14

2 0 0
                                    

Bagian 13

Ketika Nathan turun, Mara melihatnya dari lantai atas, ketika hendak mengenakan sepatunya. Mara kebetulan memutuskan pulang setelah mengecek ruang klub IT itu. "Masa tadi itu suara Nathan?" gumam Mara pada dirinya sendiri. Ia terpikir untuk mengejar Nathan. 

Setelah mengenakan sepatunya dengan asal, Mara bergegas menuruni anak tangga, namun yang ada Ia hampir terjatuh karena tergesa, dan Ia tidak berhasil mengejar Nathan. Saat Ia sudah dibawah dan sampai di depan gerbang sekolah, Ia tidak melihat Nathan.

"Haa, Aku belum nyampein pesan dari Ayahnya," keluh Mara.

"Kenapa bingung Kamu?" teriak Pak Kus yang juga berjalan kearahnya. Mara yang kaget dengan sapaan Pak Kus itu, menoleh sambil tersenyum simpul.

"Nggak papa Pak, Saya tadi mau ngejar Anak cowok yang barusan keluar gerbang sekolah."

"Yang keluar gerbang sekolah, banyak Neng, ya udah cepat pulang sana."

"Iya Pak." Dengan muka kusut akhirnya Mara memutuskan untuk pulang. Dan berpikir bahwa mungkin nanti malam, Ia akan menanyakan nomor handphone Nathan pada Nuha.

---

Nathan berjalan pelan menuju rumah. Ia sengaja ingin melihat langit sore, yang sedikit membagi warna senjanya di bagian barat. "Mama kira-kira masak apa ya hari ini?" gumam Nathan dalam hati. Kemudian Ia mengeluarkan handphone dari saku jaketnya, dan memasang earphone untuk mendengarkan lagu.

Tak lama kemudian, Nuha mengirim pesan singkat padanya. Menanyakan keberadaannya.

"Kamu belum pulang dari sekolah Nat?"

"Ini lagi dijalan, habis mampir bentar diruang klub."

"Oh, kalau mau, aku mau ngajak Kamu menginap dirumahku."

"Bolehlah, tapi Aku ijin Mamaku dulu."

"Oke, Aku tunggu ya Bro,"

Nathan kembali memutar lagu yang ada di playlist handphonenya. Saat Ia pulang sekolah, jalan yang Ia lali selalu sama sampai dua tahun belakangan ini. Melewati tempat-tempat yang sama, dan terlihat tidak berubah semenjak Ia memasuki sekolah menengah atas ini. Mungkin ketika Ia lulus nanti, Ia akan rindu rasa lelah melewati jalan yang sama setiap harinya selama sekolah.

Melewati perempatan, memasuki daerah perkampungan warga yang tak jauh dari jalan raya. Ia sengaja memotong jalan, dari jalan besar, agar lebih cepat sampai dirumah. Nathan sangat jarang sekali mengendarai motor miliknya karena Mamanya sangat khawatir ketika Ia mengendarai sendiri. 

Sedari kecil, Nathan memang dibiasakan menggunakan fasilitas umum. Untuk berangkat kesekolah, biasanya Ia menggunakan transportasi umum. Namun ketika pulang sekolah Ia lebih suka jalan kaki, karena menurutnya perjalanan pulang tidak tergesa seperti ketika berangkat sekolah, pun dengan jarak rumah yang bisa dikatakan, bisa dilalui dengan jalan kaki.

Nathan juga sangat menikmati setiap Ia melakukan perjalanan. Perjalanan pertamanya yang paling jauh dulu, ketika Ia masih kecil. Ia berkunjung keluar negeri hanya berdua bersama Ayahnya, untuk menemui rekan Ayahnya. Ayahnya juga mengajarkan Nathan, bahwa dengan melihat sekitar, kita bisa peka terhadap lingkungan. Jadi sayang kan kalau keluar rumah dengan tujuan menghilangkan kepenatan, justru Kita masih tidak bisa terlepas dari kepenatan rumah yang kita bawa. 

Perjalanan keduanya ketika Ia hendak masuk sekolah menengah pertama, bersama kedua orang tuanya. Saat itu, merupakan waktu paling berharga yang Ia ingat sampai sekarang.

Nathan sempat berpikir melanjutkan sekolahnya keluar negeri ketika Ia besar nanti, berkat pengalamannya di perjalanan pertamanya bersama Ayahnya. Namun, hingga kini, ketika Ia berpikir ulang untuk melanjutkan sekolahnya setelah lulus SMA ini, Ia sedikit ragu untuk meninggalkan Mamanya sendiri dirumah. Berpikir tentang siapa nantinya yang akan membantu pekerjaan Mamanya, siapa yang nanti akan merawat Mamanya ketika Mamanya jatuh sakit, sehingga impian itu sekarang hanya sebatas angin lalu bagi Nathan. Dan harapan besarnya kini adalah, suasana rumah yang seandainya bisa kembali hangat seperti dulu.

Lama Ia berjalan, dan akhirnya Nathan telah sampai didepan rumah. Dan yang Ia lihat didepan rumah terparkir mobil hitam, yang tak asing.

Eureka! Aku Menemukannya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang