49.

402 65 29
                                    

Seulgi mematung seketika. Ia tak habis pikir mengapa Jimin tega melakukan hal sekejam ini. Jimin sengaja pindah rumah, sengaja mengganti nomernya.

Apa itu semua karena aku, Jim?

Padahal, Seulgi baru saja ingin berjuang. Tapi, terhenti begitu saja ketika orang yang ingin dia perjuangkan justru menghilang. Lantas, apa lagi yang bisa diperjuangkannya?

Bukan aku yang mau berhenti berjuang. Tapi, kamu yang sengaja buat aku berhenti, Jim.

Setelah mengetahui kenyataan pahit itu, Seulgi kembali ke rumahnya. Berusaha menerima kenyataan, walau sesungguhnya tak kuasa.

💛💛💛

"Kenapa lo kak?" Tanya Mina tepat setelah melihat wajah Seulgi yang terlihat lesu.

"Gapapa, dek. I'm fine."

Karena tak percaya, Mina akhirnya membuntuti Seulgi hingga di kamar. Melihat kakaknya yang terduduk lemas seperti itu, Mina jadi mendadak khawatir.

"Pasti masalah kak Jimin lagi?"

"Tau aja."

Mina membuang nafasnya, "Kenapa lagi sih kak? Katanya kak Seulgi mau perjuangin dia. Masa sekarang nyerah gitu aja? Kocak amat."

"Gimana mau berjuang, kalo orangnya ilang?!" Bentak Seulgi kesal.

"Hah? Ilang? Maksudnya gimana? Aku gak ngerti kak."

"Jimin udah pindah rumah. Ganti nomer telepon. Jelas banget kan dia mau ngehindarin gue, dek?"

"Idih. Kok kak Jimin jahat gitu sih?"

"Ga ngerti lagi gue. Bodo amat ah. Ga peduli. Pokoknya sekarang gue bakalan move on!"

"Kalo ga bisa, gausah dipaksain deh kak. Move on itu bukan perkara mudah. Apalagi kalo kenangan yang ditinggalkan begitu indah."

Seulgi merebahkan badannya di kasur. "Pusing pala gue, dek. Mikirin cowo satu aja dah kek mikirin kasus koruptor. Susah banget dimengerti. Syedih jadinya."

"Sian banget nasib lu ya, kak. Ikut syedih gue. Mohon bersabar ini ujian."

"Ujian gue minggu depan, ogeb."

"Yaudin kalo gitu belajar lah! Malah mikirin cowo aja. Hadeh."

"Dengerin gue ya dek. Ini adalah amanat dari seseorang yang telah merasakan nikmatnya bercintah. Jadi gini..."

Seulgi melanjutkan kalimatnya. "Punya pacar itu banyak manfaatnya kok. Salah satunya bisa bikin kita jadi semangat belajar."

"Oh begono."

"Makanya buruan cari pacar! Seneng amat sih lo ngejomblo."

"Maap ya. Gue ini jomblo happy. Bukan jomblo ngenes kek cewe2 alay kebanyakan. Prinsip gue sih ya, tanpa cowo hidup lo gabakal kiamat. Justru gue merasa aman, tenteram, damai. Gabakal ada yang ngatur gue, ngelarang gue, bebas mau ngapain aja. Mau gue jungkor balik kek, mau gue salto kek. Terus..."

Seulgi memotongnya, "Gada yang perhatiin. Gada yang nemenin. Gada yang bikin hari-hari lo berwarna. Hidup lo ibarat kek tipi item putih doang. Sunyi. Sepi. Sendiri. Adudu sian."

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang