9

3 0 0
                                    

Bagian 8

Ujian semester telah berlalu dan sekarang memasuki semester ganjil di tahun-tahun pertama kelas dua belas. Mereka harus mempersiapkan dengan matang ujian nasional juga ujian memasuki universitas. Pun dengan hubungan antara Nathan dengan Mara, masih sama seperti setahun sebelumnya, hanya saja mereka sekarang lebih sering menyapa satu sama lain saat bertemu. 

Kesibukan mereka disekolah sedikit berkurang karena harus melepas tanggung jawab mereka di kegiatan klub masing-masing, alhasil mereka sudah tidak pernah berkumpul dan berbincang sedikit cerita mereka, sampai suatu ketika, Sinta mengajak Mara untuk keluar bermain bersama dengan teman sekelas Sinta, dengan hanya satu dari anak kelas lain yaitu Mara.

"Halo, ini siapa ya?" jawab Mara saat Sinta menelponnya dengan meminjam handphone Nathan.

"Hai Ra, kamu hari minggu ini nggak sibukkan?" celetuk Sinta.

Spontan Mara hanya terheran dengan orang tanpa identitas yang tengah menelponnya. "Sorry ini siapa ya?"

"Ini Sinta, sorry nggak kasih tahu dulu, ayo keluar bareng teman sekelasku, ini kita lagi kekurangan orang buat diajak main, dan tumben-tumbenan kan kalo Kamu nggak pulang ke rumah nenekmu?"

"Oh, iya, kebetulan aku habis mandi, tapi gimana ya..." jawab Mara dengan sedikit mempertimbangkan.

"Ayo Ra, ikut aja Ra!" celetuk Nuha yang saat itu juga menyahut handphone Nathan dari Sinta.

"Mau main kemana sih? Sama siapa aja?" tanya Mara.

"Maunya ke Kebun Teh, refreshing sedikit lah, ayo Ra" bujuk Nuha.

"Ih, apa an sih nih anak!" terdengar Sinta yang tengah marah karena ulah Nuha.

"Iya deh, iya deh, tunggu sebentar ya, ini kalian lagi kumpul dimana?"

"Ya udah ya Ra, kita tunggu disekolah, cepetan ya Ra" balas Nuha, yang saat itu masih mengambil alih handphone Nathan.

"Ih, kasih ke Aku! Iya Ra, kita tunggu ya, cepetan!" dan setelah itu, telepon ditutup dengan sedikit ricuh antara Sinta dengan Nuha, yang masih memperebutkan handphone Nathan, sedangkan Nathan hanya melihat kedua teman dekatnya tersebut dengan ekspresi yang datar, karena Ia juga telah terbiasa dengan kelakuan kedua temannya tersebut.

Seperti kata Mara, beberapa menit kemudian, Ia telah berkumpul dengan Sinta dan beberapa teman sekelasnya tersebut. Ternyata yang ikut dalam perjalanan tersebut memang tidak banyak orang. Bagi Mara, yang Ia kenal hanya Sinta, Nuha dan Nathan sisanya Ia tidak mengetahui namanya. Total banyak anak yang ikut ada sembilan orang termasuk Mara. Karena Mara anak yang periang dan mudah bergaul dengan siapa saja, selama perjalanan, Ia berkenalan dengan teman baru. 

Baru-baru ini, Ia tahu bahwa anak yang duduk disamping kanannya bernama Fia, yang duduk dibelakangnya bernama Riska. Sedangkan yang duduk dikursi belakang, yang Ia tahu ada Nathan, dan Nuha. Lalu yang berada di sebelah kiri Nathan bernama Dandi, yang duduk dibelakangnya bernama Alvian, dan Adnan.

Selama berada diperjalanan, penuh dengan canda tawa mereka, dan beberapa diselingi dengan suara merdu Fia yang bernyanyi, disusul dengan Dandi, dan diikuti suara riuh pendengar lain yang berada didalam mobil, yang tidak senang mendengar Dandi merusak nyanyian Fia. 

Sesampainya di Kebun Teh, mereka menikmati pemandangan pegunungan yang sangat asri, dan memutuskan mengambil beberapa foto selama berada disana. Berkeliling sekitar kebun, dan menaiki beberapa outbond yang berada disana.

"Eh naik outbond yuk," ajak Nuha saat itu.

"Ayo-ayo, aku mau naik flying fox," jawab Mara bersemangat.

"Eh sebentar, aku belum selesai foto-fotonya, masa wajahku nggak ada yang bagus di foto." celetuk Sinta.

"Emang wajahmu aja yang rada bermasalah kali Sin," canda Fia.

"Ih, apaan sih, Nathan, tolong fotoin lagi, kali ini harus bagus ya,"

"Dasar," balas Nathan.

Ditengah-tengah semua asik dengan giliran mereka untuk naik outbond, Nathan hanya melihat teman-temannya dengan mengambil beberapa gambar. Juga ketika giliran Mara yang menaiki flying fox.

Ketika Mara telah turun dari outbond, Ia menghampiri Nathan yang masih mengambil gambar teman-temannya.

"Hei, nggak naik flying fox?"

"Enggak," sambil masih asik dengan kameranya.

"Jangan bilang kalo takut jatuh,"

"Enggak, emang kamu udah selesai?"

"Udah dong, seru loh,"

Nathan hanya merespon dengan ekspresi datar.

"Lihat foto-fotonya dong," sembari meraih kamera yang tengah dipegang Nathan, sedang Nathan hanya memberikannya dengan pasrah.

"Ih, kamu ngambil fotoku pas diatas ya?"

"Kalo nggak suka, nanti Aku hapus"

"Jangan, aku mau ng-copy filenya ya,"

Selang semua telah selesai dan bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang, tidak lupa mereka membeli beberapa produk Teh kemasan yang dijual di outlet oleh-oleh disana.

Selama diperjalanan, mereka terasa lelah berbeda dengan ketika mereka berangkat pagi tadi, dan mereka memutuskan untuk makan disalah satu rumah makan yang mereka lewati dijalan, lokasinya dekat dengan wisata petik madu, namun mereka hanya memutuskan untuk mampir makan disana, dan menyudahi perjalanan main hari itu. Perjalanan pulang, mereka kembali kesekolah, dan baru berpisah disana. Juga siapa yang tahu, semenjak perjalanan itu, membuat cerita Mara dan Nathan semakin dekat satu sama lain.

Eureka! Aku Menemukannya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang