"Dia sekretaris Revan ma. Cepat telvon dokter" ucap Revan membawa Nando ke kamar masih diikuti Vania.
Dokter Sudah memeriksa keadaan Nando dan ternyata hanya kebas biasa, Revan yang mendengarnya pun menghela nafas lega.
Nando masih Tidak mau makan walaupun Revan yang membujuknya.
"Ayo sayang" ucap Revan memelas menatap Nando."Ando ndak mau yah. Ando gak lapel" ucap Nando cemberut menatap Revan.
Ayah satu anak itu terlihat kacau.Vania yang melihat itupun mendekati Nando, membuat si kecil memeluk Vania erat.
Vania sekarang tau kenapa Nando sangat rewel. Ternyata demam.Vania mengusap kepala Nando.
"Nando makan ya" ucap Vania masih mengelus puncak kepala Nando sedangkan Nando hanya menggeleng."Nanti kalau Nando gak makan, nanti sakit loh. Kalau Nando sakit nanti gak bisa main lagi" ucap Vania menatap pria kecil itu.
"Nando mau sakit?" Tanya Vania yang dijawab gelengan pelan.
"Nggak mau. Tante suap ya" pinta Nando yang diangguki Vania.
Nando dengan semangat menerima suapan Vania membuat Vania terkekeh pelan.Tak sadar Revan yang melihat Itu pun tersenyum.
"Apa Nando butuh ibu?" Batin Revan berteriak.***
Revan berjalan keluar, dan berpapasan dengan sang Mama.
"Nando mau makan?" Tanya sang Mama cemas."Iya tadi Vania Sudah membujuknya" ucap Revan mengusap kepalanya kasar.
Mama Revan mengelus pundak anaknya.
"Dia butuh ibu sayang. Kamu tak pernah ada waktu untuknya membuatnya merasa kesepian. Lagian sekretaris kamu gak papa, Nando kayaknya suka" ucap Mama Revan.
Revan melotot menatap mamanya."Tapi..."
"Demi Nando, carikan ibu yang sanggup menerima dan merawat Nando sayang" Mama Revan memgusap rambut anaknya."Aku akan berusaha Ma" ucap Revan lirih.
Gimana???🙋🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine
Random" Kak Revan jadilah pacarku " ucap gadis itu memberi Revan coklat,sedangkan Revan menatap aneh kearahnya. " Pokoknya Kak Revan harus jadi pacarku.Oke ! Bye kak Revan Love You ". ucap gadis itu seraya mengedipkan mata dan berlalu. "Ck , gadis aneh "...