54.

381 61 24
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup penting karena Real Visual akan bertemu dengan Jimin and the genk untuk pertama kalinya.

Mereka telah janjian akan bertemu di kafe Kenanga yang terletak di jalan Biduan.

Karena orangnya on time, jadi para kaum hawa sudah tiba lebih dulu ketimbang kaum adam yang notabene demen ngaret.

Lima perempuan cantik itu, kini teruduk berderet di sebuah meja panjang. Posisi duduk mereka yaitu Yeri-Irene-Seulgi-Wendy-Joy. Fyi, Meja itu cukup menampung sepuluh orang.

"Ini pacar lo sama para pengikutnya pada kemana sih, Seul?" Tanya Irene kesal karena sudah menunggu hampir 15 menit.

"Tau nih, lama amat datengnya. Fungian kita nunggu, hadeh." Timpa Wendy.

"Sabar napa. Namanya juga cowo, kalo telat ya wajar ehe."

"Belain aja terus." Yeri dan Joy memutar bola mata bersamaan. Bisa sehati gitu ya wqwq.

Selang tiga menit setelahnya, sosok yang ditunggu mereka akhirnya datang. Jimin mengembangkan senyum di awal perjumpaan mereka, dua orang lelaki mengekor di belakang. Mereka adalah Sungjae dan Yoongi.

"Maaf, lama." Ucapnya sambil duduk di kursi di hadapan Seulgi.

Sungjae dan Yoongi masih berdiri, mereka sedikit canggung. Eh, Sungjae aja maksudnya. Kalo Yoongi kan emang sifatnya dingin-dingin menyejukkan.

"Lo berdua ngapain masih berdiri? Buruan duduk sini." Perintah Jimin.

Sungjae dan Yoongi pun menurutinya. Sungjae duduk di depan Joy, sementara Yoongi di depan Wendy.

Sungjae menebar senyum, sementara Yoongi tetap sama dengan tatapan tajamnya.

Wendy berbisik kepada Seulgi begitu melihat Yoongi yang terkesan sombong. "Eh, Seul. Ini cowo yang depan gue kok mukanya gitu banget sih? Jadi pengen nabok."

"Mana gue tau, Wen. Lah gue kan juga baru pertama ketemu para dedemit ini." Sahut Seulgi berbisik pula.

"Temen kamu yang lain mana, Jim?"

"Masih otw katanya, Seul. Bentar lagi palingan sampe."

"Oh gitu."

Benar saja, tiba-tiba seorang lelaki menghampiri meja mereka dengan ngos-ngosan. Sepertinya, Ia habis lari maraton.

"Sorry, telat." Taehyung nyengir lebar.

Jimin berdecak, "Dasar. Kemana aja lo sampe telat dateng kesini? Lo liat nih. Cewe-cewe cakep temen Seulgi pada bosen nunggu."

Taehyung melirik satu per satu teman Seulgi. Tapi, lirikan paling lama tertuju pada Irene yang sedang asyik memainkan ponselnya.

Taehyung membatin, Gue udah cakep gini kok dia malah asik maen hape sih. Lirik dikit dong neng. Abang disini butuh dinotice tauga si.

"Maap. Tadi macet dijalan, Jim." Taehyung duduk di depan Irene. Sengaja. Siapa tau aja kan dilirik.

Bukannya Irene yang peka, justru si Yeri yang notice Taehyung. Yeri sontak menyikut lengan Irene, lalu berbisik. "Kak. Itu cowo di depan lo liatin lo mulu."

"Hah?" Irene yang sedang menoleh Yeri itu spontan memandang Taehyung. Awalnya wajahnya datar, tapi sedetik kemudian lelaki itu tersenyum begitu Irene menatapnya.

"Biarin aja. Mungkin dia terpana pada paras gue yang ayu menyaingi Yoona Girls' Generation ini."

"Lah, kembaran gue kok dibawa-bawa?"

"Najis."

Sudah ada empat orang lelaki yang mengisi kursi di depan anggota Real Visual. Hanya tersisa satu kursi kosong di depan Yeri.

"Udah dateng semua temen kamu nih, Jim?"

"Belum, ada satu lagi. Si Jungkook, Seul. Adik kelas kamu itu." Tutur Jimin.

Yeri melotot kaget begitu mendengar nama itu. Anggota Real Visual yang lain malah asyik berdeham keras, ingin meledek Yeri. Sebentar lagi, anggota termuda geng cecan itu akan bertemu mantan gebetannya, setelah cukup lama menghindar.

"Hai semuanya." Sapa Jungkook seraya melepas kacamata hitam yang digunakannya, lalu menaruhnya di kerah baju.

Keempat anggota Real Visual menyapanya balik. Terkecuali Yeri yang sedari tadi menunduk. Malas melihat wajah Jungkook.

Berhubung kursi kosong hanya tinggal satu, maka Jungkook pun duduk disana. Ia melihat wajah yang tak asing baginya. Wajah perempuan yang sering menanyakan kabarnya setiap harinya. Tapi, itu dulu. Sekarang, sepertinya kontak line nya sudah di block oleh perempuan itu.

"Yeri? Lo disini juga?" Ceritanya Jungkook mau mencoba akrab kembali.

"Yer, ditanya tuh." Ujar Irene.

"Iya." Sahutnya singkat.

"Karena semuanya udah disini, gimana kalo kita langsung pesen makanan aja?" Jimin buka suara.

Lalu melanjutkan, "Khusus hari ini, gue yang traktir."

Mereka semua sontak bersorak gembira. Sorakan paling keras datang dari Taehyung yang sangat mencintai kata gratis. Bahkan kata itu terdapat pada urutan ketiga dalam kamus hidupnya. Urutan pertama keluarga, urutan kedua cinta. Cogan sayang keluarga yha wqwq.

"Sok tajir lu." Sindir Yoongi memecah kegembiraan mereka. Sekali ngomong pasti nyelekit.

Bagi yang kenal akrab sama Yoongi sih merasa itu sudah biasa, tetapi bagi para cecan itu. Sikap Yoongi sangat munafik, terutama menurut Wendy.

"Alah, sok jaim banget. Padahal dalam hatinya demen dikasi gratisan." Ucapnya pelan namun ternyata di dengar Yoongi.

Yoongi berdeham, Wendy langsung menutup rapat bibirnya. Takut pada singa galak.

Kemudian, mereka pun melihat daftar makanan dan minuman yang tertera dalam menu.

Setelah beberapa menit berpikir, mereka bersepuluh menetapkan pilihan.

"Gue ayam bakar sama minumnya jus alpukat." Ucap Sungjae. Joy, Irene, Yoongi memilih menu yang sama.

"Aku bakso sama es teh aja, Jim." Tutur Seulgi. Jimin, Wendy, Taehyung menyetujui.

Kini, giliran Yeri.

"Aku ikan bakar sama es jeruk, kak."

"Gue juga." Mendadak Jungkook ikut-ikutan.

"Cie samaan mesennya." Ledek Taehyung si mulut lemes.

Yeri membatin, Najis. Ini orang ngapain sih ngikutin gue? Mau buka story lama ceritanya nih? Yeuh.

tbc

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang