xv.

479 81 30
                                    

Malam ini, Seulgi akan pergi makan malam dengan Taeyong, seperti janjinya. Bukan janji, tepatnya balas budi karena Taeyong sudah menolongnya kemarin.

Pukul 7 tepat, Taeyong tiba dirumah Seulgi. Sembari menunggu, ia pun berbincang-bincang dengan kedua orangtua Seulgi, edisi cari muka ceritanya ehe.

"Gimana kerjaan di Aceh, om? Lancar?", tanya Taeyong kepada ayah Seulgi yang bekerja sebagai seorang pengusaha.

"Alhamdulillah lancar, nak. Ohya, papa mama kamu masih di Hongkong?"

"Masih, om. Palingan sebulan lagi baru pulang. Biasalah, orang sibuk hehe", pamernya.

"Nih, diminum dulu, nak Taeyong", ucap ibunda Seulgi sambil menaruh secangkir teh.

"Iya, tante. Makasi"

Ibunda Seulgi duduk disofa, "Tante seneng banget waktu tau kamu mau makan malam sama Seulgi. Tante nyesel kenapa kalian bisa putus"

Lah, mamanya Seulgi gatau aja gue putus sama Seulgi gegara gue selingkuh. Kalo tau mah, palingan gue berdiri depan rumah ini aja udah diusir. Batin Taeyong cekikikan.

Seulgi keluar dari kamarnya. "Yuk berangkat, buruan", suruhnya sambil memakai jam tangan berwarna putih miliknya.

"Om, tante, kalo gitu saya permisi dulu ya. Kita gak lama kok, palingan jam 8 udah pulang"

Seulgi menghampiri kedua orangtuanya, berpamitan. "Ma, pa, berangkat dulu ya"

"Iya, hati-hati sayang"

💛💛💛

Seulgi merasa momen kebersamaannya dengan Taeyong ini sangat lucu. Ketika masih menjalin hubungan dulu, mereka batal dinner. Dan sekarang, ketika sudah putus, mereka baru dinner. Rencana Tuhan memang terkadang tak bisa ditebak.

"Kamu mau pesen apa, Seul?"

"Sama kaya lo aja"

Taeyong tertawa kecil, "Yaudah kalo gitu".

Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka. Lalu berlalu pergi.

"Inget ya. Gue mau makan sama lo bukan karena gue pengen, cuma mau balas budi aja. Inget itu baik-baik"

"Iya, aku tau kok. Terserah atas dasar apa kamu mau dinner sama aku, yang penting sekarang kita bisa dinner bareng. Itu udah buat aku seneng", pria itu mengulas senyum.

Seorang pria yang tengah duduk seorang diri memicingkan matanya. Memastikan bahwa wanita yang sedang dilihatnya itu benar Seulgi.

Jimin mengerutkan keningnya, "Itu si Seulgi sama siapa sih?"

"Eh, itu bukannya cowo yang sering deketin Seulgi?"

"Bukannya Seulgi ga suka sama itu orang? Lah kok malah dinner sih?"

Jimin menghela nafas berat. Pertanyaan itu berputar diotaknya. Ketika ia berniat ingin mendekati Seulgi lebih jauh, namun kini ia justru mengetahui fakta bahwa nyatanya ia memiliki saingan.

Kayaknya gue punya saingan nih, Jimin membatin cemas.

Pupus sudah perjuangan Jimin. Eits, tapi sedetik kemudian ia membatin, kalo janur kuning belum melengkung, artinya kesempatan gue masih ada kan?

Baiklah. Jimin memutuskan untuk bersaing secara sehat. Meskipun dari segi paras ia 'sedikit' kalah dari Taeyong. Tapi, ia yakin kharisma yang ia miliki melebihi Taeyong. Pede ya Jim ehe.

💛💛💛

"Pa, kata mama aku mau dibeliin motor. Mana nih janjinya?", ucap Seulgi ketika sedang menonton film action di televisi bersama sang ayah.

"Tenang aja, itu urusan gampang. Masalahnya sekarang, siapa yang mau ngajarin kamu naik motor? Papa masih sibuk, sayang"

"Selow aja pa, aku bisa minta temenku ngajarin kok, hehe"

"Yaudah, besok pagi kita beli. Oke?"

Seulgi menghambur memeluk ayahnya, "Makasi, papaku tersayang"

💛💛💛

Jimin kini tengah memegangi ponselnya. Ia bingung alasan apa yang akan digunakannya untuk mengirim pesan kepada Seulgi. Ia menjambak-jambak rambutnya sendiri, merasa frustasi.

Tuhan memang sayang padanya, ternyata Seulgi mengirimi ia pesan tatkala otaknya masih berpikir keras untuk mencari topik.

Seulgi

Seulgi: hola bang jimin

Jimin: hola juga pelanggan cilok quh

Seulgi: idih, napa lo alay gini bang? kena virus darimana?

Jimin: kena virus cinta gue:)

Seulgi: yha virus cinta😂
Seulgi: eh bang, besok sibuk gak?

Jimin: gak si keknya, kenapa emang?

Tak peduli seberapa sibuknya dia. Ketika sang pujaan hati meminta, tanpa memperhatikan situasi dan kondisi, Jimin akan selalu siap. Uhuk.

Seulgi: besok pagi gue beli motor
Seulgi: siangnya ajarin gue ya
Seulgi: tunggu bokap nyokap aku pergi ehe

Jimin: SIAP LAKSANAKAN
Jimin: cie motor balu

Seulgi: masih inget rumah gue kan bang?

Jimin: masih lah, emang gue pikunam

Jangankan rumah Seulgi, setiap kejadian yang ia lewati bersama Seulgi, ia pun masih mengingatnya dengan benar.

Seulgi: yaudah bang, besok gue infoin lagi

Jimin: gudnait

Tangan Jimin kepeleset. Baru saja ia mengirim pesan goodnite kepada Seulgi. Entah apa yang ada dipikirannya, mendadak tangannya tak bisa terkontrol. Mungkin efek bahagia mendapat line dari Seulgi.

Seulgi: gudnait tu, bang:) see u tomorrow!

Tak sangka, ternyata Seulgi membalasnya. Untung saja, jika tidak sudah pasti Jimin akan merasa malu luarbiasa.

Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Seulgi besok. Bahkan detik ini juga, ia sudah menyiapkan pakaian yang akan dikenakannya.

💛💛💛

tbc

Vote comment kuy hiks

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang