Ternyata Sinta telah lebih dulu sampai dan membantu Mamanya Nathan memasak ini itu.
"Iya Om, oh Om yang waktu itu kita ketemu di minimarket." Mara lantas bersalaman dengan Ayah Nathan begitu juga Nuha. Sinta menyempatkan dirinya untuk menyambut kedua temannya itu, dan repot-repot menyuguhkan ini itu pada kedua temannya.
"Kamu belajar jadi ibu rumah tangga Sin?" ledek Nuha.
"Namanya juga mau bantuin Mamanya Nathan." Sahut Sinta kesal dengan celotehan Nuha.
"Halo, baru sampai ya?" Mamanya Nathan yang baru saja membersihkan dapur ikut menyapa Mara dan Nuha yang baru datang. Mara lantas memperkenalkan dirinya.
"Ah, Kamu manis sekali," ujar Mamanya Nathan, ketika Mara menjabat tangannya.
"Ya kan Te? Sama seperti yang difotonya." Ujar Sinta meyakinkan.
"Foto apa?" bisik Mara kebingungan.
Namun Nuha hanya menggeleng. Beberapa menit kemudian Nathan bergabung diruang depan. Ia sudah selasai mandi dan ikut menyambut teman-temannya.
"Lama banget sih kalian berdua."
"Nungguin si Mara nih Nat, sumpah lama banget."
Mara menyenggol sikut Nuha dan menyuruhnya untuk diam. Kemudian mereka masuk dan langsung menuju ruang makan yang letaknya berada diteras belakang rumah. Dapurnya terpisah dengan ruang makan, dari ruang depan, mereka menaiki tangga pendek yang sedikit memisahkannya dari ruang tengah.
Disekati oleh rak tumbler yang cocok dengan situasnya baru memasuki ruang belakang yang terdiri dari dapur dan melewati kamar mandi. Barulah memasuki ruang makan yang tampak serasi dengan pemandangan teras belakang yang dipenuhi tanaman hijau.
Suara makan pun memenuhi ruangan tersebut, sesekali mereka berbincang-bincang santai. Ayah Nathan sangat suka dengan Mara. Sayangnya Ia tidak memiliki anak perempuan, sekali lagi Mara selalu memberi kesan yang baik pada orang yang pertama kali Ia temui tak terkecuali Mamanya Nathan.
Hari semakin larut, karena besok kegiatan sekolah masih berlangsung, Nuha, Sinta dan Mara pamit undur diri dari rumah Nathan. Sekaligus berterima kasih dengan undangan makan malam yang disuguhkan oleh Mamanya Nathan.
"Masakan Tante emang enak deh." Celetuk Nuha sebelum pulang.
"Aku ikut bantuin juga loh." Imbuh Sinta.
"Iya, terima kasih Sinta, Mara kapan-kapan main lagi kesini ya Nak."
"Terima kasih Tante." Mara, Nuha dan Sinta berjalan pulang menuju halte bus diantar pula dengan Nathan.
---
Malam itu sesampainya di rumah Mara langsung bebersih diri dan pergi tidur. Malam itu suasana hatinya sangat senang, bertemu orang-orang baru yang baik, yaitu kedua orangtuanya Nathan. Saking senangnya, Ia kembali membuka kembali laptopnya untuk melihat foto-foto yang baru Ia dapat tadi dari kamera Nathan. Terlihat wajah-wajah senang didalamnya, keluarga yang harmoni dan mengingatkannya pada kedua orangtuanya yang tinggal jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.