Nifa POV
"Bu berangkat." Ucap gue sembari menyium punggung tangan ibu tercinta.
"Iya hati-hati ya nak. Nanti pas kamu lewat tukang sayur, kalau ibu-ibu lagi bahas berita hot langsung telpon ibu ya." Kata ibu gue masih sambil nyapu halaman
"Hush, tobat bu tobat..." Gue cuman bisa geleng - geleng kepala.
Ibu gue hanya pasang wajah jemberut.
"Udah ah berangkat, dadah."
Gue berjalan meninggalkan rumah. Hari-hari berangkat sekolah sendirian. Memang nasib, gue gak punya pacar dan gak dianter ayah, karena beliau lagi tugas di luar kota, ga juga sama abang karena gue ga punya abang, kakak punya sih tapi dia masih di alam mimpi. Maklum dia habis sift malam. Oke ini ga penting sebenernya.
Seperti biasa gue berangkat menuju sekolah menggunakan angkutan umum. Jalanan masih senggang, angkot pun masih belum padat penumpang. Waktu yang enak memang untuk berangkat sekolah. Namun, tidak biasanya gue berangkat sepagi ini, toh jarak antara rumah dan sekolah gue juga gak terlalu jauh. Ada alasan kenapa gue tumben - tumbennya berangkat lebih awal.
Gak sampai sepuluh menit, gue sampai di depan gang sekolah. Gue berjalan beberapa menit sampai sebuah papan nama besar bertulis SMA Nusantara Bakti terpampang jelas di atas sana. Selamat datang di sekolah gue. SMA biasa yang tidak terlalu terkenal. Gue menggosok kedua telapak tangan. Udara pagi di sini masih sangat sejuk dan dingin berkat hutan besar yang mengelilingi sekolah.
Gerbang sekolah terlihat masih sepi, belum ada anak-anak OSIS yang berjaga, bahkan satpam sekolah pun masih betah di dalam posnya. Gue langsung masuk ke dalam sekolah, menyapa Pak Rudi, satpam sekolah, yang dibalas senyuman khas orang tuanya. Gue gak menuju lobby tapi berbelok melewati parkiran dan pergi ke bagian kiri sekolah. Di sana hanya terdapat dua ruangan besar, salah satunya memiliki papan nama bertulis "Ghost at School" tergantung di atas pintu. Inilah alasannya. Sebagai bagian dari klub ini gue harus menghadiri kegiatan klub di pagi hari ini.
Dilihat dari namanya saja kalian pasti sudah bisa menebaknya kan? Yap, klub ini berfokus pada sesuatu yang berhubungan dengan Ghost atau hal-hal spiritual. Setidaknya ketua klub menulis seperti itu di formulir pembuatan eskul baru. Dan seminggu kemudian, formulir itu disetujui sebagai klub oleh kepala sekolah langsung. Gue sendiri, masuk ke klub ini bukan karena gue tertarik dengan hal-hal seperti itu, tapi karena sebagai anak tahun pertama kami diwajibkan mengikuti minimal satu ekstrakurikular alhasil gue asal pilih aja deh.
Jujur gue juha gak tau kenapa klub ini bisa dapet ruangan sendiri walaupun berada di gedung lama yang bangunannya terpisah dengan bangunan utama. Mungkin biar mendalami peran sebagai klub spiritual, karena gedung lama ini sudah terkenal menyeramkan memang. Hanya ada sebuah gudang yang selalu di kunci rapat dan tidak ada seorang pun yang mau menginjakkan kaki mereka ke gedung lama selain kami. Kesan menyeramkan itu juga didukung dengan langsung terhubungnya hutan belakang sekolah dengan ruangan ini.
Konon katanya banyak sekali kasus orang hilang di hutan tersebut.
"Yah tapi, nyatanya kita aman - aman aja setahun terakhir in-"
Bruuuuukkkkkk
Brakkk
Kretek
Kretakkk
Tang...tang....tang(?)
Cklik
Ckrek
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ruang Club (REVISI)
Mystery / ThrillerSebuah ruang club yang menyimpan sebuah mistery menyeramkan,terus menelan korban mencari tumbal yang cocok. Bagaimana anggota club itu menyelesaikan masalah ini???? Apa salah satu dari mereka akan menjadi tumbal???? Bagaimanakah rasanya terus ditero...