40.

434 63 19
                                    

Perjalanan yang Seulgi & Jimin tempuh dari lokasi tempat tinggal mereka yaitu Cijantung, Jakarta Timur menuju Dunia Fantasi yang terletak di Ancol, Jakarta Utara memakan waktu kurang lebih 52 menit. Untuk kencan mereka kali ini, Jimin telah menyewa mobil sebelumnya. Ia tidak akan membiarkan kekasih tersayangnya itu kepanasan karna jarak yang mereka lewati cukup jauh.

•••
Mereka sampai di tempat tujuan tepat pukul 10:55. Jimin memarkirkan mobil sewaan itu dengan ahli. Bahkan sempat membuat Seulgi merasa terpukau. Seulgi tak pernah menyangka bahwa Jimin bisa mengendarai mobil.

Setelah selesai memarkirkannya, mereka berjalan beriringan menuju loket tiket Dufan untuk membeli tiket reguler.

"Selamat pagi. Dikarenakan ini hari libur nasional, jadi harga tiketnya Rp295.000/orang." Sapa mba penjaga loket tiket.

"Dua orang ya mba." Ucap Jimin sembari mengambil dompetnya.

"Totalnya jadi Rp590.000, mas."

Baru saja ingin memberikan uang kertas senilai seratus ribu sebanyak enam lembar, tiba-tiba Seulgi menghentikan tangan Jimin itu.

"Jim, kamu udah terlalu sering bayarin aku. Kali ini, aku mau bayar sendiri aja."

Jimin terkekeh geli mendengar perkataan Seulgi itu. "Yaudah, terserah kamu aja."

Akhirnya mereka membayar tike itu masing-masing. Mba itu memberikat dua tiket reguler.

Sepasang kekasih itu melangkahkan kaki mereka. Suasana dufan hari ini sangatlah ramai dikarenakan hari libur. Banyak anak-anak kecil yang datang bersama kedua orangtua. Bahkan ada juga rombongan keluarga besar yang berlibur disana.

"Panas banget ya, Jim." Seulgi mengipas-ngipas area wajahnya dengan jemari tangan.

Jimin menghentikan langkahnya, "Kalo gitu, aku beli minuman dingin dulu buat kamu, Seul. Kamu tunggu disini ya, jangan kemana-mana."

Seulgi menganggukan kepalanya, setelah itu Jimin berlalu pergi mencari sebotol minuman untuk menghilangkan rasa dahaga Seulgi.

Sembari menunggu Jimin, pandangan mata Seulgi berkeliling. Ia sangat tidak sabar untuk menaiki beberapa wahana permainan disana. Mustahil ia akan menaiki semua wahana disana karena terlalu banyak plus ada beberapa yang tidak ingin dicobanya, alasan terkuatnya hanya satu, takut.

Pikiran Seulgi teringat pada wahana ontang-anting yang sangat disukainya, wahana permainan kursi terbang. Yang ternyata berada cukup jauh dari lokasinya berdiri sekarang. Maka dari itu, ia berniat mencari wahana itu. Ia berjalan sedikit berlari agar segera menemukan wahana ontang-anting.

Beberapa menit kemudian, akhirnya ia menemukan wahana permainan kesukaannya. Seulgi menepuk tangannya senang, layaknya anak kecil.

 Seulgi menepuk tangannya senang, layaknya anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang