37. Promise

240 23 5
                                    

Minji's POV

"Minji-ya?"ucap Hanna menyadarkanku dari lamunanku.

"Uh-oh kenapa?"ucapku.

"Kau tidak apa-apa?"ucap Hanna terlihat khawatir.

"Cuma sedikit tidak enak badan saja"ucapku lalu mengambil tasku.

"Kau mau kemana?"ucap Hanna setelah melihatku menggendong tas.

"Aku mau pulang duluan, tolong kau izinkan ya"ucapku sebelum beranjak pergi.

...

Pulang sekolah...

Taehyung's POV

"MINJI-YAAA"teriakku seperti biasanya ketika berada di depan kelasnya.

Namun anehnya saat itu aku sama sekali tidak melihat keberadaan Minji di kursinya, aku pun melangkahkan kakiku memasuki kelas itu, tasnya pun juga sudah tidak ada. Apa dia sudah pulang duluan ya?

"Hanna-ya apa kau tau Minji kemana?"ucapku kepada Hana teman sebangkunya.

"Loh dia tidak memberitahu oppa?"tanya Hanna padaku.

"Tidak"ucapku mulai khawatir.

"Tadi setelah istirahat, ia pamit pulang dia bilang tidak enak badan"ucap Hanna seakan menamparku.

"Apa? Kemana?"ucapku cepat.

"Entahlah, coba kau hubungi dulu"ucap Hanna mengidikkan bahunya ringan.

Aku pun segera mengambil ponselku, dan menelponnya. Panggilan pertama tidak ada jawaban. Panggilan kedua masih tidak ada jawaban. Perasaanku makin tidak enak saja mengenai hal ini, aku kembali menelponnya namun hasilnya masih sama, nomornya tidak dapat dihubungi. Kemana gadis itu?

"Nomornya tidak aktif"ucapku yang mulai digerayangi rasa khawatir.

"Apa? Kau serius?"ucap Hanna terkejut.

"Apa dia tidak memberitahumu kemana dia pergi?"ucapku meminta petunjuk dari Hanna.

"Tidak, dia tidak memberitahuku dia kemana, dia cuma bilang kalau mau pulang. Apa mungkin dia sudah dirumah?"ucap Hanna

"Yah semoga saja, aku duluan ya"ucapku lalu segera melangkahkan kakiku menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran aku melihat Jungkook dan Jin hyung sekilas. Tak ada niatan untuk menyapa mereka. Aku langsung memasuki mobilku dan segera tancap gas penuh untuk segera sampai dirumah. Semoga saja gadis itu benar-benar sudah dirumah. Ya. Semoga.

Aku semakin menambah kecepatan mobilku. Ke kanan. Ke kiri. Menerobos mobil-mobil di depanku. Mobil sport yang kugunakan saat ini benar-benar sudah berguna sesuai fungsinya yang memiliki kemampuan tancap gas melebihi mobil biasa lainnya. Dalam hati aku juga terus merapalkan doa agar gadis itu baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu dengannya aku bersumpah akan menghukum diriku sendiri tanpa ampun.

Ckittt

Suara decitan ban yang bertemu dengan jalanan ketika di rem penuh dengan mendadak dapat kudengar. Tapi aku tidak perduli. Yang ada di otakku saat ini hanya gadis itu.

Aku melepaskan seatbelt yang kugunakan dan segera berlari memasuki rumah.

"MINJI-YAAAA!"teriakku kencang ketika sudah di dalam.

"KIM MINJI!"

"KAU DIMANA?"

Aku menyusuri setiap sudut rumah yang cukup besar ini, namun hasilnya nihil. Pilihan terakhir hanya kamarnya, semoga saja ia berada di kamarnya.

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang