23

6 1 0
                                    

Halo semua, kembali lagi dicerita bagian ke 23
langsung aja yuk baca kelanjutan ceritanya
awas! typo bertebaran. Semoga kalian senang dengan bagian kali ini :-)


Eureka! Aku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu.

---

Mara tak sengaja menjatuhkan boardingpass-nya sebelum memasukkannya kedalam tas. Namun pemuda ynag duduk disebelahnya itu membantunya memungutnya dan memberikan boardingpass miliknya.

"Thank you." Ucap Mara.

"Sama-sama." Suaranya terdengar berat, dan nampaknya Ia juga berasal dari Indonesia.

"Kamu orang Indonesia?" tanya Mara.

"Yes Iam."

"Oh, salam kenal." Sapa Mara dengan senyumnya.

Mara kemudian mengeluarkan buku catatannya yang selalu Ia bawa sejak sekolah dulu. Buku itu terlihat sangat lama dan kertasnya sudah memudar dengan coretan pensil yang sedikit luntur.

"Kamu suka menulis?"

"Oh Iya, pekerjaan ku setiap hari menulis."

"Boleh Aku lihat buku catatanmu?" tanya pemuda itu.

"Ah, isinya hanya catatan usang dari jaman sekolah sampai sekarang Aku masih melanjutkan study diluar negeri."

"Kenapa tidak beli baru aja?"

"Buku itu pemberian teman dekatku, dan Aku juga jarang mengisinya, jadi Isinya masih banyak yang kosong, meski sudah lama."

"Kamu sekolah dimana di London?"

"UAL."

"Oh, jurusan apa?"

"Desain."

"Oh Aku dari pertukaran antar budaya, dan tim kita lagi ada proyek robot. Robotnya ini bukan robot sembarangan loh."

"Oh ya? Apa kelebihannya?" tanya Mara penasaran.

"Robotnya bisa menari."

"Wah, boleh juga. Gimana hasilnya?"

"Alhamdulillah lancar sih." Dan mereka memulai percakapan selama dipenerbangan. Banyak cerita baru yang Mara dapat dari pengalaman pemuda tersebut selama berada di London sepuluh hari yang lalu. Ia senang mendengarnya bercerita. Mara juga bercerita tentang betapa rindunya Ia pulang ke kampung halamannya di Indonesia.

Sekali lagi, Ia teringat dengan wajah-wajah keluarganya yang menunggunya di Indonesia. Neneknya telah lama meninggal setahun setelah Ia diterima di Institut Seni yang Ia cita-citakan. Dua belas jam telah berlalu, pramugari memberikan layanan makanan dan snack ringan pada para passengers. Mara memilih susu dengan roti untuk makanannya. Begitu pula dengan pemuda yang duduk disebelahnya. Perkiraan sampai di Indonesia saat petang, dan membuatnya sempat tertidur selama berada dipenerbangan.

---

Waktu terasa lama berjalan. Mara tidak sabar untuk sampai di Indonesia, sehingga beberapa kali Ia terbangun dari tidurnya dan mencoba mencari kesibukan dengan membaca buku, atau mendengarkan musik di mp3 player. Kop pilot mengumumkan bahwa sekarang pesawat telah masuk wilayah Indonesia, itu berarti beberapa menit kemudian, Mara akan sampai. Para penumpang dipersilahkan untuk bersiap-siap sebelum mendarat, seperti mengemasi kembali barang bawaannya, menegakkan kembali sandaran tempat duduk dan mematikan semua alat elektronik. Mara-pun berkemas-kemas, mematikan mp3 player miliknya dan memasukkan kembali buku bacaan dan buku tulisnya. Namun pemuda itu menanyakan untuk melihat kembali buku catatan milik Mara, dan membuka-buka kembali halaman demi halaman. Menjelang pesawat mencapai landasan, pemuda itu menyampaikan beberapa salam sebelum mereka berdua berpisah.

"Terima kasih, Aku kira perjalanan pulang ini akan sangat menbosankan. Tapi ternyata tidak."

"Terima Kasih kembali, Kamu juga orang yang menyenangkan."

"Kamu masih sama seperti dulu Ra,"

Mara spontan terkejut dengan pemuda tersebut yang mengetahui namanya. 'Mungkin Dia tahu dari boarding pass-ku.' Gumam Mara.

"Ah iya, mungkin Kita bisa ketemu lagi." Ujar Mara.

"Tentu, rumahku masih sama seperti Kamu datang untuk makan malam."

Namun Mara tidak mengetahui maksud percakapan pemuda tersebut sedang Ia hanya tersenyum menanggapinya.

"Maaf?" saat itu pula pesawat telah sampai di perhentiannya. Sekali lagi co-pilot mengumumkan penumpang untuk turun dari pesawat dengan hati-hati dan tidak meninggalkan barang bawaannya. Dan untuk terakhir kali, pemuda tersebut menyampaikan kalimat yang pernah Ia dengar dari Mara.

"Selesaikan sesuatu yang telah kita mulai."

Mata Mara membelalak dan mulai mengerti maksud ucapan pemuda yang sedari duabelas jam diatas pesata menemaninya pulang tersebut. saat turun dari pesawat, pemuda tersebut telah lebih dahulu turun dan Mara berusaha untuk menyusulnya. Setelah Ia sudah mantap turun dari badan pesawat, Mara mencari sekelilingnya, untuk menemukan pemuda tersebut.

Melihatnya menuju pintu masuk bandara, Mara berusaha menyusul langkahnya.

"Tunggu!"

Pemuda tersebut menoleh, dan tersenyum pada Mara.

"Nathan!" panggil Mara terengah-engah.

Mereka saling tersenyum satusama lain.

"Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.

Waah, sudah sampai di bagian akhir.
Maaf untuk teman-teman yang merasa kurang puas atau kurang suka dengan cerita pertamaku, untuk kritik dan saran terbuka lebar. kutunggu apresiasi dari kalian :-D

untuk selanjutnya mungkina akan ada cerita baru lagi, ditunggu ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eureka! Aku Menemukannya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang