31.

453 70 28
                                    

Perjalanan mereka menuju bioskop dilewati dengan penuh sukacita. Meskipun, kemacetan melanda selama sekitar 20 menit, tetapi mereka tak menghiraukannya. Seulgi rela mengalami apapun rintangan hidupnya asalkan Jimin selalu didekatnya. Terdengar berlebihan memang.

Karena jalanan sudah tidak macet lagi, alhasil Jimin ngebut bukan main. Ia juga mendadak ngerem tanpa memberikan kode lebih dulu. Akibatnya helm Seulgi beberapa kali membentur helm Jimin.

"Aduh, tiati ngapa Jim naek motornya. Kepalakuh tersakiti oleh benturan ini." Keluh Seulgi sambil memajukan mulutnya kesal.

Jimin cekikikan, "Makanya peluk aku, Seul. Dijamin aman."

Seulgi menurutinya, dengan perlahan ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Jimin. Kepalanya direbahkan pada punggung sang kekasih. Seulgi memeluknya dengan sangat erat, hingga Jimin tak bisa bernafas.

"Seul, jangan terlalu erat meluknya. Kerasa ada yang ganjel gitu dipunggung aku."

Mengerti maksud Jimin itu, Seulgi sontak memukul helmnya dengan kasar. Melepas pelukannya. "Dasar mesum! Gajadi ah aku meluk."

"Becanda, sayang. Aku gabisa nafas kalo kamu meluknya erat gitu." Seulgi akhirnya memutuskan untuk memeluk Jimin lagi, tapi tak terlalu erat.

"Oh, kirain."

💛💛💛

"Mina! Seulgi kok belom pulang? Coba telfon itu anak, minta kepastian." Tanya sang ibu yang sedang menonton drama India 'Paakhi' dari ruang tamu.

"Masih kerja kelompok, ma. Nanti agak maleman baru pulang. Tugasnya setor besok." Jawab Mina yang asal. Dia tidak tahu jika Seulgi bukan kerja kelompok, melainkan sedang kencan bersama Jimin.

"Kak Seulgi kemana sih ini? Lama banget pulangnya. Gatau apa kalo macan lagi nungguin dia."

"Lagian kalo kerja kelompok, palingan yang kerja kak Wendy doang. Kak Seulgi sama kak Irene mah bagian memperhatikan dengan seksama. Eh, palingan ngegosip."

"Gue line aja deh." Mina mengambil ponselnya.

💛💛💛

"Udah sampe, sayang." Jimin menyadarkan Seulgi yang masih asyik memeluknya, padahal mereka sudah tiba di Cinema XXI Mall Cijantung, Jakarta Timur. Mereka tiba disana pukul 04:45

Seulgi turun dari motor. Menyisir rambutnya dengan jemari tangan yang sedikit kusut terkena hembusan angin.

Jimin memarkirkan motornya. Ketika selesai, dia mengajak Seulgi untuk masuk ke dalam.

"Yuk, Seul."

Drtt drtt

"Eh, bentar dulu, Jim. Hp ku bunyi. Takutnya penting."

Mina

Mina: dimana ni kak?
Mina: udah dicariin sama mama

Seulgi: masih dirumah Wendy

Mina: gausah boong.
Mina: tadi aku tanya ka Wendy,
katanya kerkelnya besok.

Seulgi menepuk jidatnya. Dia lupa menyuruh Wendy untuk berbohong jika mereka ada kerja kelompok hari ini. Tamatlah riwayatnya.

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang