xviii.

455 67 23
                                    

Akhirnya Taeyong tiba di rumah sakit terdekat. Ia segera memanggil para perawat, mereka membaringkan Seulgi di ranjang pasien lalu membawanya ke ruang UGD untuk segera diperiksa dan diobati.

Taeyong menunggu dengan harap cemas di depan ruangan itu. Sebelumnya, ia sudah mengabari orangtua Seulgi mengenai kecelakaan itu.

Kecemasan Taeyong bisa dilihat dari dirinya yang terus mondar-mandir, tak sedetik pun berniat untuk duduk.

Beberapa menit kemudian, orangtua Seulgi tiba bersama dengan Mina.

"Taeyong, gimana keadaan Seulgi?", tanya sang ayah cemas.

"Gak tau, om. Dokternya masih didalem", jawab Taeyong.

"Seulgi...", rintih sang ibunda yang tengah dibopong oleh Mina karna tak kuasa berdiri setelah mengetahui anaknya terjatuh dari motor.

"Tenang dulu ma, kak Seulgi pasti baik-baik aja. Mama harus tenang", ucap Mina memberi semangat pada sang ibu.

Sekitar 15 menit kemudian, akhirnya dokter yang mengurus Seulgi itu keluar dari ruangan UGD.

"Gimana, dok?", tanya Taeyong.

Dokter itu tersenyum, "Pendaharannya tidak terlalu parah, hanya sedikit luka dikening saja. Untungnya dia segera dibawa ke rumah sakit"

"Syukurlah", sang ibu mengelus dadanya lega.

"Kalian bisa masuk melihat keadaan pasien. Sekarang dia masih pingsan. Tapi, sebentar lagi pasti pasien sadar"

"Kalau begitu, saya permisi dulu", lanjut dokter laki-laki itu. Ia berlalu pergi.

Mereka semua memasuki ruangan itu. Melihat keadaan Seulgi yang kepalanya sudah diperban, mereka turut bersedih.

Sang ibunda dan Mina duduk di kursi disamping ranjang. Sedangkan ayah Seulgi dan Taeyong terduduk disofa memanjang dekat pintu.

Ibu Seulgi menggenggam tangan anaknya penuh kasih. Ia tak kuasa menahan isak tangisnya yang mengalir seketika.

Sedetik kemudian, kedua mata Seulgi terbuka perlahan. Ia memegang kepalanya seraya merintih kesakitan.

"Seulgi, kamu udah sadar, sayang?", tanya sang ibunda bahagia.

"Mama? Aku dimana nih?", Seulgi masih linglung. Kepalanya terasa sangat pusing.

"Kakak ada dirumah sakit. Kenapa kakak bisa kayak gini sih?", tanya Mina khawatir.

"Tadi kan kakak belajar motor. Eh taunya malah jatoh", ucapnya cekikikan sendiri mengingat kecerobahan nya itu.

Mina mengerutkan keningnya, ia memukul lengan kiri Seulgi. "Ih! Udah tau lagi sakit masih aja sempet ketawa"

"Yaelah, gausah lebay gini, dek. Cuma luka kecil gini doang. Selow aja kali"

Mina tertawa kecil melihat tingkah kakaknya yang sok kuat itu. Ia tahu betul bahwa sebenarnya Seulgi menahan rasa sakit, hanya saja ia tak ingin orang-orang mencemaskannya.

"Aku laper", ucap Seulgi memecah keharuan.

Sang ayah berdiri seketika, "Kamu mau makan apa, sayang? Biar papa sama mama beliin"

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang