Bagian 19
Pagi itu, Nathan sudah siap dengan makanan dan cemilan ringan ditangannya dan duduk untuk menghabiskan makanannya. Hari semakin siang semakin banyak kendaraan berlalulalang dijalan raya. Nathan melihat jam ditangannya, lima belas menit lagi sekolah akan dimulai, namun Ia tidak melihat Mara datang ke minimarket tersebut untuk sarapn seperti beberapa hari yang lalu. Akhirnya Nathan memutuskan untuk berangkat sekolah dan menghindari datang terlambat.
'Mungkin hari ini Dia masak sendiri sarapannya.' Gumam Nathan dalam hati, sembari mempercepat langkahnya menuju sekolah.
---
Hari ini, Mara menemani neneknya berjalan-jalan pagi ditaman rumah sakit. Kemarin malam Mara baru sampai diruangan neneknya, dan melihat kondisi neneknya yang sedikit membaik dari yang diceritakan oleh bibinya. Selama perjalanan menuju kerumah sakit jantungnya berdetak sangat kencang dan Mara masih belum berani memberi tahukan kondisi neneknya tersebut pada kedua orang tuanya. Dan pagi ini, bibinya telah mengijinkan Mara pada wali kelasnya untuk tidak masuk sekolah.
Mara sendiri yang meminta pada bibinya untuk mengijinkannya tidak masuk sekolah, dan memberitahu wali kelasnya. Mara ingin merawat neneknya sampai kondisinya benar-benar membaik. Pagi ini, Mara membawa mp3 player yang sengaja Ia bawa kemana-mana untuk menemaninya selama Ia berada di perjalanan. Mara ingin memperdengarkan lagu berirama klasik pada neneknya, dan bercerita betapa Ia menyukai lagu itu, yang selalu Ia putar untuk menemaninya selama diperjalanan.
"Nek, hari ini Aku bolos sekolah." Bisik Mara pada telinga neneknya yang disambut tawa oleh neneknya.
"Bolos sekolah, nanti dimarahi oleh Ibu guru." Jawab neneknya.
"Mmh, kata siapa? Bibi Lusi udah telepon wali kelasku kok." Dan kedua orang itu, cucu dan nenek saling tertawa satu sama lain.
"Hari ini, Aku mau menemani Nenek, karena kemarin-kemarin Aku tidak datang."
"Menemani? Menemani nenek?"
"Iya, jadi jangan pergi kemana-mana lagi. Biar Mara yang datang mengunjungi Nenek, kalau Nenek kesepian."
Neneknya itu tidak menjawab hanya terus mendengarkan lagu yang masih berputar di telinganya.
"Mara hampir takut untuk bilang ke Ayah Ibu, kalau Nenek sekarang masuk rumah sakit. Nenek jangan sakit lagi ya, nanti Mara sedih." Mara mengusap wajah Neneknya yang menurutnya masih cantik dengan beberapa keriput disana-sini. Ia masih takut untuk memberitahu kedua orang tuanya kalau Neneknya sakit. Banyak yang terpikirkan oleh Mara diusianya yang masih harus berpikir tentang masa muda yang seharusnya dijalani dengan cerita indah.
---
Nathan menghampiri kelas bahasa pada istirahat sinag itu. Ia bertemu dengan Anisa teman sebangku Mara, dan baru mengetahui bahwa hari ini ternyata Mara tidak masuk sekolah.
"Makasih ya...A... Anisa,"
"Oh, Iya. Nanti kalau Aku udah ketemu Mara aku bilangin ke Dia kok."
"Ah, nggak usah, nanti Aku bilang sendiri."
"Oh yaudah."
Nathan-pun akhirnya kembali kekelasnya. Alasan bahwa Ia ingin memberikan foto Mara kemarin sore tidak jadi, karena memang yang diberi-pun ternyata tidak masuk sekolah. Sekembalinya Ia kekelas, Nuha sudah menodongnya dengan berbagai macam pertanyaan. Sedang Sinta mencoba mendiamkan Nuha yang kelewat cerewet, namun hanya angin lalu bagi Nuha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.