81.

402 47 15
                                    

Tidur sendiri ataupun tidur bareng Jimin tak ada bedanya buat Seulgi. Dia tetap saja bangun kesiangan. Dan bodohnya lagi, tanpa sadar Seulgi mempermalukan dirinya sendiri.

Jimin bangkit menyandarkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Seulgi yang masih terlelap. Ia tertawa kecil tatkala melihat Seulgi ngorok.

Ia membelai perlahan rambut hitam kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

"Ngorok aja tetep cantik. Heran deh."

Berhubung iritabilitas— peka terhadap rangsangan Seulgi tinggi, maka Ia langsung terbangun ketika merasa dibelai.

Ia melirik ke arah Jimin, "Eh, kamu udah bangun, Jim?"

"Udah lah. Orang udah jam tujuh lewat lima."

Seulgi sontak menyingkap selimut yang sejak semalam digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.

"KOK KAMU GAK BANGUNIN AKU JIM?! SEPULUH MENIT LAGI AKU MASUK! Kamu tau? Hari ini hari pengumuman kelulusanku." Seulgi menghambur membuka lemari, mengambil seragam lalu berlari secepat kilat menuju toilet.

Lima menit setelahnya, Ia sudah kembali dengan mengenakan seragam. Nistanya, rambut Seulgi masih acak-acakan. Baju seragamnya pun belum sepenuhnya masuk ke dalam rok.

"Ayo anterin aku, Jim! Cepetan!"

Jimin mengerutkan kening, "Seul, kamu gak mandi ya?"

"YA GAK LAH. WAKTUNYA MEPET GA SEMPET AH. Aku cuma cuci muka aja tadi."

Jimin berjalan mendekati Seulgi yang mukanya panik maksimal.

"Santai dong, Seul. Ini masih jam enam lewat empat lima kok." Ucapnya sambil mengancingi kancing baju Seulgi di deret teratas.

Kaget atas perlakuan Jimin, Seulgi lantas menepis kasar tangan pacarnya itu. "Aku bisa sendiri ah, kayak anak tk aja dikancingin segala."

Jimin hanya tersenyum lucu.

"Kok jahat banget sih bohongin aku? Kalo aku jantungan gimana coba?" Ia mendengus sebal.

"Jam segini mah emang udah kesiangan, Seul. Harusnya kamu tuh bangun jam lima." Ia mengacak-acak rambut Seulgi gemas.

"Sukasuka aku dong. Yang mau bangun aku, kok kamu yang repot." Seulgi berbalik, berniat menuju dapur.

Jimin menarik kerah baju Seulgi dari belakang. Membuat badan Seulgi tertarik mundur ke belakang.

"Adu-duh! Apaan sih Jim! Lepas gak!" Protes Seulgi sambil menggoyang-goyangkan badannya.

Ia membalikkan badan ramping Seulgi, tanpa ragu Jimin menarik pinggang Seulgi mendekat ke arahnya. Kedua mata mereka bertemu.

Cupp

Jimin baru saja mencium sekilas bibir Seulgi. Beda halnya dengan Jimin yang terlihat senang, Seulgi justru terbelalak kaget.

"Ji-Jim? Kamu..."

"Bentar lagi kan kamu lulus SMA. Jadi hal kayak gini wajar aja kan? Gausah tegang gitu ah. Kayak baru pertama kali aku cium aja."

Setelah melontarkan kalimat itu, Jimin langsung berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Seulgi menutup cepat pintu kamarnya. Ia ingin menyembunyikan rasa keterkejutannya itu.

Ia bersandar pada pintu, mengelus bibirnya yang masih terasa basah setelah dikecup Jimin tadi.

"Kok bentar banget sih nyiumnya? Kenapa gak pake dilumat-lumat? Ah gak asik si Jimin."

[✔️] Cilok Cinta | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang