07

2.4K 177 1
                                    

Author POV

"Cewek sialan" desis Vania mendorong Santi.
"Apa apaan sih?" ucap Santi kesal.
"Dia mulai lagi" batin Revan.
"Kamu yang apaan? Hey jangan sembarangan menyentuh kak Revan. Dia milikku dan aku gak suka milikku disentuh cewek murahan kaya kamu" ucap Vania melotot garang. Santi diam menatap Revan tak percaya dan mulai berdehem pelan. "Helo?? Nona aku tau gimana tipe cewek idaman Revan dan em kalo boleh jujur kamu kurang masuk dalam tipenya. Baby Revan apa sih yang kamu liat dari dia?" ucap Santi memandang remeh Vania. "Udah deh kalian jangan ribut disini aku paling benci sama kegaduhan. Paham " ucap Revan menegaskan setiap kata yang dia ucapkan.

"Kamu liat kan anak mami? Lebih baik kamu belajar dulu yang pinter dan jangan harap kamu bakalan jadi pacarnya Revan selagi ada aku" ucap Santi tersenyum miring.
"Kurang ajar.. Tak akan aku biarkan kamu merebut kak Revan dariku ". Ucap Vania menjambak rambut Santi. Santipun teriak kesakitan sambil menjambak balik rambut Vania.
"Kalian apaan sih" teriak Revan menatap Vania dan Santi.
"Revan" rintih Santi membuat Revan reflek mendorong Vania dan hampir membuatnya terpentok meja.

"Revan" Santi memeluk Revan sambil menatap Vania meremehkan.
"Dasar wanita ular" ucap Vania ingin menampar Santi dan ditepis oleh Revan.
"Van cukup. Aku kan udah bilang aku gak suka kaya gini. Kamu ngerti nggak sih" teriak Revan menatap Vania.
Membuat Vania diam menatap Revan.
"Aku kan cuma berusaha melindungi milikku. Aku gak suka milikku disentuh orang lain kak". Ucap Vania lirih. "Aku bukan barang. Dan aku bukan milikmu okey, bukannya kamu yang seenaknya bilang aku pacarmu padahal aku gak pernah merasa kita ada hubungan. Itu hanya imajinasi berlebihanmu". Ucap Revan menatap Vania acuh. "Jadi selama ini kakak gak pernah menganggap aku? Kencan kita dan semua yang udah kita lalui gak ada artinya buat kakak?" ucap Vania dengan penuh kekecewaan menatap Revan. "Ya. Sama sekali gak ada artinya dan tolong jangan buat kacau hidup aku lagi Van". Ucap Revan tegas.

Vania tertawa lirih penuh akan luka "aku bodoh atau apasih. Kakak benar aku hanya membuat hidup kakak kacau. Aku minta maaf aku janji gak akan buat hidup kakak kacau lagi. Aku minta maaf sama kakak". Ucap Vania memeluk Revan. "Aku cinta sama kakak. Aku gak akan bisa lupain kakak. Aku mohon jangan bilang padaku untuk melupakan semuanya karena aku tak akan mungkin sanggup". Ucap Vania lirih dan mengecup bibir Revan sekilas.
"Makasih atas semuanya" ucap Vania lirih dan langsung bergegas pergi.
"Kenapa jadi kaya gini. Vania" ucap Revan lirih menatap kepergian Vania.

Vania pov

Bodoh..
Tolol..
Selama ini sebenarnya aku Sudah tau suatu saat kak Revan pasti akan bilang begitu. Tapi aku selalu menutup mata dengan kelakuannya, aku selama INI hanya dianggap sebagai parasit yang menempelinya..
Aku tertawa lirih penuh luka menatap langit yang gelap.
Byurr***
Dan saat hujan mengenai tanah seketika itu juga air mataku turun tanpa terkendali.
"Akkkkkhhh" aku berteriak mengeluarkan segala luka yang tersisa. Aku harap setelah ini aku akan lupa semuanya.

*jae 🐣

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang