Bagian 12
Nathan melihat suasana rumah yang kacau, pecahan kaca berada dimana-mana. Semua benda yang awalnya berada diatas bufet jatuh kelantai dan berserakan tidak beraturan. Ia melihat dibawah kakinya sendiri tergeletak Ibunya dengan keadaan tidak sadar, sedang ayahnya menangis meratapi Istrinya yang tergelat itu.
Spontan Nathan berteriak, dan melihat telapak tanggannya yang berdarah. Wajahnya kacau, Ia tak tahu apa yang terjadi, Ia mecoba berteriak lebih keras, rasanya tidak ada suara yang keluar, Ia hanya bersusah payah dengan dirinya sendiri. Namun kemudian, kesadarannya ditarik. Suara orang lain memanggil dibalik pintu itu, dan mencoba masuk, sedang Ia semakin ketakutan dengan dirinya sendiri.
Semakin Nathan merasa takut dengan dirinya sendiri. Suara orang lain yang ternyata mengetuk pintu ruang klub tersebut terdengar jelas, dan membuatnya tersadar. Ia tertidur dalam ruang klub IT, dan matanya sembab. Ia tak sadar kalau ternyata Ia menangis saat tertidur. Suara lagu yang Ia putar tadi, sudah berkali-kali bermain dilaptopnya. Nathan langsung mematikan program pemutar lagu tersebut, dan mengusap wajahnya yang baru saja bangun tidur. Ia melihat jam, dan menunjukkan pukul 16.45.
"Sudah waktunya pulang, kenapa Aku bisa ketiduran disini? Dan siapa tadi yang mengetuk pintu?"
Nathan keluar saat Ia melihat pintu ruang klub sebelah tertutup kembali. Ia mengenakan sepatunya dalam diam, dan masih terpikirkan tentang mimpinya tadi. Nathan tidak ingat persis seperti apa mimpinya, yang Ia bingungkan, adalah sisa tidurnya tadi, dan Ia tidak tahu kalau ternyata dirinya sampai menangis saat tidur. Setelah mengenakan sepatu, Ia turun kelantai bawah dan pulang menuju rumahnya. Pikirannya dipenuhi tanda tanya akan dirinya sendiri sekarang.
Pendek banget ya, bagian ini, yuuk langsung lanjut aja kebagian selanjutnyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Eureka! Aku Menemukannya!
Teen FictionAku menemuinya lagi setelah delapan tahun berlalu. "Nathan!" panggil Mara terengah-engah. Mereka saling tersenyum satusama lain. "Bagaimana kabarmu?" ucap mereka bersamaan, dan mereka tertawa satusama lain.